JAKARTA, Stabilitas.id — Bank Jakarta meraih tiga penghargaan pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar yang digelar Pemprov DKI Jakarta bersama Perumda Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI). Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi Bank Jakarta dalam mendorong penerapan transaksi non-tunai di pasar tradisional ibu kota.
Bank Jakarta berhasil menyabet predikat Mitra Perbankan Terbaik untuk kategori Pasar B (Pasar Koja) dan Pasar A (Pasar Mayestik), serta penghargaan Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, kepada Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, di Main Hall Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). Acara turut dihadiri Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jakarta, Yosamartha, serta Kepala OJK Jabodebek, Edwin Nurhadi.
BERITA TERKAIT
Pramono menegaskan bahwa digitalisasi pasar tradisional menjadi bagian penting dalam transformasi ekonomi Jakarta. “Digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Kalau literasi tidak dilombakan, perbankan tidak diadu, pasarnya tidak diamati, lompatan itu tidak akan terjadi. Hasilnya luar biasa, penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47%, NPWP pedagang juga naik signifikan, dan transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40%,” ujar Pramono.
Ia menambahkan, kontribusi Jakarta terhadap ekonomi nasional terus menguat. “Jakarta memberi kontribusi 16,61% terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan 5,18%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12%. Salah satu faktor pendorongnya adalah digitalisasi. Dengan digitalisasi, copet berkurang, primanisme menyusut, dan pasar Tanah Abang sebagai sentra ASEAN bisa kembali hidup,” tegasnya.
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterima. Menurutnya, ajang ini menjadi momentum untuk mempercepat literasi dan inklusi keuangan di level akar rumput.
“Digitalisasi pasar tradisional adalah bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta. QRIS dan EDC bukan hanya memudahkan transaksi, tapi juga membuka jalan bagi UMKM untuk masuk sistem keuangan formal. Kami berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” kata Agus.
Kepala Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, turut mengapresiasi kolaborasi dengan Bank Jakarta. Pasar Mayestik bahkan ditetapkan sebagai Pasar Digital Terbaik Tipe A dalam lomba tersebut. “Ini bukan sekadar tren, tapi kebutuhan agar pasar tradisional tetap relevan dan berdaya saing di era ekonomi digital,” ungkap Dewi.
Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menegaskan pihaknya akan memperluas program digitalisasi bersama Pasar Jaya. “Digitalisasi pasar akan berdampak positif bagi pemberdayaan UMKM sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Lomba Digitalisasi Pasar sendiri digelar dengan melibatkan 20 pasar tradisional percontohan dari total 153 pasar yang dikelola Pasar Jaya. Pasar-pasar tersebut dinilai berdasarkan kategori Program Literasi Teraktif, Digitalisasi Keuangan Terbaik, dan Akses Keuangan Termasif. ***





.jpg)










