JAKARTA, Stabilitas.id – Media Asuransi kembali memberikan penghargaan kepada 44 perusahaan asuransi terbaik berdasarkan kinerja keuangan tahun 2021 di ajang Insurance Award 2022 pada Rabu (05/10/2022) malam. Penghargaan diserahkan kepada 44 perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi dan asuransi syariah full fledged juga unit usaha syariah (UUS).
Pemimpin Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil menyampaikan bahwa tahun 2022 ini ada 18 kategori atau kelompok yang menerima Insurance Award 2022 Media Asuransi. Ada 132 perusahaan asuransi dan reasuransi serta 44 UUS asuransi dan reasuransi yang diperingkat oleh Media Asuransi tahun 2022 ini.
Jumlah terbanyak adalah asuransi umum yakni 67 perusahaan, disusul asuransi jiwa 47 perusahaan, kemudian 13 perusahaan asuransi dan reasuransi syariah, serta 5 perusahaan reasuransi. Sedangkan untuk UUS terdiri dari 23 UUS asuransi jiwa, 19 UUS asuransi umum, dan 2 UUS reasuransi.
BERITA TERKAIT
Jumlah perusahaan yang diperingkat menurun dibandingkan pada pemeringkatan tahun lalu, yakni 136 perusahaan. Penurunan ini disebabkan adanya perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan untuk diperingkat, karena beberapa perusahaan terlambat mempublikasikan laporan keuangannya, serta ada yang sudah mempublikasikan laporan keuangan namun ekuitasnya kurang dari Rp100 miliar atau RBC kurang dari 120 persen.
Mucharor Djalil mengungkapan, penentuan perusahaan asuransi dan reasuransi untuk menjadi Best Insurance, Best Reinsurance, dan Best Sharia Insurance & Reinsurance oleh Dewan Juri Insurance Award 2020 berdasarkan indikator penilaian.
Untuk indikator penilaian asuransi umum dan reasuransi meliputi Pertumbuhan Premi Neto; Pertumbuhan Hasil Underwriting; Rasio Beban; Pertumbuhan Hasil Investasi; Rasio Kecukupan Investasi; Pencapaian Risk Based Capital (RBC) terhadap batas minimum; Total Aset Turn Over (TATO); dan Return on Equity (ROE).
Indikator Penilaian Asuransi Jiwa meliputi Pertumbuhan Premi Neto; Pertumbuhan Cadangan Teknis; Rasio Beban; Pertumbuhan Hasil Investasi; Pertumbuhan Laba Bersih; Rasio Investasi terhadap Cadangan; Rasio Kualitas Aset; Total Aset Turn Over (TATO); dan Return on Equity (ROE).
Sedangkan Indikator Penilaian Reasuransi & Asuransi Syariah meliputi Pertumbuhan Kontribusi; Pertumbuhan Surplus Underwriting Dana; Pertumbuhan Hasil Investasi; Pertumbuhan Laba Bersih Perusahaan; Rasio Solvabilitas Dana Tabarru terhadap Solvabilitas Minimum; Rasio Solvabilitas Dana Perusahaan terhadap Solvabilitas Minimum; Return on Equity (ROE); Pertumbuhan Aset; dan Rasio Kualitas Aset Gabungan.
Berdasarkan penilaian dewan juri, berikut daftar Perusahaan Asuransi Terbaik 2022, berdasar kinerja keuangan 2021.
Asuransi Jiwa
Best Life Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp4 Triliun ke Atas
*PT Asuransi BRI Life
*PT Prudential Life Assurance
*PT Panin Dai-ichi Life
Best Life Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp1,25 Triliun – Rp4 Triliun
*PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
*PT AXA Mandiri Financial Services
*PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya
Best Life Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp500 Miliar – Rp1,25 Triliun
*PT Asuransi Jiwa Astra
*PT Great Eastern Life Indonesia
*PT Sun Life Financial Indonesia
Best Life Insurance 2022 dengan Ekuitas di Bawah Rp500 Miliar
*PT Perta Life Insurance
*PT Pacific Life Indonesia
*PT Victoria Alife Indonesia
Asuransi Umum
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp1,5 Triliun ke Atas
*PT Asuransi Multi Arta Guna, Tbk
*PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk
*PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp1 Triliun – Rp1,5 Triliun
*PT Asuransi Tokio Marine Indonesia
*PT BRI Asuransi Indonesia
*PT Asuransi MSIG Indonesia
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp500 Miliar-Rp1Triliun
*PT Lippo General Insurance, Tbk
*PT Great Eastern General Insurance Indonesia
*PT Asuransi Umum BCA
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp300 Miliar – Rp500 Miliar
*PT Asuransi Simas Insurtech
*PT Asuransi Umum Mega
*PT Asuransi Maximus Graha Persada, Tbk
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp200 Miliar – Rp300 Miliar
*PT Asuransi Candi Utama
*PT Asuransi Artarindo
*PT Meritz Korindo Insurance
Best General Insurance 2022 dengan Ekuitas Rp100 Miliar – Rp200 Miliar
*PT Avrist General Insurance
*PT Asuransi Bhakti Bhayangkara
*PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk
Best Reinsurance 2022
*PT Reasuransi Nusantara Makmur
*PT Reasuransi Maipark Indonesia
*PT Tugu Reasuransi Indonesia
Best Sharia Life Insurance (full fledged) 2022
*PT Asuransi Takaful Keluarga
Best Sharia General Insurance (full fledged) 2022
*PT Zurich General Takaful Indonesia
Best Sharia Rensurance (full fledged & UUS) 2022
*PT Reasuransi Nusantara Makmur
Best Life Insurance Sharia Bussiness Unit (UUS) 2022 dengan Ekuitas Rp250 Miliar ke Atas
*PT BNI Life Insurance
*PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
Best Life Insurance Sharia Bussiness Unit (UUS) 2022 dengan Ekuitas Rp25 Miliar – Rp250 Miliar
*PT Asuransi Simas Jiwa
*PT Great Eastern Life Indonesia
Best General Insurance Sharia Bussiness Unit (UUS) 2022 dengan Ekuitas Rp100 Miliar ke Atas
*PT Asuransi Umum Mega
*PT Asuransi Tri Pakarta
Best General Insurance Sharia Bussiness Unit (UUS) 2022 dengan Ekuitas Rp25 Miliar-Rp100 Miliar
*PT BRI Asuransi Indonesia
*PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk
Kinerja Asuransi Jiwa 2022
Mengutip data LRMA, pertumbuhan industri asuransi jiwa 2020-2021 menunjukkan bahwa pendapatan premi neto tumbuh tipis 11,80 persen, dari Rp159,89 triliun per Desember 2020 menjadi Rp178,75 triliun di 2021.
Indikator keuangan pada ekuitas lebih baik dari 2020, yang bertumbuh sebesar 16,02 persen dari Rp108,56 triliun meningkat diangka Rp125,96 triliun di 2021. Investasi juga naik 9,68 persen dari Rp474,30 triliun menjadi Rp520,22 triliun di 2021. Sedangkan, aset mengalami kenaikan 10,53 persen dari Rp529,85 triliun per Desember 2020 ke angka Rp584,91 triliun per Desember 2021.
Sedangkan cadangan premi meningkat hampir 11 persen, tepatnya sebesar 10,55 persen dari Rp362,94 triliun di 2020 menjadi Rp401,21 triliun di tahun berikutnya. Lonjakan juga terjadi pada cadangan teknis naik 10,59 persen dari Rp379,50 triliun di 2020 berubah diangka Rp419,69 triliun di tahun 2021.
Kalau menilik hasil rasio solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) rata-rata industri asuransi jiwa terjadi lonjakan jauh tercatat 765 persen pada Desember 2020, menjadi 2.418 persen pada Desember 2021.
Kinerja Asuransi Umum 2021
LRMA juga mencatat, premi bruto asuransi umum naik 2,43 persen, dari Rp57,67 triliun per Desember 2020 menjadi Rp59,08 triliun per Desember 2021. Sedangkan premi neto tercatat turun sebesar 4,14 persen yoy, dari Rp33,37 triliun per Desember 2020 menjadi Rp31,99 triliun per Desember 2021. Secara umum premi industri asuransi umum ini membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, nilai aset industri asuransi umum tercatat mengalami peningkatan, yakni tumbuh sebesar 5,59 persen, dari Rp137,22 triliun per Desember 2020 menjadi Rp145,24 triliun per Desember 2021. Seiring peningkatan aset, maka nilai investasi asuransi umum juga meningkat yakni sebesar 6,30 persen, dari Rp69,21 triliun per Desember 2020 menjadi Rp73,57 triliun per Desember 2021. Sedangkan nilai ekuitas tumbuh 4,59 persen, dari Rp53,08 triliun per Desember 2020 menjadi Rp55,51 triliun per Desember 2021.
Seiring pertumbuhan premi, cadangan teknis pun meningkat. Cadangan teknis industri asuransi umum tercatat meningkat sebesar 7,83 persen, yakni dari Rp59,9 triliun per Desember 2020 menjadi Rp73,57 triliun per Desember 2021. Sementara itu total kewajiban industri asuransi tumbuh 6,28 persen, dari Rp83,49 triliun per Desember 2020 menjadi Rp88,73 triliun per Desember 2021.
Laba sebelum pajak industri asuransi umum di tahun 2021 tercatat sebesar Rp4,98 triliun, turun dibandingkan laba sebelum pajak tahun 2020 sebesar Rp5,35 triliun. Sedangkan laba bersih setelah pajak, di tahun 2021 sebesar Rp4,32 triliun, turun dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp4,42 triliun.
