JAKARTA, Stabilitas.id — Fenomena doom spending semakin marak di kalangan generasi muda, terutama milenial dan gen Z. Istilah ini merujuk pada kebiasaan belanja impulsif sebagai pelarian dari tekanan, kecemasan, atau ketidakpastian hidup, yang diperparah oleh paparan media sosial dan kemudahan akses belanja online.
Faculty Head Sequis Quality Builder, Sequis Training Academy of Excellence (STAE), Fandi Murdani, mengungkapkan bahwa perilaku ini berpotensi menimbulkan masalah keuangan serius apabila tidak disertai dengan perencanaan keuangan yang disiplin.
“Menghentikan doom spending bukan berarti menghentikan kebahagiaan. Perilaku ini tidak benar-benar membawa kebahagiaan, justru merusak stabilitas keuangan jangka panjang,” ujar Fandi dalam keterangannya.
Menurut Fandi, generasi muda perlu membangun kesadaran finansial sejak dini dan mulai mengubah pola konsumsi emosional ke arah yang lebih sehat dan terencana.
Strategi Hindari Doom Spending ala Sequis
Berikut ini adalah tips dari Sequis untuk membantu generasi muda keluar dari jebakan doom spending:
1. Kelola Emosi Tanpa Belanja
Respon terhadap stres tidak harus dilakukan dengan belanja impulsif. Fandi menyarankan alternatif seperti menabung, menjalankan hobi, meditasi, hingga olahraga sebagai pelampiasan emosi yang lebih produktif.
2. Buat Perencanaan Keuangan
Generasi muda disarankan mulai menyusun perencanaan keuangan secara disiplin. Fandi menyarankan metode anggaran 40-30-20-10, yaitu:
- 40% untuk kebutuhan sehari-hari,
- 30% untuk pembayaran utang,
- 20% untuk tabungan dan investasi,
- 10% untuk kegiatan sosial atau donasi.
“Dengan perencanaan ini, Anda tetap bisa berlibur, belanja, atau ngopi tanpa harus mengorbankan masa depan finansial Anda,” tambah Fandi.
3. Alokasikan Dana Darurat
Dana darurat perlu disiapkan untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga seperti perbaikan rumah atau kebutuhan medis mendesak. Alokasinya bisa dimulai dari 10% penghasilan dan ditingkatkan secara bertahap.
4. Miliki Asuransi
Asuransi jiwa dan kesehatan menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan. Sequis menekankan pentingnya memiliki perlindungan sejak dini demi meminimalkan risiko keuangan akibat sakit, kecelakaan, atau kematian.
5. Mulai Berinvestasi
Investasi menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Generasi muda dapat mulai dari instrumen konservatif seperti deposito dan reksa dana, lalu beralih ke obligasi atau saham sesuai profil risiko masing-masing.
Fandi juga menekankan pentingnya memilih instrumen investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan keamanan dan legalitas.
Dengan mengedepankan disiplin dalam perencanaan keuangan dan berinvestasi, generasi muda dapat membangun masa depan finansial yang lebih stabil, tanpa harus terjebak dalam perilaku konsumtif yang merugikan. ***





.jpg)









