Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (Danamon) mengumumkan perolehan laba bersih setelah pajak normalized mencapai Rp 3,453 triliun. Laba Bersih Normalized adalah angka sebelum penerapan peraturan baru OJK (Surat Edaran, No SE-06/D.05/2013 tentang Asuransi Kendaraan) mengenai tarif premi asuransi yang berdampak pada pendapatan premi Adira Finance dan sebelum penerapan biaya restrukturisasi.
Henry Ho, Direktur Utama Danamon mengatakan, perolehan laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar Rp 13,7 triliun pada akhir tahun 2014. Sementara laba bersih setelah pajak reported Danamon mencapai Rp 2,604 trilliun pada akhir tahun 2014 dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi pada 17,9%.
Untuk kredit, Hendry mengungkapkan, kredit usaha mikro Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) berada pada Rp 19 triliun pada akhir tahun 2014. Sementara itu, jumlah kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) mencapai Rp 20 triliun pada akhir tahun 2014. “Secara total, kredit Danamon untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi sebesar 28% dari seluruh kredit Danamon,” kata Henry di Jakarta, Kamis (28/1).
Sementara kredit untuk segmen komersial mencapai Rp 15 triliun pada akhir tahun 2014 dan kredit untuk segmen korporasi mencapai Rp 17,5 triliun. Pembiayaan perdagangan atau trade finance Danamon membukukan pertumbuhan sebesar 26% pada Desember 2014 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 24,8 triliun.
Pada akhir Desember 2014, kredit otomotif melalui Adira Finance mencapai Rp 49,6 triliun, atau tumbuh sebesar 3% dibandingkan pada akhir Desember 2013. “Hal ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan dan kompetisi yang lebih ketat pada industri pembiayaan kendaraan.”
Dalam hal kualitas aset, rasio kredit bermasalah (Gross Non-Performing Loans/NPL) berada pada posisi yang terjaga pada 2,3% pada akhir tahun 2014, sementara rasio biaya kredit berada pada posisi 2,8%.
Vera Eve Lim, Chief Financial Officer dan Direktur Danamon menambahkan, pada giro dan tabungan (current accounts and savings/CASA), Danamon membukukan pertumbuhan 10% dibandingkan akhir tahun 2013 menjadi Rp 58 triliun. Dengan pertumbuhan ini, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 49% dari total dana pihak ketiga Danamon. Deposito atau time deposit tumbuh sebesar 4% menjadi Rp 60 triliun.
“Total pendanaan Danamon, yang mencakup CASA, deposito, dan dana jangka panjang (long term funding), tumbuh sebesar 4% pada akhir tahun 2014 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 146 triliun,” pungkas Vera.
Hingga 31 Desember 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau regulatory loan to deposit ratio (LDR) mencapai 92,6%, membaik dibandingkan 95,1% pada akhir Desember 2013. Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon secara konsolidasi (consolidated loan to total funding) berada pada posisi 85,9% pada akhir Desember 2014 dibandingkan 87,4% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi Danamon berada pada posisi 17,9% sementara CAR standalone berada pada posisi 18,2% pada akhir Desember 2014.





.jpg)










