Jakarta – Standard Chartered Indonesia merilis fasilitas kepemilikan hunian eksklusif bagi nasabah premiumnya bekerja sama dengan pengembang properti Paramount Serpong. Ini sejalan dengan tingginya minat masyarakat akan hunian, sekaligus menjadikannya sebagai investasi untuk masa depan.
"Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi bakal berkembang dengan pesat dan banyaknya minat masyarakat yang memilih untuk berinvestasi di bidang properti, membuat kami memberikan fasilitas ini kepada nasabah premium kami yang ingin investasi properti," ungkap Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Tom Aaker di sela penandatanganan kerja sama layanan tersebut di Jakarta, Jumat (24/2/2012).
General Manager Retail Banking Products Standard Chartered Bank Indonesia Ina Susanti menambahkan, perusahaannya memilih Paramount Serpong untuk menjadi mitra layanan fasilitas ini lantaran residensial yang ditawarkan pengembang properti tersebut sesusai dengan nasabah premium Standard Chartered.
"Nasabah premium umumnya memilih residensial maupun investasi residensial dengan harga diatas Rp 750 juta. Hal ini sesuai dengan sasaran market Paramount Serpong," kata Ina di kesempatan yang sama.
Sementara Direktur Utama Paramount Group Tanto Kurniawan menuturkan, sasaran pasar Paramount Serpong adalah konsumen yang pendapatannya Rp 30 juta – Rp 75 juta per bulan. "Sehingga untuk kepemilikan rumah atau untuk investasi bisa mulai dari Rp 1,1 miliar – Rp 2,3 miliar per unitnya," kata Tanto.
Dia mengaku, bunga yang ditawarkan Standard Chartered untuk nasabah premium yang membeli atau berinvestasi residensial di Paramount Serpong sangat rendah. Yakni, 7,5 persen fixed dua tahun dan 7,99 persen fixed dua tahun pertama dana mulai tahun ketiga hingga kelima bunga fixed maksimal 9,5 persen. Bunga reguler saat ini, yang diberlakukan Standard Chartered Bank Indonesia adalah 8,88 persen.
Dengan kerja sama ini, Tanto berharap dapat meningkatkan penjualan hingga mencapai Rp 3,1 triliun – Rp 3,15 triliun pada tahun ini. Tanto mengungkapkan, pada 2010 lalu total penjualan mencapai Rp 1,2 triliun dan meningkat dua kali lipatnya pada 2011 yang mencapai Rp 2,6 triliun. "Kalau kita lihat pertumbuhan 2010 ke 2011 itu luar biasa. Karena, tingkat suku bunga yang sangat bagus sekali. Tingkat suku bunga ada yang mencapai di bawah 8 persen. Ini tingkat yang terendah selama dua dekade karena pada sebelum tahun 2000, tingkat suku bunga bahkan mencapai lebih dari 16 persen," ungkapnya.