Jakarta – Setelah tiga tahun dalam tren kenaikan, akhirnya suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin ke level 7,5 persen merespons ekspektasi yang membaik pada perekonomian global dan juga penurunan harga minyak dunia. Hal itu membuat pergerakan inflasi diyakini akan lebih jinak dalam beberapa bulan ke depan.
“Kebijakan ini diambil dengan keyakinan inflasi akan terkendali dan rendah di kisaran 4 persen plus minus 1 persen pada 2015. BI menyambut baik reformasi subsidi, pembangungan infrastruktur. BI berpandangan dengan disetujui APBN, dan langkah tersebut akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Ini adalah kali pertama sejak mantan Direktur Bank Mandiri itu menjabat sebagai orang nomor satu di otoritas moneter, dia menurunkan BI Rate,
BERITA TERKAIT
Selain itu, BI juga optimistis tingkat defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga akan membaik seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta turunnya harga minyak dunia.
Dalam rapat tersebut, suku bunga fasilitas simpanan BI (Fasbi) juga turun 0,25 persen menjadi 5,5 persen. Sementara landing facility tetap 8 persen.
BI menaikkan BI Rate pada November merespons dihapuskannya subsidi bahan bakar minyak (BBM). Terakhir kali BI Rate diturunkan pada Februari 2012





.jpg)