Rasio solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) rata-rata industri asuransi umum tercatat sebesar 317 persen per Desember 2021, turun dibandingkan RBC per Desember 2020 sebesar 333 persen. Rasio beban rata-rata industri asuransi umum tercatat sebesar 107 persen per Desember 2021, turun dibandingkan rasio beban per Desember 2020 sebesar 109 persen. Sementara itu rasio kecukupan investasi (RKI) secara rata-rata industri juga turun, yakni dari 248 persen per Desember 2020 menjadi 241 persen per Desember 2021.
Kinerja Reasuransi 2021
Hasil kajian LRMA atas lima laporan keuangan publikasi perusahaan reasuransi periode 2020-2021, mengungkap bahwa tiga perusahaan reasuransi mencatatkan kontraksi perolehan premi neto, sedangkan dua lainnya mencatatkan kenaikan.
Sebagai catatan, hingga masa tenggat penyampaian laporan keuangan 2021 audited Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berakhir, terdapat satu perusahaan reasuransi yang belum menyampaikan laporan keuangan 2021 audited yaitu PT Reasuransi Nasional Indonesia.
Kelima perusahaan reasuransi tersebut sepanjang 2021 menghimpun total premi bruto sebesar Rp13,79 triliun atau turun sebesar 25,03 persen dibandingkan kinerja 2020 sebesar Rp18,40 triliun. Sementara itu, total premi neto yang dihimpun mencapai Rp6,09 triliun atau turun sebesar 3,11 persen dibandingkan dengan kinerja tahun 2020 sebesar Rp6,28 triliun.
Kinerja industri reasuransi ini bertolak belakang dengan performa pada tahun 2020 yang justru mencatatkan pertumbuhan positif dibandingkan dengan 2019. Kinerja premi neto pada 2020 tumbuh 3,53 persen, sedangkan premi bruto tumbuh sebesar 34,08 persen.
Kinerja Asuransi Syariah Jiwa
Dewan Juri Insurance Award 2022 memutuskan untuk melakukan pemeringkatan juga terhadap perusahaan asuransi syariah yang masih berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS). LRMA dalam melakukan kajian tentunya tetap membedakan antara yang sudah full fledged dan masih UUS. Akhirnya, ada warna baru dalam pemeringkatan Best Insurance Media Asuransi 2022 dengan bertambahnya kelompok asuransi yang berlandaskan syariah Islam yang berbentuk UUS tersebut.
Untuk kinerja asuransi syariah jiwa full fledged, tercatat pertumbuhan tertinggi pada indikator klaim dan manfaat dibayar sebesar 86,57 persen, dari Rp444,62 miliar di 2020 menjadi Rp829,53 miliar di 2021. Ini menunjukkan komitmen perusahaan asuransi jiwa syariah dalam membayarkan kewajibannya kepada pemegang polis dipenuhi dengan baik.
Sedangkan hasil kontribusi bruto meningkat 37,85 persen. Pada 2020 tercatat Rp841,84 miliar dan 2021 menjadi Rp1,16 triliun. Tumbuhnya kontribusi bruto ini memberikan dampak positif pada perolehan ujroh pengelola yang meningkat 27,82 persen, tahun 2020 tercatat menjadi senilai Rp361,24 miliar dan 2021 sebesar Rp461,72 miliar.
Kinerja positif lainnya aset industri asuransi jiwa syariah full fledged meningkat 17,77 persen. Pada 2020, sebesar Rp6,58 triliun, sedangkan tahun 2020 senilai Rp7,75 triliun. Peningkatan juga terjadi dari sisi ekuitas yang naik tipis, tahun 2020 mencapai Rp1,12 triliun, dan di tahun 2021 menjadi senilai Rp1,14 triliun.
Pencapaian positif lainnya adalah perolehan laba sebelum pajak yang menguat bagus sebesar 22,64 persen, dari angka Rp40,09 miliar di 2020 menjadi Rp49,24 miliar pada 2021. Sementara, pencapaian laba bersih sesudah pajak naik sebesar 24,96 persen. Pada 2020, laba sesudah pajak mencapai Rp35,32 miliar, sementara tahun 2021 menjadi Rp44,13 miliar.
LRMA menentukan Best Sharia Life Insurance kategori UUS, tercatat pertumbuhan tertinggi pada indikator klaim dan manfaat dibayar sebesar 73 persen, dari Rp1,38 triliun di 2020 menjadi Rp2,40 triliun di 2021. Sedangkan hasil cadangan teknis meningkat 23,16 persen. Pada 2020 tercatat sebesar Rp1,69 triliun dan tahun 2021 menjadi Rp2,08 triliun.
