• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Internasional

Tinjauan Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS oleh Moody’s Tambah Beban pada Kondisi Ekonomi

oleh Stella Gracia
21 Mei 2025 - 09:52
12
Dilihat
Tinjauan Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS oleh Moody’s Tambah Beban pada Kondisi Ekonomi

Foto: © Michael Nagle/Bloomberg

0
Bagikan
12
Dilihat

JAKARTA, Stabilitas.id – Moody’s baru-baru ini menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari Aaa menjadi Aa1, yang diperkirakan akan memperberat tekanan negatif terhadap perekonomian AS. Penurunan ini terjadi di tengah risiko resesi yang meningkat akibat kenaikan tarif dan ekspektasi inflasi yang memburuk.

Alasan utama penurunan peringkat ini adalah peningkatan utang pemerintah dan beban pembayaran bunga yang terus membengkak. Dalam rilis resmi pada Jumat (16/5), Moody’s menyatakan bahwa penurunan satu tingkat dalam skala 21 tingkat peringkat mereka mencerminkan tren kenaikan rasio utang dan pembayaran bunga pemerintah yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara berdaulat dengan peringkat serupa.

Moody’s juga menyoroti kegagalan pemerintah dan Kongres AS dalam mencapai kesepakatan untuk mengatasi defisit fiskal yang besar dan biaya bunga yang terus meningkat. Hal ini menandai pertama kalinya ketiga lembaga pemeringkat kredit internasional utama—Moody’s, S&P Global Ratings, dan Fitch Ratings—memberikan peringkat di bawah level tertinggi untuk AS, menurut James Humphries, pendiri dan mitra pengelola Mindset Wealth Management LLC.

BERITA TERKAIT

Inflasi di Atas Target, The Fed Didesak Tunda Akselerasi Pemangkasan Suku Bunga

Moody’s Turunkan Peringkat Kredit Pemerintah AS dari Aaa ke Aa1

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, OJK: Bukti Kepercayaan Global

Moody’s Menilai Ekonomi Indonesia Tetap Resilien

“Konsekuensi jangka panjang dari ekspansi fiskal yang berkelanjutan tanpa langkah kredibel untuk menstabilkan utang dapat berdampak pada biaya pinjaman dan fleksibilitas ekonomi AS,” ungkap Humphries, dilansir dari Xinhua News.

Penurunan peringkat ini diperkirakan akan meningkatkan biaya pinjaman dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Sektor perumahan diprediksi akan merasakan dampak pertama, karena suku bunga hipotek biasanya mengikuti tolok ukur tersebut.

Spencer Hakimian, pendiri dana lindung nilai Tolou Capital Management, menyatakan bahwa penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s mencerminkan tren panjang ketidakbertanggungjawaban fiskal yang pada akhirnya akan menaikkan biaya pinjaman bagi sektor publik dan swasta di AS.

Moody’s juga memperingatkan bahwa jika pemotongan pajak yang diberlakukan Presiden Donald Trump pada 2017 dan dijadwalkan berakhir tahun ini diperpanjang oleh Kongres, hal tersebut dapat menambah defisit fiskal AS sekitar 4 triliun dolar AS selama dekade berikutnya.

“Akibatnya, kami memperkirakan defisit federal akan melebar hingga hampir 9 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2035, naik dari 6,4 persen pada 2024,” ujar Moody’s. Mereka juga memproyeksikan beban utang federal akan meningkat menjadi sekitar 134 persen dari PDB pada 2035, dibandingkan 98 persen pada 2024.

Ed Yardeni, presiden Yardeni Research, memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka 10 tahun dapat melonjak hingga 5 persen setelah rincian rancangan undang-undang perpajakan diselesaikan, menurut laporan Business Insider.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Banking & Finance pada 2016 menunjukkan bahwa perubahan peringkat kredit suatu negara dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui saluran tingkat suku bunga dan aliran modal. Studi tersebut menyebutkan bahwa kenaikan satu tingkat peringkat dapat menurunkan pertumbuhan tahunan rata-rata lima tahun sebesar 0,6 persen, sedangkan penurunan satu tingkat dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,3 persen.

Ekonomi AS mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini, di tengah kebijakan tarif yang menimbulkan ketidakpastian dan melemahkan kepercayaan pasar.

Beberapa lembaga riset menurunkan prediksi kemungkinan resesi AS pada 2025 setelah pertemuan ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi antara China dan AS di Jenewa yang berlangsung dua hari, yang meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia. Namun, risiko resesi masih tetap signifikan.

