Stabilitas.id – Percepatan transisi energi dan pesatnya transformasi digital mendorong kebutuhan sistem kelistrikan yang makin andal dan fleksibel. Menjawab tantangan tersebut, perusahaan teknologi global Wärtsilä menegaskan komitmennya mendukung Indonesia melalui inovasi mesin pembangkit yang mampu merespons cepat, menstabilkan jaringan, serta memfasilitasi integrasi energi terbarukan sekaligus lonjakan kebutuhan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).
Pesan itu mengemuka dalam Energy Transition Roundtable pada gelaran Electricity Connect 2025, yang mempertemukan pemerintah, utilitas, akademisi, dan pemimpin industri untuk membahas strategi memperkuat ketahanan listrik nasional. Diskusi berfokus pada integrasi energi terbarukan, fleksibilitas sistem kelistrikan, penyelarasan kebijakan, hingga peningkatan kebutuhan daya untuk ekonomi digital dan pusat data.
Fleksibilitas: Kunci Integrasi Energi Terbarukan
BERITA TERKAIT
Indonesia terus meningkatkan kapasitas pembangkit energi surya dan angin sebagai bagian dari target emisi nol bersih. Namun sifat intermiten energi terbarukan menuntut teknologi yang mampu menyeimbangkan fluktuasi pasokan secara cepat.
Teknologi mesin fleksibel menjadi solusi yang diandalkan Wärtsilä. Mesin dapat aktif dalam hitungan detik, menjaga stabilitas frekuensi jaringan, dan mencapai beban penuh dalam waktu kurang dari dua menit. Teknologi ini juga siap mendukung masa depan energi bersih karena mampu beroperasi menggunakan bahan bakar berkelanjutan seperti hidrogen.
“Fleksibilitas adalah atribut paling krusial dalam sistem tenaga listrik modern,” ujar Kari Punnonen, Energy Business Director Australasia, Wärtsilä Energy. “Mesin fleksibel sangat diperlukan untuk memungkinkan peningkatan energi terbarukan tanpa mengorbankan keandalan.”
Lombok: Bukti Nyata Teknologi Mesin Wärtsilä
Pulau Lombok menjadi salah satu contoh penerapan nyata teknologi mesin fleksibel. Pembangkit listrik mesin Wärtsilä berkapasitas 135 MW memasok hampir 60% kebutuhan listrik Lombok. Separuh kapasitas berfungsi sebagai beban dasar, sementara sisanya menjadi penyeimbang untuk mengatasi fluktuasi energi terbarukan.
Fleksibilitas ini memungkinkan PLTS 20 MW di Lombok beroperasi tanpa baterai penyimpanan. Inilah salah satu studi kasus yang paling menonjol dalam diskusi roundtable.
“Lombok membuktikan kemampuan mesin Wärtsilä merespons fluktuasi secara cepat dan menstabilkan jaringan dalam hitungan detik,” ujar Febron Siregar, Sales Director Wärtsilä Energy.
Dari sisi akademik, Dr. Ir. Kevin Marojahan Banjar Nahor dari STEI ITB menegaskan bahwa teknologi respons cepat seperti ini sudah menjadi kebutuhan fundamental untuk skala nasional.
Penyelarasan Kebijakan Energi dan Prospek RUPTL
Indonesia tengah memperkuat arah kebijakan energinya. Dalam RUPTL 2025–2034, tercatat hampir 3 GW proyek pembangkit listrik mesin gas (PLTMG) baru, menunjukkan pentingnya fleksibilitas dalam pengembangan energi nasional.
Fabby Tumiwa, CEO IESR, mengatakan bahwa fleksibilitas dan keandalan harus menjadi pilar utama strategi energi nasional. Menurutnya, sistem kelistrikan kepulauan Indonesia membutuhkan pembangkit yang bisa naik-turun daya dengan cepat untuk menjaga stabilitas.
Perkuat Pertumbuhan Pusat Data AI
Selain transisi energi, pertumbuhan pusat data—khususnya yang berbasis AI—menjadi kontributor terbesar kenaikan permintaan listrik global. Konsumsi daya pusat data diprediksi melonjak 250% pada 2030, termasuk di Indonesia.
Ketika waktu tunggu koneksi jaringan terlalu panjang dan keandalan listrik di sejumlah wilayah belum stabil, Wärtsilä menawarkan solusi pembangkit listrik on-site dan mikrogrid yang menggabungkan energi terbarukan, mesin fleksibel, serta penyimpanan energi.
“Menghubungkan pusat data ke jaringan bisa memakan waktu hingga 10 tahun,” ujar Febron. “Dengan mikrogrid yang hemat biaya dan rendah emisi, operator pusat data dapat memperoleh daya cepat, andal, dan skalabel.”
Secara global, solusi ini sudah diadopsi. Di Amerika Serikat, Wärtsilä mengamankan pesanan 282 MW untuk pusat data besar di Ohio yang menggunakan 15 mesin 18V50SG berbahan bakar gas alam, dengan keunggulan emisi rendah dan efisiensi air.
Dengan meningkatnya integrasi energi terbarukan dan kebutuhan pusat data AI, teknologi mesin fleksibel Wärtsilä menjadi bagian penting dalam membangun sistem energi Indonesia yang lebih bersih, adaptif, dan andal.
“Tujuan kami adalah membantu Indonesia membangun sistem energi yang berkelanjutan dan siap masa depan,” tegas Febron. “Fleksibilitas adalah fondasi dari sistem kelistrikan yang tangguh.” ***





.jpg)










