JAKARTA, Stabilitas.id – Backlog perumahan di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang belum sepenuhnya teratasi. Pemerintah menargetkan backlog bisa ditekan menjadi 5 juta unit pada 2025, turun dari 7,64 juta unit di 2020. Namun, percepatan pembangunan rumah tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan konvensional. Industri konstruksi dituntut menghadirkan solusi yang lebih cepat, efisien, dan berkelanjutan.
Menjawab tantangan tersebut, PT Cemindo Gemilang Tbk, produsen Semen Merah Putih, melalui anak usahanya PT Motive Mulia menghadirkan inovasi Prefabricated Modular Concrete dengan brand Beton Merah Putih. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam penyediaan hunian masa depan yang lebih terjangkau, cepat, dan ramah lingkungan.
Solusi Modular: Cepat, Fleksibel, dan Efisien
BERITA TERKAIT
Akhmad Syamsuddin, Direktur Operasional PT Motive Mulia, menjelaskan bahwa sistem modular pracetak dirancang untuk mempercepat pembangunan sekaligus menekan biaya konstruksi. “Solusi ini sangat relevan dengan kebutuhan perumahan perkotaan, di mana lahan terbatas dan biaya pembangunan terus meningkat. Dengan modular, hunian bisa dibangun lebih cepat dengan kualitas terjaga,” ujarnya.
Keunggulan lainnya, sistem modular ini fleksibel untuk berbagai jenis bangunan, mulai dari rumah tapak hingga apartemen bertingkat. Dengan konstruksi pracetak, elemen bangunan diproduksi di pabrik lalu dirakit di lokasi, sehingga lebih presisi dan hemat waktu.
Ramah Lingkungan, Mendukung Net Zero Emission 2060
Beton Merah Putih tidak hanya menekankan aspek efisiensi, tetapi juga keberlanjutan. Produk modular ini menggunakan material ramah lingkungan, salah satunya Semen Merah Putih FLEXIPLUS (HE), semen non-OPC dengan kekuatan awal tinggi (High Early Strength).
Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, menegaskan bahwa material tersebut mendukung pembangunan berkelanjutan sekaligus mengurangi jejak karbon sektor konstruksi. “Industri konstruksi adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar. Dengan semen non-OPC, kami bisa mengurangi dampak lingkungan sekaligus memastikan ketahanan struktur,” jelasnya.
Upaya ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060. Tidak hanya mendukung proyek hunian, teknologi modular juga bisa diterapkan untuk berbagai proyek infrastruktur lainnya.
Dukungan Asosiasi Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I)
Inovasi Beton Merah Putih mendapat sambutan positif dari Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I). Sekjen AP3I, Ir. Dudung Maulana Textianto, menilai pendekatan modular sangat strategis untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah.
“Kami percaya sistem modular seperti yang ditawarkan Beton Merah Putih akan menjadi solusi tepat dalam menjawab backlog perumahan. Selain cepat, kualitas bangunannya juga lebih tahan lama,” ungkap Dudung.
Selain itu, AP3I juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam industri pracetak. Mereka siap mendukung kampanye penggunaan material ramah lingkungan yang dikembangkan Semen Merah Putih untuk mendorong pembangunan hijau di Indonesia.
Transformasi Konstruksi Menuju Hunian Masa Depan
Kolaborasi Semen Merah Putih, Beton Merah Putih, dan AP3I dinilai sebagai langkah nyata transformasi industri konstruksi Indonesia. Inovasi modular bukan sekadar solusi jangka pendek, tetapi bagian dari strategi jangka panjang mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini adalah ikhtiar bersama anak bangsa untuk mengubah paradigma pembangunan. Dengan mengedepankan teknologi modular dan material ramah lingkungan, kita bukan hanya membangun rumah, tetapi juga masa depan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkas Syarif. ***





.jpg)










