“Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, kita meminjamnya dari anak cucu kita.” Pepatah Indian kuno itu terasa kian relevan di tengah perdebatan global soal iklim, energi, dan masa depan perekonomian. CIMB Niaga menjawab pesan itu dengan langkah nyata—menanam, mendidik, membiayai, dan menggerakkan ribuan orang untuk menapaki masa depan yang lebih hijau dan adil.
Oleh Romualdus San Udika
Bagi dunia perbankan, keberlanjutan bukan lagi jargon. Ia menjadi kompas strategis, penentu arah, bahkan syarat keberlangsungan bisnis. Hans Jonas, filsuf etika abad ke-20, pernah mengingatkan bahwa tindakan hari ini harus memperhitungkan dampaknya terhadap kelangsungan hidup generasi mendatang. Pesan ini menembus ruang rapat direksi bank, karena modal yang digelontorkan bukan sekadar angka kredit, melainkan keputusan yang bisa memengaruhi jalannya transisi energi, kualitas pendidikan, hingga daya tahan lingkungan. Aristoteles menambahkan lapisan makna: tujuan tertinggi manusia adalah kebaikan, dan itu hanya dapat dicapai dalam harmoni dengan alam serta sesama.
Ketika Ban Ki-Moon, Sekjen PBB periode 2007–2016, berkata bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa keberlanjutan lingkungan, ia seolah menggarisbawahi misi yang kini diemban CIMB Niaga: menjadikan pertumbuhan hijau sebagai inti strategi. Berlandaskan gagasan “Banking for the Future”, CIMB Niaga mengarahkan investasi dan modal ke pembangunan berkelanjutan. Dan kini memasuki usia 70 tahun pada 2025, bank ini mengemas filosofi tersebut menjadi praktik nyata dalam produk, program, dan tata kelola.
BERITA TERKAIT
Dari Komitmen Global ke Aksi Nasional
CIMB Niaga tidak berjalan sendiri. Sebagai bagian dari CIMB Group, bank ini ikut dalam inisiatif internasional seperti Net Zero Banking Alliance (NZBA) yang menargetkan operasional netral karbon pada 2030 dan portofolio net zero pada 2050. Secara khusus, Grup menetapkan phase-out pembiayaan batu bara pada 2040.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menegaskan arah tersebut. “CIMB Niaga berkomitmen untuk mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola ke dalam setiap kegiatan usaha. Komitmen ini bukan sekadar kepatuhan, tetapi strategi jangka panjang untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya dalam sebuah kesempatan.
Translasi janji global itu terlihat jelas dalam laporan keberlanjutan 2024. Portofolio pembiayaan berkelanjutan—yang dikategorikan dalam Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KKUB)—mencapai Rp59,12 triliun, atau sekitar 26 persen dari total pembiayaan.
Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan indikator bahwa modal kerja bank mulai mengalir ke sektor yang sejalan dengan transisi hijau: energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan infrastruktur sosial.
Sejak 2020, peta jalan keberlanjutan CIMB Niaga dipercepat melalui Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang diperbarui untuk periode 2024–2028. Dokumen ini merinci target dekarbonisasi di sektor-sektor intensif karbon seperti semen, kelapa sawit, energi, dan minyak & gas.
Kebijakan batubara menjadi salah satu sorotan. CIMB Niaga menegaskan tidak lagi memberikan pembiayaan untuk proyek tambang baru maupun PLTU baru, dengan rencana menghapus seluruh eksposur batubara pada 2040. “Dengan roadmap dekarbonisasi yang jelas, kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan CIMB Niaga tetap berkelanjutan, sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan masyarakat,” tegas Lani Darmawan.
CIMB Niaga berkomitmen mencapai net zero emisi GRK Scope 1 & 2 sebelum 2030, dan net zero penuh (termasuk Scope 3) pada 2050. Target ini konkret: pengurangan eksposur pembiayaan batubara hingga 50 persen dari baseline 2021, penurunan intensitas emisi di sektor semen 36 persen, sawit 16 persen, listrik 38 persen, properti 34 persen, serta minyak dan gas 16 persen. Tidak ada pembiayaan baru untuk tambang batubara sejak Desember 2021. Ini sejalan dengan komitmen CIMB Niaga menegakkan prinsip No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE).
