• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Jumat, November 21, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Kalah dari Thailand, Malaysia dan Vietnam, Kemendag Dorong Peningkatan Kinerja Logistik

Kendati ada sejumlah perbaikan di dua tahun berikutnya, dan mengerek peringkat kinerja logistik Indonesia ke posisi 46 di 2018, posisi tersebut masih di bawah Thailand (32), Malaysia (41) dan Vietnam (39).

oleh Stella Gracia
11 November 2021 - 19:55
34
Dilihat
Kalah dari Thailand, Malaysia dan Vietnam, Kemendag Dorong Peningkatan Kinerja Logistik
0
Bagikan
34
Dilihat

JAKARTA, Stabilitas.id – Indonesia berpotensi menghadapi gejolak harga pada beberapa wilayah karena merupakan negara kepulauan. Salah satu indikator adalah peran sektor distribusi yang belum maksimal dalam membangun rantai pasok.

Oke Nurman, Dirjen Perdaganan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan mengatakan, rantai pasok sangat berperan penting dalam dalam memenuhi ketersediaan barang dan stabilisasi harga pada berbagai wilayah.

Dia mengutip Survei Logistics Performance Index (LPI) World Bank menyebutkan di tahun 2014 posisi Indonesia terkait kinerja logistik berada di peringkat 57 dari 155 negara. Dua tahun kemudian, di 2016 posisi Indonesia malah mengalami penurunan kinerja sehingga posisi peringkat logistik melorot ke 63.

BERITA TERKAIT

Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Rantai Pasok, Menko Airlangga Teken Dua Memorandum Strategis bersama Menteri Perdagangan RRT

LPPI Dorong Penguatan Aturan BNPL agar Tidak Jadi Bomerang bagi Pengguna

Perlindungan Data Pribadi dalam Bisnis Paylater Sangat Penting, OJK Terus Wanti-wanti Risikonya

Kemendag Beri Apresiasi 11 Importir Produk Indonesia di PEA

Kendati ada sejumlah perbaikan di dua tahun berikutnya, dan mengerek peringkat kinerja logistik Indonesia ke posisi 46 di 2018, posisi tersebut masih di bawah Thailand (32), Malaysia (41) dan Vietnam (39).

“Jadi walau ada perbaikan peringkat secara global meningkat, di kawasan Asean Indonesia malam turun dari peringkat 4 ke 5,” ungkap Oke Nurman dalam Virtual Seminar yang digelar Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dengan Tema ‘Membangun Rantai Pasok dan Operasional yang Efektif dan Efisien, Kamis (11/11/2021).

Oke menyebutkan, ada beberapa komponen biaya logistik yang terus memicu beban biaya tinggi. Pada industri manufaktur masih didominasi biaya transportasi, diikuti biaya gudang, juga harga sewa kontainer yang terus membengkak akibat pandemi, serta frekuensi pelayaran nasional yang menurun berdampak pada sewa kontainer.

“Untuk mengatasi masalah tersebu perlu strategi efisiensi atas biaya logistik yang memang perlu diperhatkan. Antara lain tata kelola pelabuhan, infrastruktur, tracing, integrated logistic services yang saat ini memang sedang dibangun pemerintah,” ungkap Oke.

Kemendag melalui Direktorat Perdagangan Dalam Negeri dalam membangun rantai pasok, akan membentuk jaringan logistik nasional antara lain dengan menyiapkan atau revitalisasi beberapa sarana perdagangan.

Sementara itu, kebijakan perdagangan antar pulau juga menjadi hal yang patut diperhatikan karena ada 17.500 pulau. “Konektivitas adalah tantangan dalam rantai distribusi barang pokok dan barang lainnya terutama dari daerah 3T (terpencil, terluar, dan perbatasan),” katanya.

Sesuai amanat Perpres No 26 tahun 2012 tentang Blueprint Sistem Logistik Nasional, dalam rangka menyiapkan pusat distribusi di regional maupun propinsi, Kemendang telah membangun 5.480 pasar sebagai rantai akhir di sektor hilir.

Selain Perpres No 26 tahun 2012, penguatan logistik nasional juga ada UU No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan, juga Instruksi Presiden No 5 Tahun 2020 tebtabg Penataan Ekosistem Sislognas, yang turunan dijabrkan dalam bentuk Permendag No 17 Tahun 2021 tentang Eksportir dan Importir yang Bereputasi Baik, dan Permendag No 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

“Prosses bisnisnya sebagaimana dimaksud dalam UU No 92 ini melalui INSW, di mana ketentuan kewajiban pelaporan manifesto domestik mulai diberlakukan besok 12 Nov 2021. Tentu semuanya masih kita inventariskan berbasis dari pengalaman sebelumnya,” papar Oke.

Oke menambahkan, akan ada beberapa hambatan dan kendala terutama dalam penerapan sistem logistik nasional ini. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah disiplin pelaku logistik .

