Stabilitas.id — Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan komitmennya untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Bagi BNI, pelaku UMKM merupakan “pahlawan ekonomi modern” yang berjuang membangun kemandirian serta menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Melalui program BNI Berbagi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, BNI telah membantu pengembangan lebih dari 380 pelaku UMKM lokal. Program ini menjadi wadah pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi akses pasar agar pelaku usaha dapat naik kelas dan memiliki daya saing lebih tinggi.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menuturkan, pemberdayaan UMKM menjadi fokus utama perseroan dalam mendukung ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.
BERITA TERKAIT
“BNI berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi pelaku usaha lokal agar dapat naik kelas melalui pembinaan dan pendampingan menuju akses pasar yang lebih luas,” ujar Okki dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).
Salah satu kisah sukses dari program ini datang dari Awicho, UMKM asal Ngawi yang berhasil memadukan dua produk lokal — cokelat dan tempe — menjadi inovasi kuliner khas yang kini dikenal di berbagai kota besar di Indonesia.
Didirikan oleh Masrifah Hidayati Nur atau Ida, Awicho awalnya hanya memproduksi cokelat karakter musiman sejak 2014. Namun, ide untuk menciptakan “cokelat tempe” menjadi titik balik bisnisnya.
“Ngawi terkenal dengan tempe. Jadi saya berpikir membuat cokelat tempe. Tidak mudah, karena dua bahan ini punya karakter berbeda. Tapi setelah banyak percobaan, akhirnya ketemu rasa yang pas,” ujar Ida.
Melalui pembinaan BNI, Ida mendapat pelatihan branding, kemasan, digital marketing, hingga kesempatan mengikuti berbagai pameran lokal dan nasional.
“Dari pelatihan dan dukungan BNI, kami belajar strategi penjualan dan pengembangan produk. Sekarang penjualan kami meningkat signifikan,” ujarnya.
Kini, Awicho mempekerjakan lima karyawan tetap dan memproduksi beragam olahan cokelat dan tempe seperti cokelat tempe, brownies kering tempe, hingga keripik tempe cokelat dengan harga Rp5.000–Rp25.000 per kemasan. Ida juga melibatkan ibu rumah tangga sekitar untuk ikut dalam proses produksi agar memiliki penghasilan tambahan.
“Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri,” tambah Ida.
Meskipun sempat terpukul saat pandemi Covid-19 dengan omzet hanya Rp2–3 juta per bulan, Ida mampu bangkit berkat semangat pantang menyerah dan dukungan berkelanjutan dari BNI. Kini, omzet Awicho stabil di kisaran Rp25–30 juta per bulan, bahkan bisa mencapai Rp210 juta saat musim Lebaran.
Kisah Awicho menjadi bukti nyata bahwa semangat kepahlawanan juga hidup di dunia usaha. Melalui kolaborasi dan pendampingan berkelanjutan, BNI terus melahirkan “pahlawan-pahlawan ekonomi” baru yang membangun kemandirian dan kesejahteraan dari akar rumput.
Dengan semangat Hari Pahlawan, BNI berkomitmen menyalakan api perjuangan baru bagi kemajuan ekonomi bangsa — melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui pemberdayaan UMKM di seluruh penjuru negeri.***





.jpg)










