• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Selasa, Juni 17, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
 
 
 
 
 
Home Laporan Utama

Menjadi Long-Lasting Learning Bank

oleh Sandy Romualdus
13 Februari 2012 - 00:00
7
Dilihat
Menjadi Long-Lasting Learning Bank
0
Bagikan
7
Dilihat

Bank-bank yang sudah melewati usia 50 tahun tak lalu aman dari risiko kolaps dan bangkrut. Terus belajar dari perubahan yang ada adalah kunci yang harus selalu dimiliki oleh bank-bank tersebut.

Oleh : Egenius Soda

 

BERITA TERKAIT

Jangkau 67 Ribu Desa, AgenBRILink Terus Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia

Student Integrity Campaign, Cara OJK Ajak Mahasiswa Paham Keuangan Berintegritas

Survei Konsumen Mei 2025: Keyakinan Konsumen Terjaga

Utang Luar Negeri Indonesia April 2025 Tumbuh 8,2 Persen Jadi US$ 431,5 Miliar

Salah satu pepatah yang paling terkenal mengenai belajar adalah ’tuntutlah ilmu dari buaian ibu hingga liang lahat’. Pepatah Arab yang berasal dari kata-kata Muhammad, sang Nabi terakhir dalam Islam itu tepat sekali menggambarkan bahwa belajar adalah kegiatan seumur hidup.

Kalimat itu cocok juga jika kita kaitkan dengan bank-bank besar yang tetap bertahan meski sudah berusia lebih dari setengah abad. Apa pasal? Bank-bank yang sudah dianggap ”berumur”, seperti juga manusia tentu sudah banyak mengalami peristiwa-peristiwa penting yang bisa menjadikannya seperti sekarang. Dan satu hal yang pasti –baik manusia maupun bank– mereka belajar.

Situasi bisnis yang selalu berubah-ubah memang harus diimbangi oleh adaptasi yang tepat oleh bank dengan belajar melakukan penyesuaian. Dengan belajar itulah bank bisa bertahan bahkan terus bertumbuh.

Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Subarjo Joyosumarto mengatakan, ada faktor yang menentukan sebuah bank bisa bertahan atau tidak. Pertama adalah faktor perubahan (change/ C) dan kedua adalah faktor kemampuan belajar (learning/ L). ”Jika L sama dengan C maka bank tersebut bisa bertahan. Namun jika ingin tumbuh maka L harus lebih besar dari C. Akan tetapi jika L lebih rendah dari C maka bank tersebut tinggal menunggu saat kolapsnya saja,” jelas dia.

Menurut mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia itu, kemampuan belajar di setiap perubahan itulah yang membuat sebuah bank bisa terus hidup, bahkan terus tumbuh menjadi bank yang selalu diperhitungkan.

Bank-bank seperti Goldman Sachs, Merrill Lynch, dan Morgan Stanley di luar negeri atau BRI, BTN dan Bank NISP adalah contoh-contoh bank-bank berusia ”tua” namun tetap menunjukkan perannya di industri. Goldman Sachs berdiri 1869, Merryl Lynch sudah ada sejak 1914, Morgan Stanley muncul pertama kali tahun 1935. Ketiganya merupakan bank dengan usia di atas 50 tahun namun tetap eksis.

Sementara itu, di Indonesia BRI berdiri tahun 1895, BTN di tahun 1897 dan NISP muncul 1941. Ketiganya juga tidak bisa dibilang bank ”kemarin sore”, meski NISP belum berusia lewat seabad. ”Kenapa ada bank-bank besar yang terkenal misalnya seperti Merril Lynch di Amerika, atau BRI di Indonesia bisa berumur seratusan tahun? Karena bank-bank tersebut selalu learning,” tukas Subarjo.

Namun bagi dia, usia bukanlah faktor yang terpenting untuk menjamin sebuah bank bisa terus beroperasi dan menjadi bank yang terkemuka. Dan yang membedakan sebuah bank yang maju dengan yang tidak adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Singkatnya, faktor kemampuan belajar dari perubahan itulah yang membuat sebuah bank bisa bertahan dan bahkan terus tumbuh.

Goldman Sachs, Merrill Lynch, dan Morgan Stanley, meski berbeda nasib namun tetap dinilai sebagai bank yang selalu bisa menyesuaikan dengan keadaan. Pasca krisis 2008, saat bank-bank besar lainnya kolaps –seperti Lehman Brothers, Washington Mutual, RBS– ketiganya masih berdiri meski terpuruk.

