JAKARTA, Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) membukukan laba bersih konsolidasi Rp26,53 triliun pada semester I 2025, dengan total aset tumbuh 6,52% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp2.106,37 triliun. Kinerja positif ini diraih di tengah tantangan ekonomi global, didorong oleh transformasi bisnis bertajuk BRIVolution Reignite.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyatakan, transformasi tersebut fokus pada penguatan struktur pendanaan, pengembangan bisnis inti, dan penciptaan mesin pertumbuhan baru. “Kami memperbaiki funding structure untuk mendorong pertumbuhan dana murah (CASA), menyederhanakan produk, mengakselerasi giro, dan memperkuat kanal digital serta brand di segmen ritel dan wholesale,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja keuangan triwulan II 2025 di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Pendapatan selain bunga melonjak 10,6% menjadi Rp26,7 triliun, sementara Pre-Provision Operating Profit (PPOP) naik 2,2% menjadi Rp58,3 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 6% menjadi Rp1.416,6 triliun, dengan 80,32% di antaranya untuk segmen UMKM. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,7% menjadi Rp1.482,1 triliun, dengan porsi CASA naik menjadi 65,5%, didorong pertumbuhan dana giro 16,1% dan tabungan 6,8%.
BERITA TERKAIT
Kinerja digital BRI juga impresif. Pengguna super app BRImo melonjak 21,2% menjadi 42,7 juta dengan volume transaksi Rp3.231,7 triliun (naik 25,5%). Platform Qlola untuk nasabah wholesale mencatatkan transaksi Rp5.970 triliun (naik 33,9%), sementara transaksi merchant BRI tumbuh 27,2% menjadi Rp105,5 triliun, dan transaksi QRIS melonjak 142,9% menjadi Rp37,2 triliun.
Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menambahkan, efisiensi pendanaan tercermin dari Cost of Fund (CoF) yang membaik menjadi 3,6% dan Cost of Deposit (CoD) di 3,0%. “Likuiditas kami kuat dengan Liquidity Coverage Ratio 150,5% dan Net Stable Funding Ratio 125,6%. Loan to Deposit Ratio di 84,97% memberikan ruang pertumbuhan yang sehat,” katanya.
Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mencatat, rasio Non Performing Loan (NPL) membaik menjadi 3,04% dengan NPL Coverage 188,84%, mencerminkan kehati-hatian dalam pengelolaan risiko. Sementara itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI mencapai 25,01%, salah satu yang tertinggi di industri perbankan nasional.
Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menyoroti penguatan bisnis mikro melalui business process reengineering, dengan fokus pada human capital, proses bisnis, produk, dan manajemen risiko. Holding Ultra Mikro (UMi) telah menjangkau 34,7 juta debitur aktif dengan 126 juta rekening simpanan mikro hingga Juni 2025.
Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto menegaskan komitmen pada inklusi keuangan melalui 4.625 Desa BRILian, 41.217 klaster usaha, dan 1,2 juta AgenBRILink yang mencatatkan transaksi Rp843 triliun. BRI juga menyalurkan KUR Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur, Bantuan Subsidi Upah Rp2,25 triliun untuk 3,7 juta penerima, dan kredit FLPP Rp13,35 triliun untuk 97.878 masyarakat berpenghasilan rendah.
Hery menegaskan, transformasi budaya kerja melalui BRILiaN Way yang diluncurkan pada 14 Juli 2025, dengan lima nilai utama—Integrity, Collaborative, Accountability, Growth Mindset, dan Customer Focus—akan memperkuat kinerja berkelanjutan. “Dengan transformasi ini, BRI optimistis terus mendukung ekonomi kerakyatan dan pertumbuhan nasional,” tutupnya. ***





.jpg)









