Stabilitas.id – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) memperkuat komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan melalui program hunian layak dan perluasan penggunaan energi alternatif. Langkah ini menjadi bagian dari peringatan Hari Bangunan Indonesia (HBI) 2025 yang menyoroti sinergi antara ketahanan sosial dan keberlanjutan industri konstruksi.
Dalam momentum HBI 2025, Indocement memulai pembangunan sekaligus renovasi rumah tidak layak huni milik Ibu Fitri, warga Desa Gunungsari, Kabupaten Bogor, yang terdampak bencana hujan angin. Proyek sosial tersebut ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan.
Acara peresmian dihadiri oleh Corporate Secretary Indocement Dani Handajani, CSR Manager Gadang Wardono, serta Kepala Desa Gunungsari Uwes Wijaya, Selasa (11/11/2025).
BERITA TERKAIT
“Kami ingin memastikan keberadaan Indocement memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar, tidak hanya lewat pembangunan infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan lingkungan,” ujar Dani Handajani.

Daya Saing Tenaga Konstruksi
Selain program sosial, Indocement juga aktif meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor konstruksi. Bersama Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, perusahaan menyelenggarakan Forum Jasa Konstruksi se-Jawa Barat yang diikuti 150 peserta untuk memperkuat hard skill dan soft skill tenaga kerja konstruksi.
Indocement juga ikut serta dalam Pekan Kompetisi dan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia pada 9–12 November 2025 yang melibatkan Kementerian PUPR, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bogor, dan tujuh pelaku industri bahan bangunan. Agenda kegiatan meliputi edukasi bagi SMK Bangunan, sertifikasi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa se-Kabupaten Bogor, serta lomba pembangunan rumah mini tingkat Jawa Barat.
Transisi Energi Lewat RDF
Di sisi lingkungan, Indocement terus memperkuat penerapan Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Upaya ini menjadi bagian dari strategi pengelolaan sampah berkelanjutan melalui kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan komunitas.
Kerja sama RDF yang telah dijalankan meliputi:
- Provinsi DKI Jakarta: Offtaker RDF dari TPST Bantargebang (625 ton/hari) dan RDF Plant Rorotan (875 ton/hari)
- Provinsi Jawa Barat: Kajian RDF dari TPPAS Lulut Nambo (700 ton/hari)
- Kota Makassar: MoU dengan kapasitas 300 ton/hari
- Kolaborasi dengan Kota Cimahi, Bandung, Bekasi, dan Kabupaten Karawang
Tak hanya itu, program internal “Sedekah Sampah” yang diluncurkan sejak 2022 telah berhasil mengumpulkan lebih dari 265 ton sampah anorganik, yang kemudian diolah menjadi bahan bakar alternatif di pabrik Indocement.
Indocement—produsen Semen Tiga Roda, Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan—saat ini mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta beberapa fasilitas sewa dengan kapasitas total 33,5 juta ton per tahun. Perusahaan yang menjadi bagian dari Heidelberg Materials AG sejak 2001 ini juga terus memperkuat inovasi hijau sebagai bagian dari strategi bisnis berkelanjutan.
Melalui berbagai program sosial, pelatihan, dan inisiatif lingkungan tersebut, Indocement menegaskan peran strategisnya dalam mewujudkan industri konstruksi nasional yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.***





.jpg)










