JAKARTA, Stabilitas.id – Hingga semester I-2022 Saratoga telah melakukan beberapa investasi baru untuk memperluas portofolionya. Seperti pendanaan terhadap AtriaDC, perusahaan penyedia layanan data center ramah lingkungan.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan dalam keterangan resminya di Jakarta, pada Jumat (29/7/22).
Saratoga juga melakukan investasi baru pada Forest Carbon, perusahaan pengembang proyek karbon premium yang berdiri pada tahun 2012. Forest Carbon melestarikan hutan dan lahan basah, melindungi keanekaragaman hayati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk hidup sejahtera.
Bisnis kredit karbon menjadi salah satu industri baru yang potensial mengingat Indonesia memiliki cadangan karbon yang sangat besar, termasuk di dalamnya kaya akan hutan hujan tropis (rainforest) dan lahan basah yang penting, dimana wilayah Indonesia mencakup sepertiga luasan lahan gambut dunia.
“Proyek-proyek Forest Carbon sukses merestorasi lahan gambut, melindungi spesies yang terancam punah termasuk harimau Sumatera, dan mendukung masyarakat lokal dengan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja,” ujar Devin.
Devin menegaskan, investasi Saratoga tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, disiplin, terukur dan efisien. Hal ini tercermin dari rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV hanya sebesar 0,3 persen dan rasio pinjaman bersih terhadap NAV hanya 0,5 persen.
Sampai akhir semester I, posisi utang bersih Saratoga sebesar Rp 296 miliar, berkurang jauh dibandingkan akhir kuartal I-2022 sebesar Rp3 triliun. Berkat efisiensi Perseroan dan kinerja positif portofolio investasi, Saratoga berhasil memperkuat posisi keuangan di semester I-2022.
“Efisiensi biaya operasional dan beban pinjaman ini juga menjadi bagian dari strategi investasi yang dilakukan Saratoga. Dengan posisi utang saat ini, secara fundamental Saratoga memiliki kemampuan yang semakin kuat dalam menjalankan investasi di masa yang akan datang,” tutup Devin.***