• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Keuangan

Pekerjaan Rumah yang Belum Selesai

oleh Sandy Romualdus
19 April 2022 - 12:24
30
Dilihat
Pekerjaan Rumah yang Belum Selesai
0
Bagikan
30
Dilihat

Masalah kompetensi dan literasi di industry keuangan non bank memang kerap menjadi ganjalan perkembangan sektor itu. Hal itu makin kentara di industri asuransi.

Oleh Romualdus San Udika

Isu yang kerap menjadi ganjalan dalam pengembangan ekonomi, khususnya sektor keuangan di Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia. Ketika praktik teknologi informasi dan digital menyelimuti hampir seluruh industri keuangan, tantangan itu bertambah berat.

Di lingkungan industri keuangan non bank (IKNB) hal itu bertambah pelik mengingat penyesuaian yang dilakukan pelaku usaha tidak semaksimal para koleganya di perbankan. Kondisi itu makin tampak selama pandemi.

BERITA TERKAIT

OJK Resmi Tunjuk Nofa Hermawati Pimpin Kantor OJK Tasikmalaya

Waspada Penipuan Digital, OJK Bekali Prajurit TNI Literasi Keuangan

Wealth Xpo 2025: CIMB Niaga Tawarkan Solusi Wealth Management di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

OJK Dorong Generasi Muda Bali Cerdas Berinvestasi, Fokus Tingkatkan Literasi Pasar Modal

Otoritas Jasa Keuangan sejatinya memahami adanya persoalan kompetensi sumber daya manusia di sektor IKNB. Sebab itu sejak 2018 otoritas telah memulai proses reformasi di sektor itu. Salah satu yang jadi perhatian adalah pengembangan sistem informasi pengawasan IKNB dan pelaporan kepada OJK serta, penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan organisasi.

Harus diakui kurang idealnya kapasitas dan kompetensi SDM di industri non bank memang cukup tampak dan pada akhirnya membuat sektor ini lebih rawan ancaman fraud. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah yang terjadi di lini asuransi.

Setelah didera kasus gagal bayar asuransi Jiwasraya, Asabri, Kresnalife, Bumiputera, Bumi Asih dan bahkan Bakrie Life, kini industri kembali tercoreng. Persoalan mengemuka ketika para nasabah asuransi unit link dari perusahaan asuransi besar yakni PT Prudential Life Assurance, PT AIA Financial dan PT AXA-Mandiri Financial menggeruduk ketiga kantor asuransi tersebut.

Sejumlah nasabah asuransi menuntut untuk dikembalikan haknya ini dengan kisaran kerugian mencapai Rp5 miliar – 6 miliar. Hal ini ditengarai akibat agen menjanjikan nasabah akan mendapatkan pengembalian dana 100 persen plus proteksi selama 99 tahun setelah membayarkan premi selama 10 tahun. Namun, bukan untung malah buntung. Di tahun ke-10 nasabah hanya mendapatkan pengembalian dana sebesar 30 persen dan masih harus membayarkan premi seumur hidup. Kasus ini jelas membuat pemulihan nama baik sektor proteksi yang tengah dilakukan otoritas dan pelaku bisnis menjadi mundur kembali.

Literasi dan Kompetensi

Menurut pengamat asuransi dari Sekolah Tinggi Asuransi Trisakti, Azuarini Diah, fenomena kisruh di sektor asuransi yang dipicu terutama produk campuran proteksi-investasi, tidak terlepas dari banyaknya pemegang polis yang masih awam dalam hal berinvestasi. Masyarakat belum memahami bahwa produk yang dibelinya itu bisa mengalami penurunan nilai polis, terutama unit link terkait reksadana yang underlying invesastasinya didominas saham.

“Masyarakat tidak paham alasan nilai tunai polis bisa turun dan tidak menyadari risikonya. Terutama kalau memilih unit link dengan reksa dana yang underlying investasinya didominasi saham yang fluktuatif,” kata Azuarini.

