JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
- Perkembangan Nilai Tukar 19 – 23 September 2022
Pada akhir hari Kamis, 22 September 2022
- Rupiah ditutup di level (bid) Rp15.015 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,19%.
- DXY[1] menguat ke level 111,35.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,714%.
Pada pagi hari Jumat, 23 September 2022
BERITA TERKAIT
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.000 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke level 7,26%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV September 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 137,05 bps per 22 September 2022 dari 108,86 bps per 16 September 2022 .
- Berdasarkan data transaksi 19 – 22 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp3,53 triliun terdiri dari jual neto Rp3,80 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham.
- Berdasarkan data setelmen s.d. 22 September 2022, nonresiden jual neto Rp148,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp72,78 triliun di pasar saham.
- Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV September 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu ke-empat September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 1,10% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu ke-empat yaitu bensin sebesar 0,91% (mtm), angkutan dalam kota sebesar 0,05% (mtm), angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta telur ayam ras, pasir, semen dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ke-empat September yaitu bawang merah sebesar -0,06% (mtm), minyak goreng, daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,03% (mtm), cabai rawit, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02% (mtm), serta tarif angkutan udara sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.***





.jpg)










