Jakarta – Bank BNI kembali memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp 4,36 triliun kepada PT Waskita Karya. Adapun pinjaman kepada BUMN pengembang tersebut akan ditujukan untuk mendukung pelaksanaan sisa proyek 2011 dan proyek kontrak baru 2012.
Fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp 1 triliun, penerbitan garansi bank sebagai penjaminan proyek Rp 3 triliun, dan letter of credit (L/C) untuk impor barang modal sebesar US$ 40 juta. Di luar itu, BNI dan Waskita Karya juga bekerja sama untuk supply chain financing kepada suplayer dengan plafon Rp 200 miliar, yang akan disalurkan pada 30 subkontraktor pada tahap pertama.
"Ini menjadi bukti sinergi BUMN dalam pembangunan infrastruktur. Infrastruktur memang key success faktor dalam membangun industri. Di kala industri dalam negeri sudah terbangun, sehingga kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi di dalam negeri, saya punya keyakinan, apa pun yan terjadi di dunia, kita akan survive," ungkap Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo di Jakarta (6/2/2012).
Dia menjelaskan, , BNI punya komitmen besar dalam pembiayaan infrastruktur. Kebutuhan infrastruktur, katanya, merupakan kebutuhan fisik dan nonfisik. "Kami lihat dalam infrastruktur fisik, yang dibutuhkan interkonektivitas, jalan, laut, dan udara. Kedua, kelistrikan. Karena tanpa itu akan terjadi downtime. Ketiga telekomunikasi. Itu sangat penting karena bicara telekomunikasi tanpa batas. Kami melihat, ini tidak ada persoalan," jelas Gatot.
Menurut Gatot, yang perlu didorong merupakan infrastruktur nonfisik, yakni aturan main pembangunan infrastruktur. Dengan pembenahan hal tersebut, pembangunan infrastruktur seharusnya mudah. Karena, kata Gatot, keahlian kita punya, uang pun kita punya. "Menteri Perindustrian sendiri bilang, overhead cost industri itu 50%-nya biaya logistik. Ini soal infrastruktur, downtime. Bunga bank tinggi itu cuma 2,3%," tambah Gatot.
BNI juga membantu kinerja Waskita Karya lewat layanan cash management dan virtual account. Waskita Karya sendiri merupakan nasabah BNI yang telah menggunakan layanan bank tersebut sejak dulu. BNI membantu Waskita Karya ketika technical bankrupt tiga tahun yang lalu. Tahun lalu pun, pemborong tersebut menerima pinjaman dari BNI sebesar Rp 2,6 triliun.