Jakarta – Kendati UU Pembebasan Lahan ditandatangani Desember 2011 lalu, minat investasi di sektor infrastruktur hingga kini belum memberikan perubahan secara signifikan. Ditenggarai investor saat ini masih menunggu regulasi untuk implementasi UU Pembebasan Lahan.
"Ke depan yang akan dilihat investor dan player adalah implementing regulation. (UU Pembebasan Lahan) ini kan payung besar untuk melindungi hak-hak pemilik tanah," terang Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra di sela Seminar Ekonomi Mandiri Sekuritas Group 2012, di Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Dikatakan dia, pembangunana infrastruktur sendiri masih membutuhkan pembiayaan sangat besar. Dalam proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) setidaknya butuh Rp 4.000 triliun untuk infrastruktur, yang mana pemerintah hanya berkontribusi terhadap 10 persen pembiayaan.
BERITA TERKAIT
Menurut Aldi, infrastruktur merupakan bagian dari tantangan perekonomian Indonesia saat ini. Maka dari itu, Indonesia harus dapat memanfaatkan momentum investment grade untuk mewujudkan investasi lebih luas.
“Investasi, ditambah dengan konsumsi domestik yang kuat, masih akan jadi mesin pertumbuhan PDB Indonesia. Tahun ini pertumbuhan ekonomi dapat tetap tumbuh di atas 6 persen. Pertumbuhan investasi sendiri diperkirakan bisa mencapai 11,6 persen,” tukas Aldi.
Namun demikian, Aldi memperkirakan nilai tukar akan melemah pada 2012. "Alasannya, trade balance kita akan menurun dan portfolio inflow tidak akan sederas tahun lalu," katanya.
Sementara itu, Aldi memperkirakan BI rate akan bertahan di 5,75 persen sampai dengan akhir tahun. BI akan terus memantau inflasi, terutama terkait kebijakan pembatasan BBM bersubsidi. Inflasi perkiraan Mandiri Sekuritas merupakan 5,5 persen.





.jpg)










