• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Selasa, November 25, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Perbankan

Babak Baru Berebut Nasabah Kaya

oleh Sandy Romualdus
27 Februari 2016 - 00:00
20
Dilihat
Babak Baru Berebut Nasabah Kaya
0
Bagikan
20
Dilihat

HAMPIR lima tahun sejak peristiwa yang mencoreng layanan perbankan eksklusif, kini persaingan di industri tampaknya mulai memasuki babak baru. Setelah tahun 2011, layanan khusus nasabah kakap itu sempat dibekukan setahun oleh otoritas perbankan menyusul kasus pembobolan dana oleh karyawan Citigold, private banking miliki Citibank di Indonesia.

Kini, seiring peningkatan jumlah high net worth Individual (HNWI) atau orang-orang superkaya di Indonesia, layanan private banking seolah menemukan momentum baru. Menurut Capgemini, sebuah firma keuangan yang banyak mengadakan riset tentang orang kaya dan investasinya, pernah merilis data pada 2014, bahwa pertumbuhan HNWI di Indonesia meningkat 7,5 persen dalam satu tahun terakhir. Jumlah orang superkaya di Indonesia menjadi 40 juta penduduk dengan total kekayaan 134 juta dollar AS. HNWI dalam definisi Capgemini adalah seseorang yang memiliki investasi senilai 1 miliar dollar AS atau lebih. Tidak termasuk rumah utama, barang konsumsi, dan barang koleksi.

Disebutkan Capgemini, masyarakat Indonesia dalam hal alokasi aset masih memilih menempatkan dananya dalam bentuk tunai atau yang setara dengan itu dengan jumlah 27,3 persen. selain itu, orang kaya di Indonesia juga gemar menempatkan investasinya di tanah dan bangunan dengan jumlah mencapai 20,4 persen. Sementara pada instrumen pendapatan tetap sebesar 19,1 persen, pada investasi alternatif 16,8 persen, dan saham 16,5 persen.

BERITA TERKAIT

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500

Atlet Muda Indonesia Panen Gelar di Ajang Internasional Australia Open 2025

Peningkatan jumlah orang kaya tidak terlepas dari tumbuhnya perekonomian Indonesiaselama periode 2009-2013 yang angkanya mencapai rata-rata 5,9 persen per tahun. Meski di tahun-tahun selanjutnya ekonomi tumbuh lebih lambat namun tetap saja masih memberi tambahan kepada tumbuhnya orang kaya di Indonesia.

Berdasarkan data LPS per Desember 2014, jumlah rekening dengan nominal simpanan di kisaran Rp2-5 miliar berjumlah 139.494 rekening atau hanya 0,09 persen dari total rekening di Indonesia. Jumlah itu naik 7,81 persen dari bulan sebelumnya, atau naik sekitar 29 ribu rekening.

Begitu pula dengan pemilik rekening dengan nominal simpanan lebih dari Rp5 miliar. Jika pada November 2014 hanya berjumlah 75.454 rekening, pada Desember 2014 jumlahnya meningkat menjadi 78.403 rekening. Adapun nasabah dengan nominal simpanan di atas Rp5 miliar jumlahnya mencapai Rp2.035,75 triliun atau 47 persen dari total simpanan.

Meningkatnya jumlah orang kaya merupakan peluang bagi bank untuk menawarkan layanan pengelolaan kekayaan atau wealth management, atau beberapa bank menyebutnya private banking, priority banking, atau preferred banking. Saat ini hampir semua bank bermodal besar telah memiliki layanan tersebut yang memanjakan nasabah dan mengurusi keperluannya baik di bidang investasi maupun keperluan bisnis lainnya, padahal bank-bank itu ketika kasus Citibank 2011 silam dinilai otoritas tidak siap 100 persen memberikan layanan wealth management.

Desi Armadiani, Sekretaris Jenderal Certified Wealth Managers Association (CWMA) Indonesia mengaku bank menjagokan layanan pengelolaan kekayaan untuk membidik nasabah berpendapatan miliaran. Layanan ini memberikan kepada nasabah layanan sangat personal (personalized) dan bisa dibentuk dan disesuaikann dengan kebutuhan dan kemauan nasabah (customized). “Layanan ini juga memberikan advisory secara menyeluruh kepada nasabah terkait dengan pengelolaan kekayaan, mulai dari wealth protection, wealth growth and accumulation sampai wealth distribution and transitioning. Dan bank menyediakan para wealth manager yang kredibel di bidangnya untuk mengurus semua itu,” kata Desi.

Incar Dana Rp100 Juta

Bahkan di samping nasabah dengan simpanan Rp2 miliar sampai 5 miliar atau lebih besar, saat ini bank mulai mengincar nasabah-nasabah kaya yang memiliki simpanan sekitar Rp100 juta. Hal itu dilandasi oleh data yang menyebutkan bahwa nasabah-nasabah dengan tabungan sejumlah itu mendominasi struktur simpanan di perbankan nasional. Bank mencoba memperkuat strategi dengan memberi layanan khusus bagi nasabah berkantong ‘sangat tebal’, sembari memberikan ruang bagi nasabah berkantong ‘cukup tebal ‘untuk mengenal produk investasi.

PT Bank Mandiri Tbk, misalnya memberi perhatian khusus kepada nasabah tajir dengan menyiapkan layanan prioritas. Bank dengan logo pita emas itu mengklaim hingga Maret 2015 telah mengelola dana wealth management sebesar Rp41,6 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 40.0000 orang.