Michael Feroli, kepala ekonom AS di JPMorgan, menyatakan, “Kami percaya risiko resesi masih tinggi, namun kini di bawah 50 persen,” turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 60 persen yang didasarkan pada kebijakan tarif besar-besaran AS yang diumumkan awal April.

Investor miliarder Steve Cohen memperkirakan kemungkinan resesi AS sekitar 45 persen. “Kita belum dalam resesi, tetapi pertumbuhan melambat secara signifikan,” ujarnya dalam konferensi investasi di New York pada Rabu (14/5).

Indeks harga produsen AS untuk permintaan akhir turun 0,5 persen pada April, dipengaruhi oleh menurunnya permintaan untuk perjalanan udara dan akomodasi hotel.

Sentimen konsumen AS pada Mei juga menurun dan telah melemah selama lima bulan berturut-turut, sementara ekspektasi inflasi satu tahun mencapai level tertinggi sejak 1981, menurut survei awal Universitas Michigan yang dirilis Jumat lalu.

Thierry Wizman, ahli strategi valuta asing dan suku bunga global di Macquarie Group, mengatakan, “Masalahnya bukan hanya tarif, tetapi juga kelemahan mendasar di kalangan konsumen AS saat ini. Kuartal kedua diperkirakan akan menjadi kuartal yang lemah bagi pertumbuhan, mengingat sentimen yang buruk dan ketidakpastian kebijakan yang masih tinggi, meskipun ada kemajuan dengan China akhir pekan lalu.”

Tags: ekonomi ASMoody'speringkat kredit pemerintah AS
 
 
 
 
Sebelumnya

Moody’s Turunkan Peringkat Kredit Pemerintah AS dari Aaa ke Aa1

Selanjutnya

Jelang Spin Off, BTN Syariah Kembali Diakui Internasinal Sebagai Best Islamic Bank 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Inflasi di Atas Target, The Fed Didesak Tunda Akselerasi Pemangkasan Suku Bunga

Inflasi di Atas Target, The Fed Didesak Tunda Akselerasi Pemangkasan Suku Bunga

oleh Sandy Romualdus
3 Oktober 2025 - 11:25

Stabilitas.id – Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, menilai langkah pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin...

Pemerintah AS Terancam Shutdown, Gedung Putih Siapkan Skema PHK Massal ASN

Pemerintah AS Terancam Shutdown, Gedung Putih Siapkan Skema PHK Massal ASN

oleh Stella Gracia
26 September 2025 - 13:13

Stabilitas.id — Pemerintah Amerika Serikat menghadapi ancaman shutdown mulai 1 Oktober 2025 setelah Kongres gagal menyepakati rancangan anggaran tahunan. Gedung...

ANZ Didenda Rp2,6 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah Perbankan Australia

ANZ Didenda Rp2,6 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah Perbankan Australia

oleh Sandy Romualdus
16 September 2025 - 16:33

JAKARTA, Stabilitas.id — Otoritas keuangan Australia menjatuhkan denda sebesar 240 juta dolar Australia atau setara Rp2,62 triliun kepada ANZ Group,...

Inflasi Inti AS Naik Jadi 3,1% di Juli, Tertinggi Sejak Awal 2025

Inflasi Inti AS Naik Jadi 3,1% di Juli, Tertinggi Sejak Awal 2025

oleh Stella Gracia
14 Agustus 2025 - 18:08

JAKARTA, Stabilitas.id – Inflasi inti Amerika Serikat (AS) melonjak pada Juli 2025, mencatat laju tahunan tertinggi sejak awal tahun, di...

Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon-hee Ditangkap atas Dugaan Manipulasi Saham, Intervensi Pemilu, dan Suap

Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon-hee Ditangkap atas Dugaan Manipulasi Saham, Intervensi Pemilu, dan Suap

oleh Stella Gracia
13 Agustus 2025 - 11:19

SEOUL, Stabilitas.id – Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon-hee, resmi ditahan atas tuduhan terlibat dalam skema manipulasi harga saham,...

GROW dan Fullerton Luncurkan China Equities Fund, Targetkan Pertumbuhan Jangka Panjang di Pasar Tiongkok

GROW dan Fullerton Luncurkan China Equities Fund, Targetkan Pertumbuhan Jangka Panjang di Pasar Tiongkok

oleh Stella Gracia
13 Agustus 2025 - 10:10

JAKARTA, Stabilitas.id – GROW with Singlife bersama Fullerton Fund Management resmi meluncurkan Fullerton Lux Funds – China Equities (Class A)...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Jelang Spin Off, BTN Syariah Kembali Diakui Internasinal Sebagai Best Islamic Bank 2025

Jelang Spin Off, BTN Syariah Kembali Diakui Internasinal Sebagai Best Islamic Bank 2025

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance