JAKARTA, Stabilitas – Wabah Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat. Lantas bagaimana jurus UMKM menghadapi “tsunami” akibat Covid-19 ini?
Kepala Ekonomi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Kiryanto memberikan tips-tips bagi UMKM agar dapat bertahan di tengah tekanan Pandemi Covid – 19. Tips-tips tersebut disampaikan dalam acara diskusi online Forwada bertajuk, “Update UMKM; Jurus bertahan Selama Pandemi Covid -19”, Selasa, (5/4/2020).
Tips Pertama, menurut Kiryanto yang akrab disapa Ryan, adalah, Fokus pada kebutuhan konsumen. Kedua, Terus berinovasi dan berkreasi baik di level produk maupun services sesuai dengan perubahan preferensi dan perilaku konsumen. Ketiga, Kembangkan Penelitian dan Pengembangan untuk meningkatkan daya tahan ketika krisis melanda.
Keempat, Tidak boleh cepat berpuas diri karena persaingan akan semakin keras. Kelima, Persiapkan generasi berikutnya untuk menjadi pemimpin umkm masa depan yang lebih tangguh. Keenam, Jaga hubungan baik timbal balik dengan vendor, supplier dan distributor. Ketujuh, Berhimpun dalam organisasi umkm sebagai sarana mengembangkan jejaring dan bisnis. Kedelapan, Berkolaborasi dengan perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha.
Pada kesempatan yang sama, Praktisi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Sigit Iko Sugondo mengatakan, UMKM bisa melakukan beberapa jurus ampuh agar usaha mereka tidak terhambat atau selamat melalui pandemi Covid-19 ini. Jurus Pertama, adalah Kreativitas dan Inovasi. Jurus Pertama inilah yang akan menjadi kunci dalam menghadapi wabah Covid-19. UMKM harus memahami bahwa durasi pandemi Covid-19 tidak dapat diduga secara pasti, untuk itu tidak perlu panik, dan segera lakukan tindakan penyesuaian.
“Kita tidak bisa mengendalikan angin, tetapi kita bisa mengendalikan perahu yang kita tumpangi” ujar Iko.
Jurus Kedua, memastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.
Jurus Ketiga, UMKM harus memahami perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang, yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku.
Jurus Keempat, UMKM harus me-review produknya termasuk customer profile. Jurus Kelima, menyesuaikan strategi customer relations dan kanal penjualan. Jurus keenam adalah dengan merencanakan ulang pendapatan dan memangkas anggaran biaya. Dan Jurus Ketujuh UMKM dalam konsisi pandemic Covid-19 ini harus berkolaborasi, kerjasama usaha hingga dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru.
Setelah 7 langkah dilakukan, jurus pamungkas bagi UMKM dalam menghadapi wabah Covid-19 ini adalah sedekah, karena sedekah membuka pintu rejeki. “Ketika semua melakukan social distancing, stay at home, go online, dari semua itu kita dapat temukan peluang didalamnya, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan,” pungkas Iko.
Iko menuturkan, Covid-19 secara tidak langsung telah sanggup menurunkan angka penjualan akibat berkurangnya pelanggan, kesulitan pasokan bahan baku, menurunnya laba yang diperoleh, atau malah menderita kerugian. Akibat wabah Covid-19 ini, pelaku UMKM juga kesulitan membayar angsuran kredit (gagal bayar, atau tidak berproduksi/ tidak berusaha dalam waktu yang lama, hingga bertambahnya hutang).
Dalam hal keuangan, keuangan UMKM harus menjaga ketersediaan dana untuk pembayaran kewajiban dan atau modal awal usaha pada saat memasuki masa recovery. Strategi lainnya yang dapat dilakukan UMKM adalah dengan bantuan kedaruratan dimana dengan membantu keluarga pelaku UMKM dan pekerja sektor informal yang sama sekali tidak dapat berusaha sehingga mereka kehilangan penghasilan.