Komitmen Sosial & Lingkungan CIMB Niaga (2020–2024)
- Target dana hijau: RM100 miliar (Rp208 triliun)
- Pembiayaan KKUB: Rp59,12 triliun (26% portofolio)
- Bambu: 15.875 bibit ditanam (target 2028)
- One House One Tree: 8.100 pohon ditanam
- Jam sukarela karyawan: 100.000 jam/tahun
- Investasi sosial: RM150 juta (Rp520 miliar/5 tahun)
- Petani bambu dilatih: 172 orang
- UMKM perempuan & disabilitas: 50+ didukung

Menyentuh Kehidupan: Dari Sekolah hingga Hutan Bambu
Salah satu inisiatif paling ikonik adalah program penanaman bambu bersama KEHATI. Di Desa Ngargoretno, Jawa Tengah, bank menargetkan penanaman 15.875 bibit bambu di 27 hektare lahan, dengan 10.080 bibit berasal dari CIMB Niaga sendiri. Bambu dipilih karena multifungsi: penyerap karbon, penahan erosi, sekaligus sumber ekonomi kreatif.
Selain itu, program “One House One Tree” sejak 2023 mengajak nasabah KPR menanam pohon untuk setiap rumah yang dibiayai. Sejauh ini, lebih dari 8.100 pohon tertanam.
Fransiska Oei, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga menegaskan, program penanaman bambu adalah simbol keberlanjutan. “Ia menjaga lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat,”katanya.
Kisah warga pun menguatkan. Aldi, seorang petani muda di Kulon Progo, mengaku hidupnya berubah setelah ikut pelatihan olah bambu. “Saya dulu pikir bertani itu stagnan. Sekarang tahu kalau bisa bikin produk bambu dan punya penghasilan dari situ.”
Cerita yang sama juga bergema dari Desa Ube 1, Ngada, Nusa Tenggara Timur. Sore itu, tiga perempuan berjalan sambil bercakap di jalan setapak Desa Ube 1, di tengah hamparan bukit gersang. Warga sibuk mengangkut ribuan bibit bambu, sebagian di motor, sebagian dipanggul di kepala menuju lokasi tanam. “Saya tidak pikir uang dari tanam bambu. Tapi saya mau tabung air buat anak cucu,” tutur Mama Maria (63), anggota kelompok Tara Wali. Baginya, menanam bambu adalah warisan hidup untuk generasi berikutnya.
Bambu bagi orang Ngada bukan sekadar tanaman, melainkan bagian dari adat dan martabat. Dalam tradisi meminang, tiga hal yang wajib ditanyakan adalah rumah adat, tanah, dan rumpun bambu. Tak heran, perempuan menjadi pewaris hutan bambu keluarga, sementara lelaki hanya menjaga.
Kini, bersama Yayasan Bambu Lingkungan Lestari dan KEHATI, warga Ube 1 menanam lebih dari 10.444 bibit di 52 hektare lahan. Hasilnya nyata: mata air yang dulu kering kembali mengalir berkat akar bambu yang mengikat air. “Anak cucu harus menikmati mata air, bukan air mata,” kata Hendrikus Wika, Ketua Kelompok Tara Wali.
Dari desa-desa di Jawa hingga pelosok NTT, bambu menjelma menjadi pengikat harmoni antara ekologi dan ekonomi. Ia bukan sekadar penahan erosi atau peneduh kampung, melainkan simbol harapan baru.
Selain lingkungan, CIMB Niaga menargetkan investasi Rp520 miliar dalam 5 tahun untuk program komunitas, dengan dedikasi 100.000 jam sukarela karyawan per tahun hingga 2024. Fokus diarahkan ke wilayah tertinggal, khususnya Indonesia Timur.
Di NTT, CIMB Niaga bekerja sama dengan UNICEF dalam pencegahan stunting, melatih 172 petani bambu, serta memberdayakan 20 penyandang disabilitas menjadi barista dan pengusaha. “Kami tidak hanya bicara keberlanjutan, kami ingin menjadi bagian dari solusi. Pendidikan, kesehatan, hingga UMKM adalah cara kami memastikan pertumbuhan yang inklusif,” ujar Fransiska.
Hal ini penting mengingat keberlanjutan tidak hanya soal lingkungan. Maka gerakan Kejar Mimpi pun menjadi salah satu andalan CIMB Niaga. Lewat Kejar Mimpi, CIMB Niaga menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan dan bisnis, tapi juga tentang mencetak generasi muda yang kuat, sehat, dan siap mewujudkan mimpinya. Program ini mengunjungi sekolah-sekolah di berbagai kota, mengedukasi ribuan pelajar tentang literasi keuangan, gizi, hingga pencegahan stunting.
Di Palembang, seorang guru menuturkan betapa antusias siswa mengikuti sesi literasi gizi. “Kegiatan ini membuat kelas lebih hidup. Anak-anak jadi tahu pentingnya gizi seimbang dan bagaimana mengelola uang sejak dini.” Relawan pun merasakan dampaknya. “CIMB Niaga selalu menjadi enabler—mentoring, workshop, dan kegiatan yang kami jalankan membawa dampak positif langsung ke siswa dan juga kami sebagai relawan,” pungkas Ketua Komunitas Kejar Mimpi Banjarmasin Anisa Razak Khairina, dalam sebuah kesempatan, Oktober 2024 silam.
Terlihat dari suasana kegiatan Kejar Mimpi Goes To School di sebuah Sabtu pagi di SDN Pemurus Baru 3 Banjarmasin, media Oktober 2024, ratusan siswa tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang tak biasa. Ada yang larut dalam Fun Storytelling, ada pula yang sibuk mewarnai piring makan sehat dalam aktivitas Isi Piringku. Semua itu adalah bagian dari program Kejar Mimpi Goes To School yang digagas CIMB Niaga bersama Komunitas Kejar Mimpi.
Tidak hanya di Banjarmasin, gerakan ini digelar serentak di 35 sekolah di berbagai kota Indonesia. Mengusung tema Generasi Tumbuh Sehat, kegiatan ini menyatukan literasi keuangan, edukasi gizi, hingga peran orang tua dalam mencegah stunting. “CIMB Niaga memiliki perhatian besar terhadap tumbuh kembang generasi muda. Salah satu fokus kami adalah isu stunting yang berdampak pada perkembangan kognitif dan masa depan anak,” ujar Muhamad Firdaus Andjar, Head of Marketing, Brand & Customer Experience CIMB Niaga.

Mobilisasi Dana Hijau
Berlandaskan gagasan “Banking for the Future”, CIMB Niaga mengarahkan investasi dan modal ke pembangunan berkelanjutan. Sebagai bagian dari CIMB Group, bank ini menargetkan mobilisasi dana berkelanjutan sebesar RM100 miliar (Rp208 triliun) hingga 2024. Di Indonesia, portofolio KKUB telah mencapai Rp59,12 triliun atau 26 persen dari total pembiayaan.
Produk yang lahir dari strategi ini beragam.
- Sustainability-Linked Loan/Financing (SLL/F) & Sustainability Financing (SF): Rp4,77 triliun (2024).
- Green Mortgage: Rp281 miliar (2024).
- Eco Financing (CNAF): Rp814,51 miliar (2024), tumbuh 127%.
- Giro Kartini: DPK Rp509,7 miliar (2024), mendukung nasabah perempuan.
- Green Merchants: Rp6,89 miliar (2024).
Bank CIMB Niaga juga menerapkan Internal Carbon Pricing dan membeli Sertifikat Energi Terbarukan (REC) untuk menekan jejak karbon operasional.
Terbaru, medio April 2025 lalu, dalam rangka menyambut Hari Kartini 2025, CIMB Niaga menunjukkan dukungan bagi para pengusaha wanita Indonesia lewat Kartini Loan, solusi pembiayaan terbaru yang bikin bisnis makin moncer! Program ini melanjutkan kiprah Giro Kartini, rekening giro pertama di Indonesia khusus untuk wanita pengusaha, yang dirancang untuk mendukung bisnis berkelanjutan.
Kartini Loan bukan cuma soal uang! Ini adalah wujud nyata komitmen CIMB Niaga untuk mendorong pemberdayaan wanita sekaligus memperkuat bisnis yang tidak cuma untung, tapi juga berdampak positif buat masyarakat dan lingkungan. Program ini sejalan dengan regulasi POJK No. 51/POJK.03/2017 dan visi keberlanjutan CIMB Niaga menuju net zero 2050.
“CIMB Niaga siap dukung wanita pengusaha Indonesia untuk terus berkarya. Kartini Loan adalah langkah nyata kami untuk wujudkan bisnis inklusif dan berkelanjutan, khususnya dengan memberi akses keuangan yang mudah dan terjangkau,” ujar Tony Tardjo, Head of Emerging Business Banking CIMB Niaga, saat pelucnuran produk April lalu.
Kartini Loan hadir untuk nyanyi bareng semangat Hari Kartini, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lewat pembiayaan inklusif, khususnya buat wanita yang jadi tulang punggung UMKM di Indonesia. Program ini jadi bagian dari strategi CIMB Niaga untuk memperkuat portofolio berkelanjutan, menyusul suksesnya Sustainability Linked Loans, Green Mortgage, Green Sukuk Investment, dan lainnya. “Keberlanjutan adalah jantungan bisnis kami. Kami nggak cuma ngejar profit, tapi juga jaga lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang,” tegas Tony.
Selain Kartini Loan, CIMB Niaga juga aktif dukung pemberdayaan wanita lewat CSR Community Link #JadiBerkelanjutan, seperti pelatihan bisnis untuk UMKM wanita dan teman disabilitas di Indonesia Timur. Di internal, ada PERSPEKTIF, program untuk menginspirasi para leader wanita di CIMB Niaga.
Hingga Juni 2025, CIMB Niaga telah menunjukkan tajinya dalam mendukung keuangan berkelanjutan dengan menyalurkan kredit sebesar Rp57,6 triliun ke sektor Environmental, Social, and Governance (ESG). Angka ini mencakup hampir 25 persen dari total portofolio kredit bank, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2,1 persen.
Fransiska Oei, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga menegaskan, potensi pembiayaan berkelanjutan masih sangat besar. Ada tiga pendorong utama yakni regulasi pemerintah yang mendorong keuangan berkelanjutan, permintaan pasar akan produk ramah lingkungan yang terus meningkat. Serta komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi dan mendukung transisi energi. “Kesadaran pelaku usaha terhadap bisnis berkelanjutan semakin tinggi. Ini peluang besar buat kami,” ujar Fransiska akhir Agustus 2025 lalu.
CIMB Niaga nggak main-main. Bank ini optimistis portofolio ESG-nya bakal terus melesat hingga akhir 2025, sekaligus jadi pilar utama dalam mencapai visi net zero emission di tahun 2050. “Kami terus memperkuat pembiayaan berkelanjutan sambil memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” tambah Fransiska.
Dengan capaian ini, CIMB Niaga makin mantap melangkah sebagai pelopor bisnis hijau. Mulai dari mendorong transisi energi hingga memperluas pembiayaan ke sektor yang ramah lingkungan, bank ini membuktikan bahwa keberlanjutan bukan cuma wacana, tapi aksi nyata.
Pengakuan dan Harapan
Komitmen CIMB Niaga diakui publik. Pada 2024, bank meraih Best Corporate and Environmental Responsibility dari Indonesia CSR Award. ESG Rating Sustainalytics 23,5 (risiko sedang) dan S&P Global 53 menegaskan konsistensi. Terbaru, CIMB Niaga berhasil meraih penghargaan IDX Channel Anugerah ESG 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip ESG di lini bisnisnya.

Fransiska Oei, mengungkapkan rasa bangganya bisa menerima Anugerah Utama Sektor Jasa Keuangan untuk ‘Implementasi Strategi ESG Berdampak dan Berkelanjutan’. Penghargaan ini diharapkan mampu menjadi motivasi untuk terus mencapai target-target keberlanjutan CIMB Niaga, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) Indonesia pada 2060.
“Kami percaya bahwa kesadaran terhadap risiko dan peluang jangka panjang dari perubahan iklim semakin meningkat, dan penting bagi kita semua untuk terus bergerak bersama menciptakan masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya, Juli 2025 lalu.
Namun jalan ke depan tetap penuh tantangan: data emisi debitur yang belum lengkap, serta transisi energi nasional yang bergantung pada batu bara. Maka dari itu, CIMB Niaga terus memperkuat implementasi keuangan berkelanjutan dengan menggelar Sustainability Yellow Belt Learning Series bertema Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi. Sesi ini diikuti karyawan dari berbagai segmen bisnis strategis, menghadirkan Dr. Zainal Arifin, Head of Renewable Energy PT PLN (Persero), sebagai narasumber utama.
Inisiatif ini menjadi bagian dari Sustainability Academy, platform pembelajaran internal yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman karyawan terhadap pembiayaan hijau, khususnya di sektor energi terbarukan dan efisiensi energi. Materi disusun berbasis referensi regional seperti Institute of Banking and Finance (IBF), serta dikembangkan dalam modul berjenjang sesuai kebutuhan tiap fungsi kerja.
Fransiska Oei, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mempercepat agenda transisi energi nasional. “Upaya transisi dan efisiensi energi membutuhkan investasi dalam skala besar. Di sinilah lembaga keuangan memiliki peran vital untuk menghadirkan solusi pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan. Kami sangat mengapresiasi kolaborasi dengan PLN yang telah berbagi wawasan strategis kepada #teamCIMBNiaga,” ujarnya dalam Sustainability Yellow Belt Learning Series yang digelar Juli lalu.
Dalam paparannya, Dr. Zainal menyampaikan perkembangan terkini energi baru terbarukan (EBT), strategi efisiensi energi nasional, serta tantangan dan peluang pembiayaan proyek energi bersih. Dengan pengalaman panjang di sektor ketenagalistrikan, ia memberikan perspektif praktis bagi peserta agar lebih siap mendukung agenda pembiayaan transisi energi.
Program ini juga sejalan dengan semangat The Cooler Earth (TCE), inisiatif keberlanjutan CIMB Niaga untuk menghadirkan aksi nyata menghadapi perubahan iklim. Melalui TCE, bank mendorong peningkatan kesadaran seluruh pemangku kepentingan, termasuk karyawan, dalam mendukung masa depan yang hijau, inklusif, dan berkelanjutan, sesuai dengan visi #SekarangUntukMasaDepan.
Lebih dari sekadar pembelajaran internal, penguatan kapabilitas karyawan dalam memahami isu keberlanjutan memberikan manfaat nyata bagi nasabah. Dengan wawasan lebih komprehensif tentang transisi energi dan pembiayaan hijau, karyawan CIMB Niaga dapat menghadirkan layanan yang relevan, konsultatif, serta bernilai tambah bagi dunia usaha yang tengah bertransformasi menuju ekonomi rendah karbon.
Seperti ditegaskan kembali dalam pepatah, “Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, tapi meminjamnya dari anak cucu.” CIMB Niaga menjawab pesan itu dengan langkah nyata—menanam, mendidik, membiayai, dan menggerakkan ribuan orang untuk menapaki masa depan yang lebih hijau dan adil. ***





.jpg)









