Hiramsyah Sambudhy Thaib
Direktur Utama PT. Bakrieland Brothers
Antara CEO Andal dan Tim Tangguh
Pemimpin sejati adalah yang mampu menyiapkan pengganti yang bisa meneruskan kesuksesan yang diraihnya. Kata-kata itu mengandung dua konsekuensi, pertama dia harus bisa membawa institusi yang dipimpinnya ke puncak kesuksesan, kedua dia harus mampu menyiapkan penerus yang bisa lebih sukses dari dirinya.
Kalimat itulah yang digenggam oleh seorang Hiramsyah Sambudhy Thaib. Namun, pria yang kini menduduki jabatan tertinggi pada perusahaan besar sekelas PT Bakrieland Development itu tinggal menyiapkan tahap kedua dari makna kesuksesan itu.
Bagaimana tidak, sebelum Hiramsyah datang, Bakrieland belum dikenal sebagai perusahaan secemerlang saat ini. Namun sejak jabatan Presiden Direktur dan CEO diambil alih olehnya pada 2007 hinggi kini, perusahaan berkode ELTY itu berubah menjadi perusahaan properti dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Akan tetapi lelaki lulusan Institut Teknologi Bandung ini enggan disebut sebagai penentu keberhasilan perusahaan yang sahamnya dikuasai konglomerat Aburizal Bakrie itu. Menurut dia penentu kesuksesan itu adalah kombinasi sederhana dari pemimpin yang bagus dan tim yang tangguh (winning team).
Pemimpin bagi Hiramsyah, ibarat seorang dirigen yang mengatur harmonisasi fungsi semua instrumen di perusahaan. Leadership itu memang elemen yang sangat penting karena seorang chief excecutive officer (CEO) akan memberi warna sangat besar pada perusahaan.
“Jadi CEO dan winning team sangat dibutuhkan dalam perusahaan. Tugas utama saya membentuk tim tangguh. CEO yang andal saja tidak cukup, karena itu dibutuhkan juga tim yang kuat,” ujar Hiramsyah.
Dua elemen itu memang menjadi kunci yang selalu dipegang lulusan teknik arsitektur ITB itu dalam menjalankan roda bisnis Bakrieland. Namun untuk membawa perusahaan ke puncak kesuksesan, kata dia, tipe pemimpin yang dibutuhkan bukanlah seorang bintang melainkan pemimpin transformator.
CEO bintang biasanya hanya mampu membawa perusahaan sukses tapi ketika si pemimpin pensiun atau meninggalkan perusahaan, maka perusahaan itu redup lagi. “Tantangan CEO saat ini adalah bagaimana ketika meninggalkan perusahaan, ia memberi kemudahan kepada penggantinya untuk tetap menghidupkan perusahaan,” kata lelaki yang gemar mengoleksi mobil tua itu.
Sedangkan dalam upaya membentuk winning team, Hiramsyah mengaku harus terus berkonsentrasi menggenjot kualitas karyawan di lingkungan Bakrieland dengan berbagai pembelajaran, baik melalui in-house training maupun coaching. “Kami bikin in-house training sebulan sekali dengan mendatangkan para pebisnis atau motivator ternama. Saya juga sering menjadi coach untuk memberikan arahan kepada karyawan baik mengenai bisnis maupun konsultasi karier,” tutur pria yang juga memiliki hobi mengumpulkan kaleng minuman bersoda merek tertentu dari seluruh dunia.
Hiramsyah mengaku senang berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain. Terlebih, kegemarannya membaca membuat asupan pengetahuan dan wawasannya makin bertambah. Kegemarannya ini pula yang menyebabkan ruang terbesar di rumahnya adalah perpustakaan.
TUMBUH BERKESINAMBUNGAN
Pria yang disebut-sebut sebagai otak dari keberhasilan bisnsi Bakrie ini menargetkan membaca buku paling tidak dua buku dalam sebulan. Buku yang sering ia baca umumnya berkaitan dengan pengembangan diri, dan yang terkait dengan profesinya seperti buku-buku manajemen, properti, dan kepemimpinan. Saat ini koleksi buku di perpustakaan pribadinya mencapai sekitar 1.000 buku.
Namun demikian Hiramsyah selalu berharap, perusahaan dapat tumbuh pesat secara berkesinambungan (sustainable exponential growth). “Pencapaian membutuhkan dua hal, yaitu sistem dan orang. Artinya, semua orang (karyawan) harus benar-benar di-manage dengan sistem yang bagus, sehingga terbentuk kesadaran pada diri masing-masing orang untuk selalu berubah,” kata dia.
Sesuai tagline Bakrieland, yaitu dream, design, dan deliver, Hiramsyah memiliki tugas untuk memastikan semua tahapan yang dilakukan perusahaan berjalan sesuai rencana. “Dream artinya cita-cita, keinginan, atau harapan. Design adalah proses perencanan. Dan, deliver adalah proses eksekusi dalam merealisiasikan program-program yang telah direncanakan. Tiga tahapan ini harus bersinergi dan konsisten untuk mendukung semua departemen di perusahaan,” ungkap pengagum Soekarno dan John F Kennedy ini.
Sebagai catatan, sebelum bergabung di Grup Bakrie dan sukses di bidang properti, Hiramsyah juga mengukir prestasi yang tak kalah cemerlang saat berkarier menjadi bankir. Pria kelahiran Jakarta, 7 Mei 1962 ini pernah menjadi Senior Business Manager Regional Commercial Banking Area 1 PT Bank Niaga Tbk, kemudian menjabat Presiden Direktur PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTN).
Ditanya mengenai kemungkinan untuk pindah ke industri lain, Hiramsyah memilih untuk hidup seperti air mengalir. “Bagi Saya, hidup itu rasanya mengalir saja. Saya yakin pindah ke industri lain tidak sulit. Ini sudah dibuktikan oleh Robby Djohan, dari bankir ke Garuda, dan Dahlan Iskan dari media ke PLN. Sejauh ini banyak orang yang menilainya cukup berhasil.”
Baginya, jika seorang sudah mampu membuktikan diri saat berada di top level atau sebagai CEO, yang terpenting bukanlah pemahaman terhadap industrinya akan tetapi leadership dan managerial skill. “Soal industrinya, kita bisa panggil orang yang expert dan mem-brief kita untuk lebih memahami. Namun, soal leadership, entrepreneurship, dan managerial skill tidak bisa di-bypass. Jam terbang itu suatu kompetensi yang dibangun dalam suatu proses perjalanan panjang,” tambah pria yang ingin mengisi masa pensiunnya dengan menjadi petani, dosen, dan pengusaha itu. SP