Sementara, lanjut dia, unit link belum pas dipasarkan secara massal, harus dilakukan literasi maupun edukasi terhadap pemegang polis secara terstruktur yang merupakan tugas bersama. Saat ini penjualan asuransi hanya menggunakan ilustrasi imbal hasil yang rendah, sedang, hingga tinggi. Padahal Azuarini menekankan investasi juga bisa negatif alias rugi.

Persoalan lainnya, menurut Azuarini adalah kedisiplinan pemegang polis terhadap kondisi pasar. Lebih banyak pemegang polis membeli asuransi lalu dibiarkan begitu saja polisnya. Maka dari itu perusahaan asuransi harus memilki mekanisme dalam memberikan info pasar kepada nasabahnya. “Ini juga salah satu bentuk edukasi,” ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G Kusuma mengatakan, pihaknya menyadari pemahaman masyarakat terhadap industri asuransi masih menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu pihaknya memiliki tanggung jawab untuk terus menerus melaksanakan kegiatan literasi.

“Setiap insan asuransi memiliki tanggung jawab untuk melakukan literasi asuransi, yang bertujuan meningkatkan kesadaran serta pemahaman akan pentingnya manfaat asuransi dapat tersampaikan dengan baik. Dengan semakin tinggi tingkat literasi asuransi, maka banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan,” ujar dia.

Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menambahkan, Prudential Indonesia juga aktif mempublikasikan informasi tentang literasi asuransi, bahkan menggerakkan tenaga pemasaran untuk melakukan hal yang sama.

“Prudential Indonesia sepenuhnya percaya pada peran tenaga pemasar sebagai garda terdepan perusahaan dalam mengedukasi masyarakat tentang asuransi. Oleh karena itu, kami fokus mengembangkan profesionalisme dan kapabilitas para tenaga pemasar kami,” ujar dia.

Sedangkan Direktur Hukum, Kepatuhan, dan Risiko AIA Financial Rista Qatrini Manurung mengatakan, terkait penjualan unit link di AIA, pihaknya mewajibkan tenaga pemasar menawarkan produk sesuai kebutuhan nasabah (needs based selling) melalui NeedsLab, platform penjualan yang dirancang untuk memastikan seluruh proses penjualan tenaga pemasar sesuai ketentuan.

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo juga sepakat bahwa persoalan di industri asuransi bermula saat inklusi keuangan cukup tinggi, namun literasinya masih rendah. Artinya, produk keuangan sudah banyak diminati masyarakat namun pemahaman terhadap produk itu masih rendah. Di antara itulah terjadi misselling yang dimanfaatkan oleh agen. Dalam hal unitlink, agen hanya mengilustrasikan optimisme untung saja. Padahal juga bisa merugi hingga 100 persen.

Maka dari itu Irvan menyarankan agar asuransi kembali ke fungsi awalnya sebagai proteksi. Bukan disisipi dengan investasi. Sebaliknya, bagi nasabah yang hendak berinvestasi maka pilih instrumen murni investasi. “Premi yang disetorkan oleh nasabah itu selama 3 tahun pertama itu 90 persennya akan digunakan untuk earning cost untuk komisi agen. “Saat penjualan agen menjanjikan return tinggi, ketika turun jadi tanggung jawab nasabah, itu kan tidak adil,” jelasnya.

Edukasi adalah Kunci

OJK mengakui jika tingkat literasi asuransi di Indonesia masih rendah dan menjadi pekerjaan rumah seluruh stakeholder. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya pengaduan masyarakat kepada OJK. Menurut Anggota Dewan Komisioner bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, dari persoalan unit link, OJK melihat dari dua sisi. Dari sisi konsumen, tingkat literasinya masih rendah dan lembaga keuangannya tidak menjelaskan kepada konsumen dengan baik. “Ini yang akan OJK perbaiki,” tegas Tirta Segara.

Saat ini harus diakui, masyarakat belum paham tentang asuransi. Ketika dikenalkan produk asuransi dengan lembaga tertentu, tak jarang konsumen langsung tanda tangan untuk menyetujui isi premi tanpa mengetahui sebelumnya. “Kita akan edukasi konsumen. Karena konsumen harus paham asuransi itu apa. Dan saya pesan, jangan tanda tangan sebelum Anda mengerti. Jangan pura-pura tahu terus langsung paraf-paraf saja,” jelas Tirta.

