Jakarta – Bank Mandiri restrukturisasi kredit PT Polyprima Karyareksa dengan total outstanding pokok kredit sebesar eq. US$ 144,5 juta. Dengan restrukturisasi tersebut diharapkan berdampak pada kualitas non performin g loan (NPL) Bank Mandiri yang lebih baik.
Usai acara penandatanganan perjanjian restrukturisasi di Jakarta, Rabu (30/11), Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini mengatakan, Polyprima Karyareksa sebelumnya merupakan debitur bermasalah di Bank Mandiri yang berhenti beroperasi sejak Oktober 2007.
Perusahaan penghasil purified terepthalic acid (PTA) dengan kapasitas 450 tibu ton/tahun itu membutuhkan investor yang cukup kuat, baik dari segi keuangan maupun operasional guna mengoperasikan kembali pabrik tersebut.
BERITA TERKAIT
“Melalui penandatanganan perjanjian restrukturisasi hutang ini, Bank Mandiri dapat mencatat kredit atas nama PT Polyprima Karyareksa sebagai performing loan, yang berarti pula meningkatkan kualitas performing aset Bank Mandiri,” kata Zulkifli.
Restrukturisasi kredit tersebut, lanjutnya, melibatkan investor strategis, yaitu Indorama Group. Indorama merupakan produsen polyester terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 5 juta ton per tahun dengan market share sekitar 6 persen.
Bank Mandiri menilai Indorama Group merupakan investor strategis yang sangat tepat bagi Polyprima Karyareksa. Sebab, dalam proses produksinya, Indorama membutuhkan PTA hingga mencapai 2,4 juta ton per tahun. Sehingga, disamping mempunyai kapasitas keuangan yang sangat kuat untuk menjamin kontinyuitas operasional pabrik, Indorama dan Polyprima juga inline secara bisnis.
Masuknya Indorama Group sebagai investor strategis dalam restrukturisasi PT Polyprima Karyareksa akan terjadi sinergi bisnis yang saling menguntungkan, dimana Indorama Group sebagai produsen polyester terbesar akan mendapat tambahan jaminan pasokan bahan baku utamanya, yaitu PTA, yang menjadi produk PT Polyprima Karyareksa.
Sementara bagi PT Polyprima Karyareksa, akan memperoleh jaminan bahwa semua produknya akan dapat diserap oleh Indorama Group. Dengan kapasitas produksi polyester Indorama yang ada saat ini, dan besarnya kebutuhan akan PTA, maka produksi PTA PT Polyprima Karyareksa akan sepenuhnya dapat diserap oleh Indorama.
“Sinergi tersebut merupakan salah satu jaminan usaha Polyprima Karyareksa akan berjalan baik, dan hutang kepada Bank Mandiri diyakini akan dapat diselesaikan dari hasil operasional usaha. Selain itu, melalui peningkatan aliansi Indorama dengan Polyprima, diharapkan juga akan meningkatkan pendapatan Bank Mandiri, baik pendapatan bunga maupun fee based income,” ujar Zulkifli.
Hingga 30 September 2011 posisi NPL Bank Mandiri sebesar 0.57 persen dan diharapkan akan semakin membaik dengan terus dilakukan langkah-langkah restrukturisasi terhadap kredit yang masih bermasalah.