JAKARTA, Stabilitas.id – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyatakan sejak awal tahun sebanyak sembilan dari 15 indeks tematik di bursa membukukan kinerja lebih baik daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena itu, reksa dana indeks dapat menjadi pilihan diversifikasi terutama ketika pasar sedang bergejolak.
“Saat ini, perhatian pelaku pasar masih pada konflik Palestina-Israel dan harga minyak bumi dan komoditas lain, serta angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS. Kami meyakini kondisi pasar akan semakin normal di akhir tahun menjelang aksi window dressing,” kata Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina, Selasa, 17 Oktober 2023.
Secara historis, Martha mencatat, IHSG hampir selalu menguat pada kuartal IV setiap tahunnya, terutama terkait dengan momentum aktivitas window dressing. Sepanjang Oktober dan Desember dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencetak rerata return 2,1% dan 2,6%.
“Window dressing adalah kegiatan di mana investor institusi di pasar modal mempercantik portofolionya agar laporan keuangan tahunannya terlihat lebih baik. Aksi window dressing umumnya dilakukan dengan membeli efek-efek di pasar modal secara lebih agresif, sehingga membuat pasar saham bergerak positif,” tuturnya.
Martha mengatakan tahun ini IHSG diprediksi dapat mencapai 7.400 pada akhir tahun dengan 10 saham pilihan yakni ACES, AKRA, BBRI, BMRI, CPIN, EXCL, HRUM, INTP, PRDA, dan UNTR. Sedangkan hingga kuartal I-2024, IHSG diprediksi dapat mencapai 7.600.
Seiring dengan usaha tersebut, dia mengatakan, Mirae Asset senantiasa meningkatkan kualitas layanan seiring dengan bertumbuhnya Asset Under Administration (AUA) reksa dana di perusahaan yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan di pasar modal Indonesia.
Sementara itu, Head of Investment Specialist PT Syailendra Capital Teguh Bagja menambahkan, salah satu reksa dana indeks yang dapat menjadi pilihan investor adalah Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A yang mengikuti indeks MSCI Indonesia Value yang berisi value stock.
“Value stock adalah saham perusahaan yang harga sahamnya di pasar yang masih lebih murah dibanding nilai intrinsik perusahaannya. Penurunan harga saham cenderung lebih cepat dibanding penurunan kinerja emiten penerbit saham, dan value stock memiliki peluang untuk tumbuh secara fundamental walaupun pasar sedang terkoreksi,” tuturnya.
Ia menambahkan investasi pada value stocks diharapkan memiliki kinerja lebih konsisten dalam jangka panjang sehubungan fundamental perusahaan yang baik dan potensi dividen yang akan diberikan oleh emiten-emiten value stock. Karena karakter unik itu, Syailendra MSCI Indonesia Value Index diperkirakan mampu mencetak keuntungan lebih baik dari IHSG.
Pada rentang akhir 2022 hingga September 2023, return Syailendra MSCI Indonesia Value mencapai 11,3%. Sedangkan IHSG hanya membukukan return 1,1%. Di dalam MSCI Indonesia Value tersebut, saat ini ada 12 value stock yang menjadi konstituen yaitu ADRO, ASII, BBNI, BBRI, BMRI, BRPT, INDF, INKP, TLKM, UNTR, UNVR, dan SMGR.***
Penulis: Angga Bratadharma