Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menargetkan penyaluran pembiayaan kredit dapat mencapai sebesar Rp26 triliun hingga akhir 2011. Penyaluran kredit masih akan difokuskan ke sektor perumahan, yang komposisinya ditargetkan dapat mencapai lebih dari 90% pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan Treasury BTN Saut Pardede mengungkapkan, sumber dana untuk penyaluran kredit ini berasal dari pengembalian angsuran, dan juga menggunakan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta dana obligasi, repo, maupun PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).
"Dari Rp26 triliun, sumber dananya ada dari pengembalian angsuran. Sistem kredit kita kan ada unsur pokok dan bunga, unsur pokok itu setahun kita terima minimal Rp8 triliun. DPK kita harapkan hasilkan Rp14 triliun. Siasanya dari penerbitan obligasi, repo, SMF di semester II," terang Saut usai acara paparan publik Obigasi XV BTN di Jakarta, Selasa (7/6).
Dari besaran dana tersebut, ungkapnya, hampir 90,9% kredit akan disalurkan ke sektor perumahan. Adapun penyaluran kredit BTN dari Januari-Maret 2011 tercatat sudah Rp1,8 triliun. Sedangkan untuk kredit non-perumahan, katanya, BTN akan fokus pada penyaluran kredit konsumer, KUR, KMK dan non-developer.
Sementara itu, hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan penyaluran kredit fasilitas pembangunan perumahan (FLPP) perseroan dapat mencapai Rp6 triliun hingga akhir tahun ini. Direktur BTN Irman A. Zahirrudin mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana sebesar Rp2,4 triliun, sedang sisanya Rp3,6 triliun berasal dari pemerintah.
Saat ini, ungkapnya, BTN menerima angsuran kredit sebesar Rp1 triliun setiap bulan. Perseroan menargetkan angsuran kredit yang diterima sepanjang tahun ini minimal dapat mencapai angka Rp8 triliun-Rp 9 triliun.
"Rasio kecukupan modal akan semakin tergerus jika kita semakin tinggi berekspansi. Tahun lalu CAR ada di level 17%, tahun ini diperkirakan akan di 15%," tambahnya.
Wakil Direktur BTN Evi Firmansyah menjelaskan, dana tersebut nantinya sebagian diambil dari hasil penerbitan obligasi XV perseroan yang sebesar Rp2 triliun. Obligasi ini menawarkan kupon dikisaran 8,625%-9,125% dengan tingkat bunga tetap, yang akan jatuh tempo pada tahun 2021. "Penggunaan dana obligasi ini salah satunya juga untuk FLPP ini," kata Evi.
Irman melanjutkan, permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) menurut memang cenderung rendah pada Kuartal I. Selanjutnya pada Kuartal II, permintaan KPR juga masih relatif sama dan baru akan meningkat pada Kuartal III dan mencapai puncaknya pada Kuartal IV.
Meski permintaan KPR biasanya mencapai puncak pada Kuartal IV, dirinya berharap, target FLPP sebanyak Rp6 Triliun sudah dapat terpenuhi maksimal pada awal kuartal IV – 2011. Dari kerjasama dengan pemerintah tersebut, pihaknya menargetkan bisa menyalurkan sebanyak 120 ribu unit rumah.
Irman mengungkapkan, pada kuartal II penyaluran FLPP BTN diharapkan bisa mencapai Rp1,5 Triliun. Degan demikian, sisa Rp3,5 Triliun tinggal dikejar pada semester II 2011. Meski demikian, penyaluran FLPP tetap harus didukung ketersediaan produk di lapangan.
Meski demikian, lanjut dia, salah satu kendala yang dihadapi dalam penyaluran FLPP adalah ketersediaan rumah untuk dibiayai. Padahal, BTN siap mendanai 120 ribu unit rumah melalui FLPP pada tahun ini. Sampai akhir Maret 2011, perseroan telah membiayai 24 ribu unit rumah melalui program ini. Penyaluran FLPP dalam empat produk yaitu KPR Sejahtera Tapak, KPR Sejahtera Susun, KPR Sejahtera Syariah Tapak, dan KPE Sejahtera Rusun.
FLPP merupakan program pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk penyediaan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). Program tersebut dibuat untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah dan menengah agar memiliki hunian. Fasilitas tersebut menjanjikan tingkat suku bunga 8,15-9,95% dan bersifat tetap dengan jangka waktu kredit hingga 15 tahun.
Kemenpera menargetkan program FLPP bakal membiayai 210 ribu unit rumah pada tahun ini. Sebanyak 120 ribu unit rumah akan dipenuhi dari BTN, 50 ribu unit dari PT Bank Bukopin Tbk, 20 ribu unit dari BPD, dan 20 ribu unit dari PT Bank Negara Indonesia Tbk serta bank-bank lainnya. Total nilai FLPP pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp9,5 Triliun.