Kinerja Asuransi Syariah Umum
Kinerja asuransi umum syariah full fledge dan unit usaha syariah (UUS) sepanjang tahun 2021 menggembirakan. Investasi asuransi umum syariah full fledge misalnya, naik dari Rp1,08 triliun ditahun 2020 menjadi Rp1,39 triliun pada 2021, atau menguat 28,94 persen. Sementara investasi asuransi umum berbentuk UUS naik 5,01 persen, dari sebelumnya Rp2,21 triliun di 2020 menjadi Rp2,32 triliun di 2021.
Indikator lainnya, cadangan teknis asuransi umum syariah full fledge berkembang sebanyak 5,75 persen ke Rp738,11 miliar ditahun 2021, dari sebelumnya Rp697,95 miliar pada tahun 2020. Sedangkan bagi asuransi umum UUS nilainya menguat 18,66 persen ke level Rp532,03 miliar pada tahun lalu, dari tahun sebelumnya 420,41 miliar.
Di sisi lain, kontribusi bruto dan pendapatan asuransi umum syariah full fledge juga mengalami penguatan masing-masing senilai 44,18 persen dan 29,07 persen. Untuk kontribusi bruto angka ditahun 2020 Rp981,05 miliar menjadi Rp1,41 triliun ditahun 2021. Lalu untuk pendapatan asuransi menjadi Rp537,92 miliar pada 2021, dari sebelumnya Rp416,78 miliar ditahun 2020.
Sedangkan untuk kontribusi bruto dan pendapatan asuransi umum UUS masing-masing mengalami kenaikan 22,95 persen dan 15,29 persen. Kontribusi bruto asuransi umum UUS pada tahun 2020 senilai Rp635,29 miliar, sementara ditahun 2021 angkanya terdongkrak menjadi Rp781,08 miliar. Sementara pendapatan asuransi umum UUS pada tahun 2020 senilai Rp264,16 miliar, kemudian ditahun 2021 naik menjadi Rp304,56 miliar.
Sementara itu, ujroh pengelola juga mengalami kenaikan. Untuk asuransi umum syariah full fledge nilainya menguat 45,22 persen. Sedangkan untuk asuransi umum UUS angkanya menguat 18,64 persen.
Angka lain yang juga mengalami kenaikan solvabilitas dana tabaru (rata-rata industri) asuransi umum syariah full fledge yang naik 51,72 persen. Pada 2020 nilainya sebesar Rp243 juta, sedangkan ditahun 2021 menjadi Rp368 juta.
Kinerja Reasuransi Syariah 2021
Pertumbuhan industri reasuransi syariah pada tahun lalu cukup baik. Hambatan pandemi Covid-19 tidak serta merta membuat perkembangan bisnis mereka terhenti. Berbagai inovasi dan strategi yang dilakukan hasilnya terlihat dari positifnya data kinerja industri.
Ekuitas industri reasuransi syariah misalnya, mengalami kenaikan 6,35 persen ke angka Rp680,12 miliar pada 2021, dari sebelumnya Rp639,52 miliar ditahun 2020. Sementara nilai investasi juga mengalami pertumbuhan positif. Nilainya naik 0,78 persen, dari sebelumnya Rp1,18 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp1,19 triliun ditahun 2021.
Data berikutnya yang menggambarkan kinerja industri reasuransi syariah cukup baik adalah kontribusi bruto dan pendapatan reasuransi yang masing-masing naik 6,42 persen dan 5,26 persen. Kontribusi bruto industri reasuransi syariah adalah Rp566,60 miliar tahun 2020, kemudian bertumbuh Rp602,85 miliar pada tahun 2021. Sementara pendapatan reasuransi pada tahun 2020 senilai Rp388,15 miliar, dan pada tahun 2021 menjadi Rp408,57 miliar.
Di sisi lain, cadangan teknis industri reasuransi syariah juga berkembang 17,34 persen menjadi Rp566,88 miliar ditahun 2021, dari posisi tahun sebelumnya yakni sejumlah Rp483,11 miliar. Kemudian hasil investasi juga naik sebesar 15,88 persen, dari sebelumnya Rp37,87 miliar pada tahun 2020, menjadi Rp43,88 miliar pada tahun 2021.
Terakhir, solvabilitas dana tabaru (rata-rata industri) dan solvabilitas dana perusahaan (rata-rata industri) juga mengalami penguatan masing-masing sejumlah 21,97 persen dan 56,35 persen. Untuk solvabilitas dana tabaru (rata-rata industri) ditahun 2021 sebanyak Rp248 juta atau naik dari sebelumnya Rp203 juta pada 2020. Sedangkan solvabilitas dana perusahaan (rata-rata industri) ditahun 2021 Rp5,93 miliar, atau menguat dari posisi 2020 yang sebesar Rp3,79 miliar.***





.jpg)










