JAKARTA, Stabilitas.id – Sudah hampir dua tahun perekonomian global dan juga domestik diliputi oleh krisis pandemi yang disebabkan mewabahnya virus corona. Pelaku ekonomi masih tetap mengkhawatirkan wabah akan kembali berkecamuk seiring munculnya varian-varian baru Covid-19. Namun demikian, pelaku usaha di sektor perbankan tetap harus mempersiapkan diri menjalani bisnisnya tahun depan.
Kebijakan demi kebijakan baru yang sudah dijalankan pelaku industri untuk merespons perubahan besar yang terjadi pada perekonomian, mungkin harus kembali segera disesuaikan. Sementara kebijakan baru yang mengantisipasi efek samping dari praktik-praktik digital yang makin masif di layanan keuangan juga harus segera disusun.
Penyesuaian mau tak mau harus segera disiapkan mengingat tahun depan bisa jadi akan muncul gelombang perubahan lanjutan atau perubahan yang baru sama sekali. Pemulihan ekonomi Tanah Air yang sudah diproyeksikan pemerintah, berbarengan dengan perubahan kebijakan fiskal dan moneter di global, tentu harus segera diantisipasi. Inflasi dan suku bunga yang kemungkinan akan berujung pada volatilitas nilai tukar juga harus segera dimitigasi pelaku perbankan.
BERITA TERKAIT
Sementara tsunami digitalisasi pun diperkirakan akan memunculkan risiko-risikoyang terbilang baru. Sebut saja pencurian data atau yang lebih besar lagi digital bank run. Khusus risiko yang kedua itu, bahkan Otoritas Jasa Keuangan sudah beberapa kali memperingatkan industri dalam beberapa kesempatan.
Majalah Stabilitas yang sejak 2017 telah memperkenalkan cara pandang baru dalam melihat kondisi bisnis tahun depan melalui peneropongan risiko-risiko yang berpotensi muncul tahun depan, kembali menggelar even Indonesia Risk Management Outlook (IRMO).
Oleh karena itu untuk membahas risiko-risiko yang muncul tahun depan sekaligus memberikan perspektif untuk memitigasinya, even kali ini akan mengangkat tema “Next Stage of Great Change”. Mengambil lokasi Yogyakarta, IRMO 2022 rencananya akan digelar pada Kamis, 16 Desember 2021 di Hotel Melia Purosani.
Gambaran Materi
Seperti pelaksaan IRMO di tahun-tahun sebelumnya, sesi outlook dibagi dalam dua bagian. Sesuai rencana, kegiatan IRMO 2022 akan dibuka oleh Dirut LPPI, Bpk. Mirza Adityaswara, dan dilanjutkan dengan pembicara kunci, serta para pembicara di setiap sesi.
Berkut rencana pembicara dalam Indonesia Risk Management Outlook (IRMO) 2022:
Keynote Speech
- Bpk. Aman Santosa (Kepala Otoritas Jasa Keuangan Jawa Tengah dan DIY): “Challenges of Financial System Stability Amid Global Economic Policy Change”.
Sesi I
- Ibu Lana Soelistianingsih (Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif LPS): “Measuring The Impact Of The Tapering Off Policy On The Banking Industry”.
- Bpk. Haryanto T Budiman (Direktur Kepatuhan & Risk Manajemen Bank BCA): “Banking Opportunities Amid Economic Relaxation and Recovery”.
- Bpk. Ahmad Siddik Badruddin (Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri): “Forging A Sustainable Banking Business In The Dynamic Era”.
Sesi II
- Bpk. Setiyo Wibowo (Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics Bank BTN): “Rethinking the Impact of Digital Disruption and Anticipating Digital Bank Run.”
- Bpk. Edwin Aristiawan (Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan): “Mitigating Risk Cyber and Optimizing Cyber Security Policy in Digital Era.”
- Bpk. Santoso Rohmad (Direktur Utama BPD DIY): “Challenges of Regional Banks Facing Economic Recovery.”
Bagi yang berminat dengan kegiatan ini, dan ingin mendapatkan informasi atau penjelasan lebih detail mengenai kegiatan IRMO 2022, dapat menghubungi Sekretaris Redaksi Majalah Stabilitas di nomor 021 – 7182869 atau ke Sdri Widuri 0852 1017 3706.***