JAKARTA, Stabilitas.id – Puncak pertemuan KTT ASEAN diharapkan dapat menghasilkan sejumlah komunike bersama yang akan memperkuat posisi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Puncak pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42, akan diselenggarakan pada 9-11 Mei 2023.
ASEAN menjadi kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia dengan produk domestic bruto (PDB) sebesar USD3,36 triliun.
Peran Indonesia juga semakin sentral karena juga tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Artinya, Indonesia menjadi motor untuk menjembatani sekaligus menyinergikan implementasi pakta perdagangan Asia Pasifik tersebut.
Dalam pakta tersebut, negara ASEAN dan lima negara mitranya, yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, akan semakin terintegrasi.
15 negara yang tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) memiliki PDB USD26,1 triliun, yang mana hampir sepertiga PDB dunia berkelindan di ASEAN dan negara mitranya.
Dalam laporan ADB (Asian Development Bank) terkait RCEP yang dipublikasikan di Mei 2022, RCEP diperkirakan bisa meningkatkan PDB kawasan sebesar USD245 miliar pada 2030.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, RCEP bisa menambah nilai ekspor Indonesia sebesar USD5,01 miliar pada 2040.
Kesadaran terkait RCEP perlu dipupuk lebih dalam dan lebih luas agar pihak swasta lebih teredukasi tentang RCEP untuk bisa lebih mengoptimalkan peluang usaha di ASEAN dan Asia Pasifik.***