JAKARTA, STabilitas– PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mengumumkan bahwa Perseroan telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap IV Tahun 2020 (Obligasi TBIG III Tahap IV).
Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG mengatakan, total penerbitan Obligasi TBIG III Tahap IV sebesar Rp1,5 triliun yang terdiri dari Rp633 miliar pada tingkat kupon tetap 6,25 persen untuk tenor 370 hari dan Rp867 miliar pada tingkat kupon tetap 7,75 persen untuk tenor 3 tahun.
“Kupon untuk obligasi ini akan dibayarkan setiap kuartal. Obligasi TBIG III Tahap IV adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG. Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari Entitas Anak Perseroan, khususnya Fasilitas Pinjaman Revolving USD375 juta dari Credit Facilities yang ada,”kata Hardi.
Hardi melanjutkan, Obligasi TBIG III Tahap IV telah memperoleh peringkat AA- dari Fitch Indonesia.
Per 30 September 2019, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp21.122 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp13.186 miliar.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp333 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp20.789 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp12.853 miliar. Menggunakan EBITDA triwulan ketiga 2019 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,2x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,1x.
“Di tengah ketidakpastian keadaan pasar saat ini, kami sangat bahagia dapat secara sukses memasuki pasar obligasi Rupiah dengan harga yang kompetitif,”ujarnya.
Hardi melanjutkan, karena pihaknya telah membayarkan pinjaman yang telah ada, Obligasi TBIG III Tahap IV ini tidak memberikan pengaruh kepada leverage.
“Leverage kami saat ini masih jauh di bawah pembatasan obligasi kami untuk tidak lebih tinggi dari 6,25x untuk rasio total pinjaman (yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terkahir yang disetahunkan,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO dari TBIG.