Hery Gunardi, Direktur Consumer Banking Mandiri mengatakan potensi bisnis wealth management sangat besar mengingat distribusi simpanan yang timpang. Menurutnya, 65 persen jumlah DPK dikuasai oleh 220.000 rekening, dengan kata lain terjadi piramida terbalik dari sisi jumlah pemegang dana.

Hal itu mendorong Bank Mandiri konsentrasi menggarap segmen nasabah tajir itu. Pada tahun ini, Bank Mandiri mengincar pertumbuhan bisnis wealth management sebesar 10 persen hingga 15 persen.

Untuk mencapai itu, perseroan akan gencar melakukan edukasi nasabah guna membangun pemahaman terhadap berbagai jenis produk investasi dan risikonya. Pasalnya, sekitar 70 persen nasabah masih menempatkan uangnya dalam bentuk deposito dan reksa dana pasar uang, sisanya ditempatkan pada obligasi, reksa dana saham, dan campuran.

“Ini terkait dengan risk appetite-nya sehingga yang pertama kami lakukan ialah petakan risk profile dan profil nasabah, apakah mereka nasabah agresif atau nasabah yang tidak suka risiko atau  cukup moderat. Selanjutnya kami akan kombinasikan dari sisi produk,” ujar Hery.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk juga memiliki layanan nasabah kaya dengan nama BNI Emerald dan jumlah pesertanya mencapai 21.000 orang hingga akhir tahun 2014 lalu. Sementara, dana kelolaan nasabah kaya ini naik menjadi Rp48 triliun. BNI berharap total nasabah naik 22 persen setiap tahun. Sedangkan, total dana kelolaan diyakini mampu tumbuh sebesar 20 persen.

Standard Chartered Bank (SCB) Indonesia juga berupaya memperkaya produk-produk wealth management-nya, diantaranya produk asuransi dengan menggandeng perusahaan asuransi terbesar di Indonesia, PT Prudential Life Assurance. Mulai tahun ini, Standard Chartered Bank Indonesia akan memasarkan 10 produk asuransi milik Prudential.

Executive Director and Head Wealth Management SCB Bambang Simon ISTIMEWASimarno menuturkan melalui kerjasama dengan Prudential, saat ini pihaknya memiliki 10 mitra perusahaan asuransi dan lebih dari 20 produk asuransi. Selain produk asuransi, menurut dia, pihaknya memiliki lebih dari 50 produk reksadana.

“Tahun ini kami mulai rintis kerjasama dengan Prudential. Rencananya tahun ini kami akan memasarkan 12 produk Prudential, produknya beragam tidak hanya asuransi jiwa, tapi juga credit shield, perlindungan KPR, endowment, dan lainnya” ujar Simon.
Simon mengakui, untuk ke depan pihaknya juga akan mengembangkan produk khusus bersama dengan Prudential. Adapun nantinya komposisi produk Prudential yang dipasarkan pihaknya akan seimbang antara jumlah produk tradisional dan produk unit link. “Kami ingin 50 persen produk tradisional, dan 50 persen produk unit link,” terang dia.

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, yang selama ini kuat di segmen kredit usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM), semakin kencang menyasar segmen nasabah kaya. BRI mengklaim potensi bisnis wealth management sangat besar mengingat dari 50 juta nasabah BRI baru sekitar 40.000 nasabah prioritas yang telah membeli produk-produk investasi.

Hingga akhir tahun ini, perseroan mengincar jumlah nasabah naik menjadi 50.000 dengan target pengelolaan aset naik menjadi Rp50 triliun pada tahun ini atau tumbuh sebesar 130 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu.

Untuk memuluskan rencana itu, perseroan agresif menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan aset manajemen. Selain itu, BRI juga berencana menghadirkan Sentra Layanan Prioritas (SLP) di delapan kota besar yakni Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Palembang, Lampung, Manado, dan Jayapura.
Tampaknya memang babak baru persaingan merebut nasabah kaya sudah dimulai.

 
 
 
 
Sebelumnya

BPJS Kesehatan Gandeng 4 Bank

Selanjutnya

Transmisi Lamban Bunga Acuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

oleh Stella Gracia
24 November 2025 - 10:29

Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui anak perusahaannya, PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI), resmi mencatatkan produk Kontrak...

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

oleh Stella Gracia
24 November 2025 - 10:26

Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan konsistensinya dalam memperluas akses pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan...

Permudah Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Beri Layanan “Jemput Bola”

Permudah Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Beri Layanan “Jemput Bola”

oleh Stella Gracia
24 November 2025 - 07:35

Stabilitas.id – Inovasi layanan keuangan tak selalu lahir dari gedung-gedung besar di kota. Di Kelurahan Harapan Tani, Kecamatan Kempas, Kabupaten...

Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen

Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen

oleh Sandy Romualdus
23 November 2025 - 19:00

Stabilitas.id – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meresmikan BTN Digital Store KCP Digital Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Lidah...

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

oleh Stella Gracia
22 November 2025 - 20:51

Stabilitas.id - Prestasi bulu tangkis Indonesia kembali mencuri perhatian dunia. Dua partai sekaligus yakni ganda putri dan ganda putra mencatat...

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:34

Stabilitas.id - Tangerang, 20 November 2025 – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Harga BBM Resmi Naik! Pertalite Jadi Rp10 ribu, Solar Subsidi Rp6,800, Pertamax Rp14,500

    Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500

Atlet Muda Indonesia Panen Gelar di Ajang Internasional Australia Open 2025

Permudah Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Beri Layanan “Jemput Bola”

Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Transmisi Lamban Bunga Acuan

Transmisi Lamban Bunga Acuan

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance