Jakarta – Manulife Indonesia mencatat kinerja yang kuat di tahun 2014, didorong pertumbuhan premi bisnis baru sebesar 15% menjadi Rp3,2 triliun. Padahal industri asuransi mengalami perlambatan sebesar -2,4% (data AAJI – berdasarkan jumlah premi tertagih). Penjualan produk asuransi Maulife tumbuh 8% menjadi Rp1,4 triliun, sedangkan penjualan produk-produk investasi melonjak 21% menjadi Rp1,8 triliun.
“Indonesia menghadapi tahun yang penuh tantangan dengan adanya gangguan banjir yang terjadi pada kuartal pertama dan masa transisi menuju kepemimpinan baru yang mempengaruhi sentimen pasar sepanjang tahun. Kenaikan tingkat suku bunga dan ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing juga turut menghadirkan sejumlah tantangan bagi bisnis kami dan menyebabkan melemahnya daya beli masyarakat. Walaupun demikian, kami tetap optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan setiap indikator kinerja keuangan kami bertumbuh positif,” kata Chris Bendl, Chief Executive Officer & President Director, Manulife Indonesia di Jakarta, (12/5).
Dia mengungkapkan, di tengah-tengah perlambatan ekonomi, Manulife tetap mencatat imbal hasil investasi yang sehat, yang menunjukkan keunggulan dari keragaman bisnis Manulife. Indikator keuangan lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan laba bersih konsolidasi setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun; laba yang berhasil dicetak Manulife selama 23 tahun berturut-turut.
Ke depan, lanjut Chris, pihaknya optimis keragaman model bisnis serta kemampuan manajemen biaya dan manajemen risiko yang kuat, memposisikan kami untuk melewati berbagai tantangan ekonomi makro dan terus memanfaatkan berbagai peluang yang mengemuka akibat perubahan kondisi bisnis.
Seperti asuransi pada umumnya, jalur distribusi agency tetap menjadi salah satu pilar bisnis Manulife. Manulife terus berupaya untuk mengembangkan lebih banyak lagi tenaga penjual yang profesional dan berfokus pada nasabah melalui strategi “Growth with Quality” yang terbukti mampu meningkatkan profesionalisme para tenaga penjual.
“Kami tetap berfokus pada kualitas perekrutan dan pelatihan untuk menghasilkan pertumbuhan agency yang berkesinambungan. Hampir seluruh agen kami bekerja sebagai tenaga penjual penuh waktu, yang mendedikasikan seluruh waktu mereka demi karier. Hingga saat ini, produktivitas agen kami merupakan salah satu yang tertinggi di pasar dengan rata-rata pencapaian per agen Rp301 juta untuk premi renewal dan Rp 47 juta untuk premi bisnis baru; ini merupakan bukti dari kualitas tenaga penjual serta program pelatihan kami,” kata Nelly Husnayati, Vice President Director & Chief Agency Officer Manulife Indonesia.
Manulife Indonesia juga memperluas jangkauan pasar melalui kerjasama jalur distribusi, terutama melalui perjanjian distribusi strategis berjangka panjang dengan perbankan ritel dan sejumlah jalur telemarketing dan pemasaran langsung. Manulife Indonesia mendulang 28% bisnis baru asuransi dari jalur distribusi ini.
“Kami bangga dengan pencapaian-pencapaian yang kami peroleh melalui kerjasama yang terjalin dengan Bank Danamon yang sejauh ini merupakan kemitraan terbesar kami. Premi bisnis baru yang berasal dari kerjasama ini tumbuh sebesar 9%,” kata Chris.
Pada bulan November 2014, Manulife Indonesia secara resmi memulai kemitraan strategis jangka panjang dengan Bank Muamalat untuk memasarkan produk-prduk asuransi perbankan kepada lebih dari empat juta nasabah Bank Muamalat. Selain bermitra dengan Bank Muamalat, Manulife Indonesia juga menandatangani kerja sama jalur distribusi bancassurance dengan Bank Victoria dan Bank of China pada kuartal 4 tahun 2014.
Manulife berkomitmen untuk membayarkan klaim dengan cepat. Manulife dapat diandalkan untuk membayar klaim, nilai tunai penyerahan polis, anuitas dan manfaat lainnya sebesar Rp5,7 triliun, meningkat 37% dari Rp4,2 triliun klaim yang dibayarkan pada akhir Desember 2013.
“Pada tahun 2014, kami tetap berfokus pada visi kami untuk membantu masyarakat dalam pengambilan keputusan-keputusan penting finansial mereka. Ketika tragedi Air Asia terjadi pada akhir tahun 2014, kami berupaya secara proaktif untuk mengidentifikasi nasabah kami dan menjadi perusahaan asuransi pertama yang membayarkan klaim kepada ahli waris. Nasabah kami mempercayakan Manulife untuk mengelola lebih dari Rp54 triliun dana mereka,” kata Sutikno Sjarif, Executive Vice President & Chief Operating Officer, Manulife Indonesia.





.jpg)










