Jakarta – Pemerintah akan menghitung ulang asumsi makro pada pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012. Salah satu penyebabnya adalah angka inflasi yang diperkirakan akan melampui 6 persen sebagai akibat dari penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Sudah diperhitungkan (dampak inflasi). Di atas 6 persen cuma tergantung dari pangan terutama kebutuhan pokok," ungkap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana di Jakarta, Selasa (28/2/2012).
Kendati akan merubah asumsi, lanjut dia, pemerintah tetap akan berupaya menjaga inflasi di level rendah seperti yang tercatat hingga akhir tahun lalu. Upaya tersebut dilakukan dengan menjaga stabilisasi harga kebutuhan pokok dan memberikan kompensasi penaikan BBM subsidi termasuk kepada kendaraan umum.
BERITA TERKAIT
"Kalau yang berdampak langsung ke masyarakat, ini antara lain ada beberapa program supaya anak tidak putus sekolah, raskin, dan yang lainnya. Detailnya nanti didiskusikan di DPR," ujar Armida.
Kompensasi yang diberikan kepada masyarakat akan didapat dari penghematan anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L) serta penambahan penerimaan. Penghematan dari anggaran belanja K/L akan mencapai sekitar Rp 22 triliun.
"Ada hitung-hitungannya masing-masing. Proseduernya melalui sidang kabinet, ratas, kemudian Menteri Keuangan (Menkeu) menyampaikan kepada DPR. Ini akan disampaikan ke DPR akhir bulan oleh Menkeu," tuturnya.
Perubahan APBN-P 2012 juga termasuk perubahan asumsi makro yang diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen. Sementara tingkat kemiskinan belum diubah, yaitu 10,5-11,5 persen. "Kita sangat concern dengan kemiskinan. Justru itu kompensasi, stimulasi fiskal infrastruktur, plus percepatan konversi BBM ke BBG," ungkapnya.





.jpg)










