JAKARTA, Stabilitas.id — PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR), emiten bank digital yang dikenal dengan pendekatan teknologi finansialnya, mencatat lonjakan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 99,24% secara tahunan (YoY) pada semester I/2025, mencapai Rp1,77 triliun. Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif di tengah perlambatan industri perbankan nasional.
David Wirawan, SVP Finance Amar Bank, menyebut capaian tersebut sebagai hasil dari strategi perusahaan dalam membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah. “Pencapaian ini memperkuat posisi Amar Bank sebagai institusi yang tangguh dan adaptif terhadap dinamika industri,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Pertumbuhan DPK yang hampir dua kali lipat ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan strategi akuisisi nasabah, tetapi juga menunjukkan meningkatnya kepercayaan publik terhadap layanan digital banking Amar Bank. Di tengah kondisi pasar yang menantang, bank mampu menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap fokus pada efisiensi dan inovasi produk.
BERITA TERKAIT
Seiring dengan peningkatan DPK, Amar Bank juga mencatat perbaikan pada rasio loan to deposit (LDR), yang turun menjadi 200,42% pada semester I/2025, dari sebelumnya 314,18% di periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menunjukkan penguatan likuiditas dan pengelolaan risiko yang lebih konservatif.
“Pertumbuhan DPK yang konsisten, terutama di tengah perlambatan industri, mencerminkan tingginya tingkat kepercayaan nasabah terhadap Amar Bank. Hal ini menjadi fondasi utama yang memastikan ketersediaan likuiditas yang stabil dan mencukupi untuk mendukung seluruh aktivitas operasional dan ekspansi bisnis perusahaan,” tambah David.
Selain DPK, Amar Bank juga mencatat kinerja positif di sektor digital lending. Per Juni 2025, nilai penyaluran kredit digital mencapai Rp3,55 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa strategi digitalisasi yang diusung perusahaan tetap relevan dan mampu menjawab kebutuhan pasar, terutama segmen underserved yang menjadi fokus Amar Bank.
Dengan mengandalkan teknologi dan analitik data, Amar Bank terus memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau oleh layanan perbankan konvensional. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pionir dalam inklusi keuangan berbasis digital. ***





.jpg)









