JAKARTA, Stabilitas.id – Industri semen nasional memasuki fase transformasi penting pada 2025, di mana keberlanjutan bukan lagi jargon, melainkan strategi inti untuk bertahan dan tumbuh. Semen Merah Putih, salah satu pemain utama industri semen Tanah Air, menegaskan komitmennya dengan fokus pada inovasi produk hijau, teknologi rendah karbon, serta kolaborasi lintas sektor guna memperkuat pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Dalam press briefing bertajuk “Accelerating Innovation for Sustainability: Advancing 2025 National Building and Infrastructure Construction Through Innovation” (12/12/2024), manajemen Semen Merah Putih menegaskan bahwa arah bisnis 2025 akan ditopang oleh green cement dan pengembangan solusi konstruksi ramah lingkungan.
Tren Global dan Tekanan Regulasi
BERITA TERKAIT
Secara global, pasar semen hijau (non-OPC) tumbuh rata-rata 7% per tahun, bahkan mencapai 9% di Asia Pasifik. Pendorong utamanya adalah kebijakan pemerintah, tuntutan investor, hingga kesadaran konsumen akan jejak karbon.
Ir. Kimron Manik, M.Sc., Direktur Keberlanjutan Konstruksi Kementerian PUPR, menegaskan pentingnya inovasi di sektor semen. “Perubahan iklim menuntut pola pikir baru dalam pembangunan. Konstruksi berkelanjutan bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menyangkut pilar ekonomi dan sosial. Semua pihak, dari industri, akademisi, hingga komunitas, harus bergerak bersama,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Peraturan Menteri PUPR No. 9/2021 menjadi landasan implementasi masif konstruksi berkelanjutan, di mana industri semen menjadi salah satu penggerak utama.
Strategi Agresif Semen Merah Putih 2025
Director of Commercial & Logistic Semen Merah Putih, Surindro Kalbu Adi, mengungkapkan perusahaan menargetkan pertumbuhan tiga kali lipat dari proyeksi pasar semen nasional yang hanya 2% di 2025.
“Walau pasar 2024 stagnan, Semen Merah Putih masih mencatat pertumbuhan positif 1,1%. Kontribusi signifikan datang dari green cement yang terus naik volumenya. Ke depan, pengurangan klinker dan adopsi teknologi rendah karbon seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Waste Heat Recovery System (WHRS) akan memperkuat daya saing kami,” jelasnya.
Semen Merah Putih juga terlibat aktif dalam program pemerintah, termasuk pembangunan 3 juta rumah. Perusahaan menawarkan solusi Fabricated Modular Concrete berbasis semen non-OPC, yang kini dipersyaratkan dalam sejumlah proyek strategis.
Inovasi Produk Hijau
GM Sales & Marketing Semen Merah Putih, Oza Guswara, menegaskan inovasi produk menjadi ujung tombak strategi perusahaan. “Kami terus mengembangkan portofolio green cement, mulai dari semen hidraulis, slag cement, hingga produk bernilai tambah. Salah satunya FLEXIPLUS, semen hidraulis dengan jejak karbon 20% lebih rendah dari OPC,” ujarnya.
FLEXIPLUS kini digunakan secara luas, bahkan menyumbang hampir 100% volume semen curah di Batam. Produk ini dinilai berpotensi besar untuk diperluas ke proyek nasional, mengingat performa tinggi dan kesesuaiannya dengan standar pembangunan berkelanjutan.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah, kebutuhan infrastruktur nasional, dan tren global green cement, Semen Merah Putih berada pada posisi strategis untuk menjadi katalis transformasi konstruksi Indonesia.
Agenda 2025 perusahaan bukan sekadar mengejar pertumbuhan volume, tetapi juga menancapkan standar baru industri semen nasional: efisien, rendah karbon, dan berorientasi keberlanjutan. ***





.jpg)