Merril Lynch diakuisisi oleh Bank of America pada 2009. Sementara dua lainnya berubah menjadi bank komersial dari sebelumnya bank investasi. Dan apa yang dilakukan ketiganya bisa dianggap sebagai tindakan ’belajar dari perubahan’.

Namun demikian, di sisi yang lain ada pula bank yang sudah berumur 50 tahun, tetapi kinerjanya begitu-begitu saja alias tidak ada yang istimewa. ”Umur dalam pengertian di sini adalah yang selalu update dengan perkembangan,” tambah Subarjo.

Sebagai lembaga yang sangat bergantung pada kepercayaan (trust) dari masyarakat, bank –terutama yang sudah berusia lebih dari 50 tahun– tentu tidak mau ambil risiko terhadap faktor kepercayaan itu. Jika tidak, maka siap-siap saja menyusul bank-bank yang sebelumnya sudah almarhum.

Oleh karena itu tantangan bagi bank-bank yang sudah melewati usia emas itu dianggap lebih berat. Satu di antaranya yang menjadi tantangan ekstra adalah kemampuan mengelola risiko. ”Kemampuan bank dalam mengelola risiko akan menentukan panjang atau pendeknya usia bank tersebut,” kata pengamat bisnis perbankan dari Vibiz Consulting, Alfred Pakasi.

”Pengalaman krisis di 2008/2009 yang menghempaskan Lehman Brothers yang berusia 158 tahun bisa menjadi pelajaran. Demikian juga Washinton Mutual yang tidak lain bank komersial terbesar di Amerika ditutup pada 2009 dalam usia 120 tahun. Artinya bank harus dikelola dengan cukup pruden,” jelas dia lagi.

Kemampuan Adaptasi

Untuk menjadi bank yang selalu bisa belajar dari perubahan tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Sebagai industri padat modal, SDM di industri perbankan merupakan komponen penting dan dianggap sebagai salah satu modal krusial.

Oleh karena itu, menurut Subarjo dari LPPI, kemampuan pegawai bank harus terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya agar mampu membawa bank beradaptasi dengan perkembangan jaman.

Apalagi beberapa tahun ke depan, Indonesia akan masuk ke dalam persaingan bebas dalam masyarakat ekonomi ASEAN, di mana dalam salah satu unsurnya adalah free movement and skill.

Hal itu tentu menjadi tantangan bagi bank untuk mengembangkan sistem pembelajaran di bank, jangan sampai kualitas dan daya saing SDM Indonesia kalah dari negara lain di regional Asia Tenggara.

Menurut Subarjo, bank-bank di Malaysia dan Singapura sudah mempersiapkan dengan baik pegawai-pegawainya agar bisa dikirim ke negara lain, termasuk Indonesia. Dengan pasar yang sangat besar, Indonesia tentu akan menjadi incaran perbankan asing. ”Jadi yang perlu adalah membangun kompetensi agar mampu bersaing dengan orang-orang asing itu. Kemudian berusaha supaya pasar ini kita yang kuasai, jangan sampai jatuh ke tangan orang lain,”ungkap dia lagi.

Setali tiga uang seperti yang dijelaskan Toto Pranoto, Direktur Pelaksana Lembaga Management Fakultas Ekonomi UI. Mengutip pendapat Arie de Geus dalam bukunya ’The Living Company’, Toto menyebutkan empat hal utama agar sebuah perusahaan bisa bertahan yakni adaptasi terhadap perubahan yang ada, kohesivitas atau rasa memiliki terhadap perusahaan, pengelolaan keuangan yang konservatif atau pruden dan toleransi dalam artian menciptakan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan inovasi.

Yang tidak kalah penting bagi bank adalah permodalan. Bank dengan modal yang kuat akan lebih mudah melakukan berbagai perubahan dan inovasi guna memenuhi kebutuhan nasabah. Memang sulit rasanya bagi bank yang tidak memiliki kecukupan modal untuk bersaing dan tumbuh. ”Modal sangat penting karena kalau tidak memiliki equity yang cukup maka bank tersebut akan berkembang lamban,” kata Toto.

Akan tetapi, ujar dosen manajemen itu, semua itu kembali lagi kepada manajemen terutama bagaimana manajemen menjalankan operasional perbankan. Peran manajemen ini diantaranya dalam menumbuhkan kekuatan marketing yang efektif dengan berbagai terobosan atau inovasi.

