JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memperkuat kolaborasi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, Selasa (6/8/2025), di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Penandatanganan ini disaksikan oleh jajaran Majelis, Lembaga, dan Biro PP Muhammadiyah, serta para rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah di wilayah Jabodetabek. Kolaborasi strategis ini diharapkan mempercepat langkah Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
“Nota kesepahaman ini merupakan bentuk ikhtiar bersama untuk memperkuat eksyar nasional, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan tata kelola,” ujar Perry Warjiyo dalam sambutannya.
BERITA TERKAIT
Gubernur BI menekankan bahwa kerja sama ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, menjadi payung kebijakan bagi implementasi program eksyar di sektor riil dan pasar keuangan. Kedua, menciptakan alur transfer pengetahuan antara BI dan Muhammadiyah guna memperkuat dokumentasi dan pengembangan ilmu eksyar. Ketiga, menjadi pedoman kerja sama yang akuntabel dan berbasis prinsip tata kelola yang baik.
“Kami berharap sinergi ini dapat memperluas pemahaman masyarakat terhadap eksyar dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Perry.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah strategis untuk memperluas peran eksyar dalam menopang stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat. Ia menilai ekonomi syariah bukan sekadar program teknis, melainkan juga manifestasi nilai-nilai keadilan sosial.
“Ekonomi yang berkeadilan menekankan pemerataan kemakmuran, distribusi sumber daya yang adil, dan kepedulian sosial dalam membangun peradaban yang saling mengamalkan kebaikan,” ujar Haedar.
Kerja sama antara BI dan Muhammadiyah sejauh ini telah diwujudkan dalam berbagai program, seperti pemberdayaan unit bisnis pesantren, pengembangan ekonomi berbasis masjid, dan penguatan kelembagaan usaha Muhammadiyah. Kolaborasi juga mencakup penyusunan roadmap pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) serta penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).
Langkah ini dinilai sejalan dengan strategi BI dalam memperluas inklusi eksyar melalui pendekatan komunitas, kelembagaan keagamaan, dan ekosistem digital. ***





.jpg)










