JAKARTA, Stabilitas.id – Dinamika kondisi perekonomian global membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan, dipengaruhi ketegangan geopolitik yang mengancam stabilitas.
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di angka 3,2. Sementara OECD dan Bank Dunia memproyeksi di angka yang lebih rendah yaitu 2,9 dan 2,4.
Untuk inflasi, proyeksi inflasi dunia rata-rata ada di angka 5,9 dan ini turun dari angka 6,8 di tahun sebelumnya. Untuk inflasi negara-negara maju yang sudah menurun di level 2,6. Sementara untuk negara berkembang, proyeksi inflasi tahun ini ada di level 8,3.
BERITA TERKAIT
Meskipun situasi global menunjukkan tanda-tanda perlambatan, Indonesia mempertahankan aktivitas manufaktur yang ekspansif, serta indeks kepercayaan konsumen yang masih tinggi di angka 127,7.
Hal itu menbuat ekonomi Indonesia kembali tumbuh menguat di triwulan I-2024 mencapai 5,11 persen.
Dalam hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menilai, sektor konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu faktor yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi ini.
“Growth kita yang sudah disampaikan oleh BPS di 5,11 itu relatif dilihat dari sisi yang cukup menggembirakan meskipun tentu kita harus lihat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ini satu konsumsi rumah tangga ada sedikit di bawah 5%, yaitu dari 4,9. Namun kalau kita lihat 3 tahun berturu-turut pertumbuhan konsumsi rumah tangga di 4,9 atau bahkan tahun lalu 4,8 itu relatively comparable,” jelas Menkeu dalam konferensi pers APBN Kita April 2024.***