Selain inovasi dan adaptasi, bank juga diingatkan untuk tidak meninggalkan nilai inti dan juga budaya perusahaan. Perkembangan yang terjadi dalam industri keuangan kerap menggoda bank untuk meninggalkan semangat dan cita-cita awalnya.

“Tentunya corporate culture tidak akan hidup selamanya, ia juga harus ikut menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Cuma nilai inti masih tetap bertahan,” tandas Rudjito, mantan Diretur Utama BRI. SP

 

 
 
 
Sebelumnya

Berharap Perubahan dari Davos

Selanjutnya

Untuk Bertahan Butuh Core Value Kuat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Xmas Joker Slot Review: 100 percent free Gamble and you can Bonuses Play’n Go

oleh Admin Web
1 Juni 2025 - 21:16

ArticlesFortunate Joker Christmas time ServicesJoker Victory No deposit Bonuses“Keep That which you Earn” Campaigns inside CanadaArea Reels Local casino Some...

Top ten A real income Online casinos around australia to possess 2025

oleh Admin Web
31 Mei 2025 - 21:13

I was pregnant more of the same for the 2nd Australian on-line casino back at my checklist, Ignition, however, I...

LPS Punya Dana Rp255 Triliun untuk Jamin Simpanan, Dukung UMKM Melalui Digitalisasi BPR/BPRS

Dukung Literasi Keuangan Gen Z, LPS  Edukasi Budaya Menabung Kepada 1300 Siswa SMA di Jakarta

oleh Sandy Romualdus
31 Mei 2025 - 20:00

JAKARTA, Stabilitas.id - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyerukan kembali budaya menabung kepada lebih dari...

Better No deposit Casino Bonuses 2024 » Totally free Dollars & 100 percent free Spins

oleh Admin Web
29 Mei 2025 - 21:33

ContentThe way you use the casino added bonus codeWhat exactly is a no-deposit Extra Password?How we Discover Greatest On-line casino...

Better 2024 No deposit Added bonus Casinos in the United states Claim 100 percent free Currency

oleh Admin Web
28 Mei 2025 - 21:31

ContentBistro Casino No deposit OffersSpinoVerse Local casinoRaging Bull Casino $75 no-deposit bonus I played throughout these not so long ago...

Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha

Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha

oleh Stella Gracia
29 April 2025 - 08:47

JAKARTA, Stabilitas.id – BRI terus menunjukkan komitmennya dalam melakukan pemberdayaan dan pendampingan bagi pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Dian Siswarini: Jejak Kepemimpinan yang Mengubah Wajah XL Axiata Menuju Era Digital

    Dian Siswarini: Jejak Kepemimpinan yang Mengubah Wajah XL Axiata Menuju Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Financial Watch Soroti Membengkaknya Kerugian Telkom Akibat Investasi di GOTO

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembayaran Digital Triwulan I 2025 Capai 10,76 Miliar Transaksi, Tumbuh 33,50%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PertaLife Insurance Umumkan Susunan Pengurus Baru dan Komitmen Strategis ke Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wajah Baru di Pucuk Pimpinan Bank Jatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank Indonesia Lantik 10 Pemimpin Baru Kantor Pusat dan Perwakilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Format Resmi NPWP Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Jangkau 67 Ribu Desa, AgenBRILink Terus Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia

Student Integrity Campaign, Cara OJK Ajak Mahasiswa Paham Keuangan Berintegritas

Survei Konsumen Mei 2025: Keyakinan Konsumen Terjaga

Utang Luar Negeri Indonesia April 2025 Tumbuh 8,2 Persen Jadi US$ 431,5 Miliar

OJK Kolaborasi dengan Media Massa, Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Bank DBS Indonesia Raih Penghargaan dari The Asset Triple A Treasurise Awards & Triple A Sustainable Investing Awards

Sinergi BNI dan RANS Simba Bogor Cetak Generasi Muda Aktif dan Melek Finansial

Wajah Baru! Livin’ by Mandiri Akselerasi Layanan Perbankan Digital yang Lengkap dan Dinamis

GDPS Luncurkan Beyond Care, Inovasi Teknologi untuk Layanan Outsourcing yang Transparan dan Berkelanjutan

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Untuk Bertahan Butuh Core Value Kuat

Untuk Bertahan Butuh Core Value Kuat

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance