• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Jumat, November 21, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Liputan Khusus

Empowering Gen Y

oleh Sandy Romualdus
26 Maret 2015 - 00:00
14
Dilihat
Empowering Gen Y
0
Bagikan
14
Dilihat

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Saat ini, tidak dapat dipungkiri, kehadiran Generasi Y di perusahaan-perusahaan sudah mulai mewarnai dan mempengaruhi kebijakan internal. Generasi yang lahir pada akhir dekade 80-an hingga dekade 90-an ini memang memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu Generasi X yang lahir di periode 70-an hingga awal 80-an dan Generasi Baby Boomers yang lahir di dekade 60-an hingga 70-an awal.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan mayoritas pimpinan dan manajer di perusahaan-perusahaan termasuk bank, pada saat ini adalah mereka yang masuk Gen Boomers dan Gen X. Meski begitu ada gap ekspektasi antar generasi –yang tidak terlihat namun dirasakan menjadi bahaya laten buat perusahaan. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah gap itu dibiarkan saja menganga di suatu perusahaan? Bagaimana Boomers seharusnya bersikap/membuat kebijakan? Apakah Gen Y bisa tetap mempertahankan sikapnya itu?
Ketiga pertanyaan tersebut akan dibahas dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan pertama, perlu kiranya dijabarkan bahwa gap tersebut tidak seharusnya dibiarkan. Sebab jika terjadi baik terang-terangan maupun terselubung, maka yang akan rugi adalah pihak ketiga yaitu pihak perusahaan.
Diakui, Boomers kerap merasakan dan menyaksikan sikap-sikap Gen Y yang tidak sesuai harapan mereka. Seperti ketika menugasi Gen Y dan tidak ditanggapi secara sungguh-sungguh, atau saat menjumpai hasil kerja Gen Y yang ternyata salah (terkait waktu dan kualitas) namun yang bersangkutan tidak merasa menyesal.
Namun demikian, semua pihak harus sepakat bahwa gap yang ada perlu dikurangi, jika tidak bisa dihilangkan sama sekali. Karena di lain pihak, Gen Y sendiri yang tidak akan nyaman dalam bekerja ketika sikap dan tindakannya dianggap tidak sesuai standar Gen Boomers atau Gen X.
Pertanyaan kedua, bagaimana Gen Boomers seharusnya bersikap/ membuat kebijakan? Gen Y memang diakui memiliki sikap dan ciri seperti yang kita bisa lihat pada umumnya yaitu cuek, percaya diri terlalu tinggi, intens berkomunikasi dengan peer group-nya yang terkadang tidak memperhatikan orang-orang di sekitarnya, kurang memiliki empati terhadap kesalahannya dan lain-lain.
Namun demikian mereka juga memiliki potensi yang positif yang kalau dikelola sesuai dengan perasaan dan harapannya dapat memberikan konstribusi tinggi pada perusahaan (bank). Misalnya, daya tahan (endurance) Gen Y yang tinggi, sikap yang ingin cepat dalam melaksanakan tugas, sikap yang ingin cepat sukses dsb. Potensi positif yang dimiliki oleh Gen Y ini yang perlu dimanfaatkan oleh seniorseniornya sehingga bermanfaat bagi perusahaan.
Boomers dapat bersikap atau membuat kebijakan terhadap kehadiran Gen Y antara lain sebagai berikut: Pertama, Berdayakan Gen Y dengan sosialisasi budaya kerja yang dikemas dengan metode games menarik dan role play. Dengan posisi Gen Boomers yang sebagian besarsebagai manajer atau pimpinan,mereka dapat mengambil kebijakankebijakanyang sifatnya empowering tersebut. Sosialisasi budaya kerja secara game dan role play yang bedabedajuga ahrus dilakukan reguler. Atau, masing-masing unit kerja ditugaskan untuk menyelenggarakan sosialisasi tersebut di ruang terbuka (outdoor). Kunci suksesnya ada pada cara-cara masa kini.
Kedua, wadahi dengan membentuk beragam komunitas. Jika perusahaan itu besar dapat membuat beberapa komunitas tertentu seperti Futsal, Bola Basket, memancing, Badminton, Climbing, tenis dan lainnya. Mengapa perlu? karena karakteristik Gen Y tidak dapat lepas dengan komunitasnya. Silahkan lihat cara Gen Y dalam mempergunakan waktu luangnya. Tidakdapat lepas dari gadget dan peralatanelektronik lainnya.
Ketiga, perjelas target kerja dan padatkan. Mengapa? Karena sesungguhnya Gen Y memiliki potensi yang baik (baca tinggi). Hal ini dapat dilihat pada daya tahan (endurance) yang baik, lulus sarjana di usia muda, pola kerja serba ingin cepat dan lainnya.
Jika target kerja tiap harinya tidak jelas, atau tidak padat, maka mereka pasti mempergunakan waktu luangnya dengan media sosial. Di samping itu, jika target kerjanya padat dan jelas, perusahaan akan diuntungkan banyak. Output kerja menjadi bertambah.
Keempat, Management by example. Gen Y memiliki sikap kritis dan berani menyampaikan. Berbeda dengan Gen Boomers yang dalam banyak hal tidak berani atau kurang berani menyampaikan kesalahan atasannya, Gen Y tidak segan-segan bertanya dan mengkritisi atasannya. Dalam kondisi seperti ini, manajemen dengan contoh akan menjadikan Gen Y lebih serius dan fokus pada tugasnya.
Lalu, pertanyaan ketiga atau terakhir, apakah Gen Y bisa tetap mempertahankan sikapnya yang memang berakar dari sistem pendidikan (berasal dari orang tua dan sistem sosial) dan nilai-nilai di era teknologi informasi? Jawabannya adalah ya tapi dengan penyesuaian. Mereka juga harus menyesuaikan dengan budaya perusahaan di mana mereka bekerja, menyesuaikan dengan gaya komunikasi dan kepemimpinan atasannya, menye-suaikan dengan tuntutan tugas dan dengan ketentuan lainnya. Dengan begitu gap antar generasi bisa dihilangkan dan perusahaan diuntungkan.

