JAKARTA, Stabilitas — Menyongsong era Industri 4.0, PT Jasa Raharja (Persero) tak mau ketinggalan dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat melalui inovasi dan digitalisasi. Salah satu inovasi digital adalah aplikasi layanan berbasis telepon seluler, JRku.
Dalam media gathering perseroan yang digelar di Jakarta, Rabu (4/9), Direktur Keuangan Jasa Raharja, Myland menyampaikan pada tahun ini pengembangan JRku berorientasi pada integrasi sistem pembayaran juga penambahan layanan e-wallet.
Lalu, pada tahun depan Jasa Raharja akan mengembangkan sistem e-resi baru dengan QR Code KD Digital, yang dilanjutkan oleh pengembangan pemantauan kecepatan kendaraan dan info Samsat Keliling pada 2021.
Nantinya, JRku akan berdiri sendiri, dimana dalam perencanaan perseroan, spin off layanan digital berbasis telepon seluler ini ditargetkan untuk terealisasi pada 2022.
Menurut Myland, pihaknya akan mengembangkan skema monetisasi dari layanan JRku yang saat ini belum diterapkan. Monetisasi tersebut menjadi salah satu tolok ukur penentuan spin off pada 2022.
“Saat ini kan belum ada monetisasinya, nanti kita lihat lah ke depannya. Dalam perkembangannya, misalnya nanti monetisasi hasilnya bagus Insya Allah nanti ke arah spin off. Masih panjang perjalanannya,” ujar Myland.
Adapun, selain spin off, pada 2022 Jasa Raharja akan menggandeng aplikasi navigasi Waze untuk pengembangan layanan Safe My Trip. Selain itu, JRku pun direncanakan untuk memiliki layanan tiket elektronik untuk perjalanan.
Non Tunai
Myland juga mengatakan, dalam memberikan pelayanan santunan kepada korban/ahii waris korban yang tenimpa musibah kecelakaan senantiasa mengedepankan kemudahan bagi korban/ahli waris korban dalam menen’ma dana santunan.
Maka, guna meningkatkan kinerja penyerahan santunan salah satunya adalah transformasi proses pembayaran santunan secara digital melalui Cash Management System (CMS) BRI untuk proses transfer ke seluruh rekening bank pihak penerima santunan. Hal ini tentunya sangat memudahkan pihak korban maupun ahli waris korban dalam menerima santunan, khususnya santunan meninggal dunia.
Sedangkan bagi korban kecelakaan yang mengalami luka-Iuka saat ini melalui proses overbooking ke rekening rumah sakit dengan sebelumnya diterbitkan surat jaminan dari Jasa Raharja atas biaya perawatan korban sampai dengan batas maksimal biaya perawatan yang berlaku.
Transformasi di bidang keuangan tidak hanya dirasakan oleh Korban/Ahli Waris korban, namun juga oleh para Perusahaan Otobus yang hendak melakukan pembayaran luran Wajib/Premi.
“Khususnya IWKBU dimana saat ini proses pembayaran IWKBU dapat dilakukan melalui aplikasi JRku yang terkoneksi dengan BRI vinual account sehingga memudahkan bagi Perusahaan Otobus daIam pembayaran IWKBU,” katanya.
Investasi
Sepanjang tahun 2019, kinenja Jasa Raharja tercatat cukup baik ditengah ketidakpastian Iingkungan ekonomi global dan domestik dimana kinerja perusahaan tercermin dari Yield On.
“Investment hingga Juli 2019 mencapai 4,83% jauh diatas rata rata industri yang berarti dikelola secara baik dengan memperhatikan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan prudent, serta Rasio Kecukupan Investasi (RKI) mencapai 474.35% dimana perusahaan sanggup membayar semua santunan secara penuh,” ungkap Myland.
Untuk laba perusahaan hingga JuIi 2019 mencapai Rp.915 milyar sehingga Return on Equity Perusahaan mencapai 8,85% dan Return on Assets mencapai 8.02% dan pada tahun 2019.
Pada tahun yang sama, Jasa Raharja telah memberikan kontribusi kepada negara dan masyarakat yang tercermin dari deviden yang disetorkan pada tahun 2019 sebesar Rp.891 Milyar, santunan ke masyarakat s.d. Juli 2019 sebesar Rp.1,47 Trilyun, serta Rp.289 Milyar pajak yang telah dibayarkan kepada DJP.





.jpg)