Maka dari itu, Tirta mengimbau, apabila konsumen belum paham mengenai asuransi yang ditawarkan, dapat meminta waktu kepada lembaga asuransi terkait untuk memahami premi yang ditawarkan. Sembari konsumen juga bisa menguhubungi pihak OJK untuk dijelaskan secara detail hingga konsumen paham. Adapun hal ini ditujukan untuk menghindari adanya pengaduan akibat kerugian di kemudian hari.

Sementara itu, bagi seluruh lembaga asuransi, Tirta menegaskan wajib menjelaskan secara rinci terkait produk hingga skema yang harus dipahami oleh konsumen. Jangan meminta konsumen untuk tanda tangan sebelum konsumen benar-benar mengerti. “Dari sisi perasuransian juga kita dorong, Anda kalau jual produk tolong dijelaskan sejelas-jelasnya ke konsumen. Jangan di suruh tanda tangan sebelum dia sungguh-sungguh mengerti. Supaya nggak ada komplain di kemudian hari,” tegas Tirta.

Untuk meningkatkan kompetensi SDM di industri keuangan, OJK juga sudah melansir Cetak Biru Pengembangan SDM di Sektor Jasa Keuangan 2021-2025. Salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas dan daya saing SDM sektor jasa keuangan baik secara nasional maupun internasional.***

Tags: literasi keuanganSDM keuangan
 
 
 
 
Sebelumnya

Melepas Belenggu Bad Governance

Selanjutnya

Penetrasi Menjadi Jurus Kunci

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:45

Stabilitas.id — Transformasi ekosistem pembayaran digital nasional memasuki babak baru. Visa, pemimpin global pembayaran digital, bersama platform dompet digital DANA,...

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 11:57

Stabilitas.id — Kenaikan biaya pendidikan yang berlangsung setiap tahun membuat orang tua perlu menyiapkan strategi pendanaan jangka panjang yang lebih...

Sinergi Keadilan Restoratif: Jamkrindo Siapkan Pelatihan dan Pembiayaan untuk Peserta Pidana Kerja Sosial

Sinergi Keadilan Restoratif: Jamkrindo Siapkan Pelatihan dan Pembiayaan untuk Peserta Pidana Kerja Sosial

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 11:41

Stabilitas.id – Upaya memperkuat implementasi keadilan restoratif di Sumatera Utara mendapat dukungan strategis dari PT Jamkrindo, Kejaksaan RI, dan Pemerintah...

Lewat TRING! by Pegadaian, BRI Group Dorong Inklusi Keuangan Lewat Super App Emas Digital

Investasi Rakyat Kian Bersinar, Tabungan Emas Holding Ultra Mikro BRI Naik 66,9% Tembus 13,7 Ton

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 10:24

Stabilitas.id – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bersama PT Pegadaian dan PNM yang tergabung dalam Holding...

Jamkrindo Cetak Laba Rp1,28 Triliun hingga Oktober 2025, Lampaui Target 170%

Jamkrindo Cetak Laba Rp1,28 Triliun hingga Oktober 2025, Lampaui Target 170%

oleh Stella Gracia
18 November 2025 - 13:46

Stabilitas.id – PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), anggota holding Indonesia Financial Group (IFG), membukukan kinerja cemerlang hingga Oktober 2025. Berdasarkan...

Kinerja Moncer, Askrindo Genjot Prudential Underwriting dan Diversifikasi Bisnis

Kinerja Moncer, Askrindo Genjot Prudential Underwriting dan Diversifikasi Bisnis

oleh Stella Gracia
18 November 2025 - 13:38

Stabilitas.id – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), anggota holding Indonesia Financial Group (IFG), membukukan laba setelah pajak sebesar Rp687,4 miliar...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Penetrasi Menjadi Jurus Kunci

Penetrasi Menjadi Jurus Kunci

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance