Jakarta – PT Medco Energi International Tbk (MEDC) berencana menerbitkan obligasi (bonds) di atas US$450 juta. Penerbitan surat utang itu akan digunakan untuk membayarkan total hutang perusahaan yang jatuh tempo pada tahun ini dan sebagai belanja modal (capital expenditure).
"Perusahaan juga mencadangkan posisi kas per 31 Desember 2012 setidaknya 730 juta dolar AS," kata Direktur Keuangan MEI Syamsurizal Munaf usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (9/5).
Syamsu memaparkan bentuk obligasi tersebut pertama dalam bentuk rupiah bonds. Rencananya diterbitkan pada kuartal kedua tahun ini yang jumlahnya diperkirakan sekitar US$230 juta.
BERITA TERKAIT
Terkait hal itu, hingga saat ini perusahaan tengah meminta persetujuan resmi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Penjamin pelaksana emisinya di antaranya DBS Veickers Securities Indonesia, Mandiri Sekuritas, dan Standard Chartered.
Obligasi kedua merupakan obligasi berkelanjutan. Jumlahnya rencananya sekitar US$70 juta. Penjamin pelaksana emisinya adalah PT Bahana Securities. Sementara obligasi ketiga rencananya dalam bentuk dolar Singapura yang jumlah diperkirakan sekitar US$150 juta. Syamsu memperkirakan penerbitannya sekitar kuartal keempat tahun ini.
“Penasihat keuangan (financial advisor) yang sedang diseleksi antara lain UBS, Credit Suisse, JP Morgan, dan Standard Chartered,” katanya.
Perusahaan energi ini memiliki total hutang mencapai US$1,3 miliar. Hutang perusahaan dari sisi perbankan mencapai US$879 juta, dan dari sisi obligasi sekitar US$419 juta. Hutang MEI di perbankan yang akan jatuh tempo tahun ini sekitar US$413 juta dolar AS. Total hutang obligasi dalam bentuk medium term notes dan obligasi konvensional sekitar US$120,5 juta.
Selain penerbitan obligasi, manajemen sudah memiliki pinjaman siaga dari konsorsium perbankan nasional, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia sekitar US$390 juta dengan tenor lima tahun. Berikutnya kas sejumlah US$704 juta dolar AS.
Direktur Utama MEI Lukman Mahfoedz memaparkan perseroan terus menjajaki peluang untuk membeli aset yang sudah berproduksi. Hal ini untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dengan harga yang realistis berdasarkan penilaian komersil. “Kami utamakan aset tersebut dapat dikuasai MEI sebagai operator utama,” katanya.





.jpg)










