JAKARTA, Stabilitas.id – majoo, mengumumkan pendanaan putaran pertama seri A senilai $ 10 Juta atau setara dengan Rp 149 Miliar. Putaran pendanaan Seri A dipimpin oleh investor teknologi global yang dirahasiakan dengan partisipasi dari deretan investor prominent lainnya seperti BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital dan Xendit.
Sejak peluncurannya, majoo mencatatkan akumulasi nilai transaksi sebesar 166 juta transaksi UMKM atau setara dengan $940 Juta.
Founder & CEO majoo Indonesia, Adi Wahyu Rahadi mengatakan, dengan pendanaan ini, majoo akan terus memperluas pasar di Indonesia, dengan menawarkan solusi komprehensif untuk UMKM dalam menjalankan operasional bisnis dan membantu menumbuhkan bisnis mereka.
BERITA TERKAIT
Fokus utama majoo setelah pendanaan seri A adalah untuk terus berinvestasi pada produk dan talenta demi hadirkan solusi dan layanan terdepan untuk UMKM Indonesia.
Tak hanya itu, majoo akan mendorong akselerasi dari visi perusahaan untuk memperkuat posisi majoo di market dengan memperkaya ekosistem majoo dengan kerjasama dari berbagai sektor industri strategis, seperti jasa keuangan, e-commerce, dan layanan lainnya.
Sementara Adrian Li, Founder & Managing Partner, AC Ventures mengatakan, sebagai thesis-driven investor, tim pendiri majoo, product-market fit yang jelas, dan metrik pertumbuhan yang melonjak selama masa pergolakan pasar membuat kami bangga menjadi investor institusi pertama mereka.”
Disisi lain, Dan Bertoli, partners Quona Capital mengatakan sangat senang dan tertarik dengan produk yang majoo, yakni fitur pembayaran dan layanan dukungan yang dikembangkan sendiri dan fitur ini adalah yang terbaik di pasar. Kami yakin majoo akan menjadi yang terdepan untuk layanan POS di Indonesia.
Sebagai penutup, CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja percaya diri bahwa value sinergi majoo dan BRI sebagai financial institution MSME terbesar di Indonesia akan membantu digitalisasi MSME di Indonesia dengan layanan majoo dan BRI.
“Hal ini sejalan dengan komitmen BRI Ventures untuk terus mendorong inklusi keuangan di Indonesia di era digital ini dan menciptakan pemberdayaan SME yang berkelanjutan.” tutupnya.***





.jpg)