“Di tingkat kepatuhan pelaku usaha, dalam menyampaikan daftar muatan saat melakukan kegiatan perdagangan antar pulau masih sangat kecil dan rendah. Sampai saat ini baru 80 dari 166 pelaku usaha yang terdaftar yang sudah terintegrasi ke INSW yang patuh ikuti aturan,” sebutnya.

Sementara itu, Sislognas juga berkaitan dengan pelaku distribusinya. “Jadi ada daftar muatan yang masuk ke INSW ini belum ternyata belum dijadikan referensi bagi penerbitan shipping instruction,” imbuhnya.

Kurangi Ketimpangan

Mustofa Kamal, General Manager Operational PT Bimaruma Jaya – Member Korindo Group, di kesempatan Virsem LPPI itu mengatakan, PDB Indonesia masih didominasi wilayah Jawa (58.75 persen) dan Sumatera (21.36 persen) menjadi cerminan bahwa ada ketimpangan yang salah satunya dipicu oleh faktor suplay chain secara nasional.

Ada tiga faktor pemicu. Pertama dan yang signifikan adalah infrastruktur. “Ini bukan hanya jalan yang dibangun pemerintah tetapi juga pelabuhan, baik secara fisik maupun system,” katanya.

Kedua adalah regulasi, sebagai faktor yang pengaruhi percepatan rantai pasok nasional. Lalu terakhir adalah birokrasi. “Saat ini pemerintah berupaya memangkas birokrasi yang sebelumnya terjadi agar bisa merasakan pemerataan baik dari sisi produk maupun jasa yang berdampak secara nasional,”imbuh Mustofa.

Dia menjelaskan, pemerataan dimaksud adalah komoditas. Sebab, komoditas dari masing-masing daerah yang menghasilkan produk tertentu tidak sama dengan yang lainnya. Dia mencontohkan, di Brebes Jawa Tengah, suplay bawang berlimpah, tetapi di daerah lain sangat sulit dapatkan jenis produk tertentu. “Ini yang tidak membuat rantai pasok skala nasional kita berjalan dengan baik,” katanya.

Di sisi lain, delivery cost di Indonesia sangat unik dan sekaligus membuat shock. “Shipping cost antara Jakarta dan China, 400 dolar. Sedangkan kita mengiirim dari Tanjung Priok ke Padang kurang lebih 600 dolar, ke Banjarmasin 650 dlar, dan lebih mahal lagi biaya yang kita keluaran kalau produk kita kirim ke Jayapura, bisa 1000 dolar. Miris sekali dengan kondisi sekarang,” imbuhnya.

Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak untuk bisa melihat apa saja yang bisa dilakukan untuk minimalisir biaya delivery tersebut. Sebab ada sejumlah tantangan dalam rantai pasok yang harus dihadapi bersama.

“Pastinya belum terintegrasi Sislognas, lalu tidak seimbangan basis industri antara Jawa dan luar Jawa. Kemudian rantai distribusi yang panjang sehingga menimbulkan ekonoi biaya tinggi. Sementara pemahaman akan manajemen rantai pasok masih sangat minim, diperberat dengan tidak meratanya pembangunan infrastruktur nasional,” pungkas Mustofa.***

Tags: #KemendagKinerja LogistikOke NurmanRantai PasokVirsem LPPI
 
 
 
 
Sebelumnya

Strategi Rantai Pasok Energi, Elnusa Ungkap Elemen Penting dalam Bisnis Proses Perseroan

Selanjutnya

Wimboh Ingatkan Masyarakat Berhati-hati dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjol

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:14

Stabilitas.id – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui tim SIG CSIRT (Computer Security Incident Response Team) berhasil meraih Juara...

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

oleh Sandy Romualdus
21 November 2025 - 11:03

Stabilitas.id — Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tercatat mencapai Rp479,7 triliun atau 2,02% terhadap PDB hingga akhir...

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

oleh Sandy Romualdus
21 November 2025 - 10:13

Stabilitas.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mencari solusi hunian masa depan yang adaptif, berkelanjutan, dan relevan dengan...

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

oleh Sandy Romualdus
20 November 2025 - 19:14

Stabilitas.id – Percepatan transisi energi dan pesatnya transformasi digital mendorong kebutuhan sistem kelistrikan yang makin andal dan fleksibel. Menjawab tantangan...

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 11:11

Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2025 tetap kuat di tengah ketidakpastian global. Meski...

BI Tahan Suku Bunga, Perkuat Intervensi dan Likuiditas Dorong Kredit Sektor Riil

BI Tahan Suku Bunga, Perkuat Intervensi dan Likuiditas Dorong Kredit Sektor Riil

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 10:59

Stabilitas.id - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18–19 November...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

 Bank Mandiri Akselerasi Program 3 Juta Rumah Melalui Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

Sinergi Keadilan Restoratif: Jamkrindo Siapkan Pelatihan dan Pembiayaan untuk Peserta Pidana Kerja Sosial

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Kemenkeu, Bank Sentral dan OJK Optimalkan Kebijakan Stimulus

Wimboh Ingatkan Masyarakat Berhati-hati dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjol

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance