JAKARTA, Stabilitas.id – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melaporkan kinerja keuangan konsolidasian pada kuartal I tahun 2024.
Laporan tersebut menyampaikan informasi terkait, volume penjualan sebanyak 9,18 juta ton, pendapatan tercatat sebesar Rp8,38 triliun, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp6,17 triliun, EBITDA tercatat sebesar Rp1,73 triliun, dan Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp472 miliar.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, industri semen domestik mengalami kontraksi pada kuartal I tahun 2024 yang berdampak pada penurunan volume penjualan dan pendapatan SIG. Di sisi lain, SIG berhasil meningkatkan volume penjualan pada segmen curah (proyek dan business to business) dan ekspor.
Meski demikian, SIG mampu menjaga profitabilitas melalui berbagai program pengelolaan biaya dan operational excellence, sehingga beban pokok pendapatan tercatat turun 4,9% yoy dan beban usaha tercatat 4,3% lebih rendah dari tahun lalu. Di samping inisiatif efisiensi biaya, SIG juga berfokus pada pengelolaan arus kas sehingga kondisi likuiditas dan solvabilitas dapat terjaga.
“Upaya-upaya tersebut mendukung kemampuan SIG untuk dapat meminimalkan dampak kontraksi permintaan semen, sehingga SIG dapat mempertahankan margin EBITDA sebesar 20,7% dan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp472 miliar pada kuartal I tahun 2024,” kata Vita Mahreyni.
Saat ini, SIG turut berkontribusi dengan memasok 3.000 – 4.000 ton bahan bangunan per hari untuk pembangunan IKN. Produk SIG juga digunakan untuk infrastruktur pendukung KIPP, yaitu Intake Sepaku dan Bendungan Sepaku.
Untuk menangkap peluang permintaan bahan bangunan di Subang, Jawa Barat, SIG melalui unit usahanya, PT Solusi Bangun Beton (SBB), baru saja meresmikan ready-mixed batching plant di Kawasan Intijaya Subang Industri, Jawa Barat, pada Maret lalu.
Kehadiran Batching Plant Subang semakin memperkuat posisi SIG dan mengisi pasar beton siap pakai di wilayah Subang dan sekitarnya. Hingga saat ini, SIG telah memiliki 59 batching plant aktif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“SIG terus berupaya menciptakan peluang melalui pengembangan diversifikasi produk dan layanan yang inovatif untuk menjaga kepemimpinan pasar. Dengan dukungan fasilitas produksi dan jaringan distribusi yang ekstensif di seluruh wilayah Indonesia, SIG selalu siap untuk mendukung pembangunan di Indonesia,” tutup Vita Mahreyni.***