JAKARTA, Stabilitas.id – Pemerintah Republik Indonesia berhasil mendorong percepatan dialog ekonomi strategis dengan Amerika Serikat (AS) melalui pertemuan awal yang berlangsung di Washington DC. Delegasi Indonesia bertemu langsung dengan Ambassador Jamieson Greer dan Howart Lutnick, dua menteri di AS guna membahas isu kebijakan tarif dan memperkuat kemitraan ekonomi bilateral.
Langkah cepat dan strategis ini mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah AS. Dalam pertemuan dengan perwakilan United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce AS, kedua pihak (Indonesia-AS) menyepakati bahwa pembahasan isu tarif dan kerja sama perdagangan kedua pihak akan segera difinalisasi.
“Pihak AS telah menyepakati bahwa isu kebijakan tarif dan kerja sama bilateral Indonesia–AS akan dibahas dan diselesaikan dalam waktu 60 hari ke depan,” ujar Menko Airlangga, sebagaimana dalam rilis resmi Kemenko Perekonomian yang dikutip Senin (21/4).
Dalam dialog tersebut, Indonesia menyampaikan beberapa inisiatif strategis untuk menciptakan perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade), di antaranya peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan EPC, serta mengoptimalkan kerja sama terkait sektor critical minerals. Pemerintah juga mengusulkan pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan dari kedua negara dan kemudahan prosedur impor produk AS ke Indonesia, serta beberapa investasi strategis di kedua negara.
Pemerintah RI juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services. Selain itu juga menekankan pentingnya penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di AS. Juga pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.
Dalam dialog tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan proposal konkret Indonesia untuk komitmen peningkatan impor produk energi dan pertanian dari AS yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi di Indonesia, serta dukungan terhadap kerja sama di bidang critical minerals.
“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Menko Airlangga.
Langkah konkret yang ditawarkan Indonesia mendapat respons positif dari pihak AS. Secretary Lutnick menyatakan apresiasinya terhadap pendekatan Indonesia yang dinilai lebih nyata dan saling menguntungkan. “Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” ungkap Secretary Lutnick.
Selain membahas kebijakan tarif, Indonesia juga menyampaikan kesiapan untuk menyelesaikan isu-isu non-tariff barrier (NTB) yang selama ini menjadi perhatian pelaku usaha AS. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk menyusun jadwal teknis pembahasan detail bersama Department of Commerce (DoC) dan USTR, dengan target penyelesaian negosiasi dalam 60 hari ke depan.
Tim negosiasi RI yang turut hadir mendampingi Menko Airlangga yakni antara lain Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Tim Perwakilan Kemenko Perekonomian, Tim Perwakilan Kementerian Perdagangan, dan TIm dari KBRI.***





.jpg)









