JAKARTA, Stabilitas– Sepanjang tahun 2018, Amartha, perusahaan financial technology (fintech) berhasil meningkatkan kesejahteraan ratusan ribu mitranya, yang merupakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Berdasarkan data Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata) pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan, atau setara naik 59 persen.
Menurut CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, meningkat drastisnya pendapatan perempuan mitra Amartha yang berdampak pada berkurangnya angka kemiskinan, dicapai lewat serangkaian program poverty intervention antara lain menyediakan akses modal agar para perempuan mitra Amartha di desa bisa memulai dan mengembangkan usaha, memberikan pelatihan wirausaha dan literasi keuangan, agar para perempuan mitra Amartha bisa mengelola keuangan untuk mengembangkan bisnisnya, serta meningkatkan daya beli perempuan desa yang akhirnya mampu meningkatkan kualitas hidup.
“Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma modal, tapi juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modalnya demi keberlangsungan usaha,” kata Andi.
Dirinya menambahkan, sejalan dengan meningkatnya pendapatan para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, 52 persen dari mitra Amartha sudah mampu menyisihkan uang untuk membeli peralatan penunjang usaha seperti membeli sepeda motor dan merenovasi toko mereka. Bahkan mitra Amartha kini sudah bisa mengalokasikan keuntungan usaha mereka untuk membeli keperluan konsumtif seperti membeli telepon seluler dan televisi.
“Selain kucuran modal dan pendampingan, ribuan perempuan desa pengusaha mikro mitra Amartha juga merasa terbantu oleh program pembagian 7.039 pasang kacamata. karena banyak dari mereka mengalami rabun jauh sehingga tidak bisa dengan efektif mengelola keuangan,”paparnya.
Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada dibawah garis kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen. Berkurangnya populasi penduduk miskin yang menjadi mitra Amartha,
Penurunan tingkat kemiskinan mitra Amartha ternyata lebih cepat dari level nasional, berhasil mengurangi jumlah mitra Amartha yang semula ada di bawah garis kemiskinan sebanyak 22 persen. Dari data Badan Pusat Statistik, penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun sebesar 1,1 persen.
“Ini membuktikan bahwa perusahaan fintech bisa membawa dampak positif, jika kita semua tidak hanya berpikir untuk mengejar keuntungan, tapi juga membantu masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Andi. (Is)





.jpg)










