JAKARTA, Stabilitas.id – Pertamina melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) untuk memperkuat kerja sama dalam keamanan energi antara Indonesia dan Jepang.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya, pada Senin (17/4/23).
Penandatanganan dilakukan oleh Nicke Widyawati dan Chairman & CEO, JOGMEC Takahara Ichiro yang disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Nishimura Yasutoshi di Side Event G7 Ministrial Meeting on Climate, Energy and Environment yang berlangsung di Sapporo, Jepang, pada Jumat (14/4/23).
BERITA TERKAIT
Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan CO2 bawah tanah dan produksi bahan bakar bersih seperti hydrogen dan ammonia. Untuk itu, perlu dilakukan kerja sama dengan Jepang, yang saat ini sedang melakukan proyek pengembangan hulu minyak dan gas bumi untuk menghadapi transisi energi.
Nota kesepahaman ini akan diperdalam dengan joint study agreement (JSA) untuk implementasi Carbon Capture Utilization & Storage (Huff & Puff) di Lapangan Sukowati milik Pertamina EP Cepu (PEPC).
Kelanjutan kerja sama tersebut rencananya akan ditandatangani di Indonesia pada Juli 2023, dan terus diperkuat dengan penandatanganan JSA kedua pada 2024.
“Kerja sama ini akan memperkuat langkah Pertamina dalam mengatasi perubahan iklim, menurunkan emisi karbon dan menjalankan transisi energi serta menjaga ketahanan energi nasional,” tutup Nicke.***