 
 
 
 
Sebelumnya

BII Kembali Fasilitasi Pembiayaan Syariah ke Garuda Indonesia

Selanjutnya

Menyebar Uang Muka 1 Persen

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Banyak Suka Menjadi Mandirians

Banyak Suka Menjadi Mandirians

oleh Sandy Romualdus
4 Februari 2020 - 17:25

Bekerja di Bank Mandiri berarti mendapatkan gaji mentereng, masa depan terjamin dan banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat.

Rahasia Membentuk Mandirian Tangguh

Rahasia Membentuk Mandirian Tangguh

oleh Sandy Romualdus
4 Februari 2020 - 17:17

Strategi pengembangan pegawai yang dilakukan Bank Mandiri tahun-tahun sebelumnya telah membuahkan hasil fantastis.

Ketika Mandirians Mengambil Alih Panggung

Ketika Mandirians Mengambil Alih Panggung

oleh Sandy Romualdus
4 Februari 2020 - 17:08

Satu dekade belakangan banyak perusahaan di industri keuangan mengincar lulusan Bank Mandiri.

Gadai Emas Syariah

Inovasi Gadai Emas “Zaman Now”

oleh Sandy Romualdus
7 Maret 2018 - 00:00

Tidak mau tergilas zaman, Pegadaian berbenah dan meluncurkan aplikasi online untuk bisnis gadai emas serta inovasi lainnya. 

Sistem Pembayaran Tunai Dominasi Transaksi Harbolnas

Sistem Pembayaran Tunai Dominasi Transaksi Harbolnas

oleh Stella Gracia
16 Desember 2016 - 00:00

Jumlah transaksi tunai melalui ATM dan cash on delivery (COD) masih besar, sebab masih ada ketakutan yang besar pada masyarakat...

Ketika Moneter-Fiskal Tak Seiring

oleh Sandy Romualdus
24 November 2016 - 00:00

Kebijakan fskal saat ini tengah naik daun dan mendominasi perekonomian, untuk mendorong pertumbuhan.

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Menyebar Uang Muka 1 Persen

Menyebar Uang Muka 1 Persen

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance