JAKARTA, Stabilitas.id – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), anggota dari holding asuransi dan penjaminan Indonesia Financial Group (IFG), menyatakan dukungan penuh terhadap transformasi digital Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui penyelenggaraan sosialisasi sistem perpajakan terbaru, Core Tax Administration System (Coretax).
Dalam kegiatan yang melibatkan Penyuluh Pajak dari KPP Wajib Pajak Besar Empat Jakarta, Askrindo menggandeng seluruh jajaran internal dan mitra kerja strategis untuk memahami arah baru tata kelola perpajakan berbasis digital. Langkah ini menjadi bagian dari reformasi sistemik yang sedang digalakkan DJP demi menciptakan sistem pajak yang lebih akurat, transparan, dan efisien.
“Ini bukan sekadar soal kepatuhan, tapi bentuk nyata kesiapan kami dalam menyambut era digitalisasi fiskal. Sistem perpajakan kami kini telah terintegrasi langsung dengan Coretax DJP,” ujar M. Fankar Umran, Direktur Utama Askrindo, dalam pernyataan resmi, dikutip Selasa (1/7).
BERITA TERKAIT
Minimalkan Risiko Pelaporan
Fankar menegaskan, sosialisasi ini bertujuan untuk memastikan seluruh lini operasional Askrindo mampu beradaptasi dengan sistem Coretax. Penyesuaian sistem internal, peningkatan akurasi pelaporan, serta mitigasi risiko pemeriksaan menjadi fokus utama.
Ia juga menyoroti pentingnya pembaruan Perjanjian Kerja Sama (PKS) bisnis dengan mitra, guna mengakomodasi tata kelola perpajakan berbasis digital. Menurutnya, otomatisasi sistem perpajakan bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga bagian dari manajemen risiko dan integritas pelaporan keuangan.
“Integrasi penuh ke sistem Coretax akan mengurangi ruang untuk manipulasi atau kesalahan pelaporan. Ini lompatan besar dalam tata kelola yang akuntabel,” tegas Fankar.
Transformasi digital yang ditempuh Askrindo diharapkan tak hanya meningkatkan kualitas pelaporan pajak internal, tetapi juga menjadi acuan bagi BUMN lain. Sebagai salah satu entitas keuangan negara, Askrindo ingin menegaskan posisinya sebagai pelaku usaha yang profesional, transparan, dan siap menghadapi tuntutan era digital.
Sosialisasi ini juga menjadi sinyal kuat bahwa sektor keuangan non-bank, khususnya asuransi, tengah bergerak seiring dengan agenda besar pemerintah dalam memperkuat fondasi penerimaan negara melalui sistem berbasis teknologi. ***





.jpg)










