Stabilitas.id — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) memperkuat langkah transformasi digital melalui program G-Bionic, yang kini memasuki fase implementasi nyata di seluruh lini operasi panas bumi. Inisiatif ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan bisnis, sekaligus mendukung ambisi nasional menjadikan Indonesia produsen panas bumi terbesar di dunia.
Pencapaian tersebut dipaparkan dalam ajang PGE Digital Day 2025 bertema “Accelerating 3GW Through Digital Transformation” di Jakarta, Senin (27/10). “G-Bionic kini memasuki tahap penting implementasi. Beberapa sistem sudah dijalankan dan mulai menunjukkan hasil konkret,” ujar Ahmad Yani, Direktur Operasi PGE melalui siaran pers, dikutip Selasa (4/11).
Program G-Bionic dirancang untuk membangun budaya kerja berbasis data guna mendukung pertumbuhan bisnis serta efisiensi operasional PGE. Sejak diluncurkan pada 2023, G-Bionic dikembangkan melalui evaluasi menyeluruh terhadap people, process, dan technology, yang kini menghasilkan sistem digital terintegrasi lintas fungsi.
BERITA TERKAIT
Menurut Ahmad Yani, penerapan G-Bionic telah memberikan dampak signifikan pada efisiensi operasi, transparansi keuangan, dan pelaporan keberlanjutan (ESG). “Dengan dukungan teknologi dan data yang semakin kuat, G-Bionic membuka potensi baru yang memastikan nilai transformasi ini berkelanjutan,” tambahnya.
PGE menargetkan kapasitas terpasang panas bumi mencapai 1,8 gigawatt (GW) pada 2033, dengan visi jangka panjang mengembangkan potensi hingga 3 GW melalui integrasi digital di seluruh rantai operasi — mulai dari subsurface hingga enterprise.
Akurasi dan Produktivitas
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menjelaskan bahwa transformasi digital mempercepat proses eksplorasi dan pengambilan keputusan investasi melalui integrasi data subsurface. “Sebelumnya, analisis eksplorasi membutuhkan waktu panjang. Sekarang dengan G-Bionic dan integrasi data, seluruh proses menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien,” jelas Edwil.
Sementara itu, Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio menegaskan bahwa digitalisasi memberikan manfaat langsung bagi efisiensi keuangan dan peningkatan tata kelola perusahaan, mencakup:
- Operational Excellence: Pemantauan real-time seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) untuk peningkatan efisiensi.
- Financial Visibility: Keputusan bisnis berbasis data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Pelaporan ESG: Penyusunan laporan keberlanjutan yang lebih efektif dan selaras dengan prinsip green energy.
“Kami berkoordinasi erat dengan Pertamina Digital Hub dan Enterprise IT untuk memperkuat sistem arsitektur digital dan menentukan prioritas proyek yang paling strategis,” ujar Yurizki.
52 Inisiatif Digital
Hingga kini, PGE telah menjalankan 52 inisiatif digital di seluruh rantai operasi panas bumi, mencakup subsurface, drilling, surface, hingga enterprise management. Sistem ini mengintegrasikan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) guna meningkatkan efisiensi energi, keselamatan kerja, dan keandalan pasokan listrik panas bumi.
Transformasi ini menegaskan peran PGE sebagai motor penggerak energi bersih nasional, sekaligus bagian dari upaya dekarbonisasi untuk mendukung target Net Zero Emission 2060. “Inovasi ini bukan hanya soal efisiensi, tapi tentang menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi bangsa dan lingkungan,” tegas Ahmad Yani. ***





.jpg)










