JAKARTA, Stabilitas.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyambut baik rencana investor global produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla Inc untuk membangun proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS).
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan, saat ini Indonesia memang tengah menjadi salah satu negara tujuan investasi. Di tahun 2020, realisasi investasi tercatat senilai Rp 826,3 triliun, tumbuh 2,06% yoy.
Sementara di 2021 tumbuh 9,0% yoy menjadi Rp 901,02 triliun. Bahkan, dari data tersebut, investasi asing tahun tumbuh paling besar, yaitu 10% yoy atau Rp 454 triliun. Di tahun ini, pemerintah menargetkan dapat merealisasikan investasi sebesar Rp 1.200 triliun.
BERITA TERKAIT
Menurut Arsjad, peluang mencapai angka tersebut tidak mustahil, apalagi ada dua momen potensial bagi Indonesia, dimana negara ini menjadi Presidensi G20 dan Business 20 (B20).
“Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang bisa menjadi tuan rumah G20-B20, ini tentunya tidak akan disia-siakan untuk menarik investasi di segala bidang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (2/4).
Tahun lalu, sejumlah perusahaan sudah mengumumkan investasi berbasis di Indonesia. Contohnya antara lain investasi dari konsorsium Hyundai Motor Company-LG Energy Solution senilai US$ 1,1 miliar untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik.
Investasi ini bahkan telah dimulai dengan pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat. Pada segmen ini, pemerintah juga telah mengantongi komitmen investasi dari Hon Hai Precision Industry alias Foxconn.
Di sektor batubara, pada November 2021 Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berhasil mengunci komitmen investasi senilai US$ 15 miliar dari Air Products and Chemical Inc dari Uni Emirat Arab.
Kemudian Philip Morris International melalui perusahaan afiliasinya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) pada November 2021 lalu juga mengucurkan US$ 166,1 juta untuk berinvestasi membangun fasilitas produksi produk tembakau yang dipanaskan yang juga berbasis inovasi dan riset.
Investasi berbasis inovasi lain yang mesti diakselerasi, lanjut Arsjad, adalah teknologi digital. Oleh karena itu, KADIN sangat mendukung investasi berbasis teknologi digital ini. Di tahun 2025, nilai pertumbuhan ekonomi digital diproyeksikan dapat mencapai US$ 146 miliar.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy setuju bahwa inovasi berbasis inovasi merupakan salah satu prioritas yang harus dimunculkan dalam G20 dan B20 di Indonesia tahun ini.
Tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, investasi ini juga turut mengakselerasi penciptaan serta penerapan inovasi dan teknologi baru yang mendorong terciptanya ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.***





.jpg)










