JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) memperkuat ketahanan siber baik secara internal maupun dalam lingkup industri keuangan. Hal ini diwujudkan dengan peluncuran Program Budaya Keamanan Siber.
Upaya lainnya yang dilakukan BI adalah membangun pusat ketahanan siber antar lembaga Indonesia dan membangun tim respons atas insiden komputer terkait keamanan keuangan.
Inisiatif tersebut mendapat perhatian dan diapresiasi Central Banking Publication (CBP) dengan memberikan penghargaan Cyber Resilience Initiative (insiatif ketahanan siber) dalam Central Banking’s FinTech RegTech Global Awards tahun 2022.
BERITA TERKAIT
Deputi Gubernur BI, Juda Agung mengatakan bahwa ketahanan siber harus diupayakan pada aspek manusia, proses, dan teknologi. Dalam Program Budaya Keamanan Siber ini, BI tidak hanya fokus pada manusia, namun juga secara holistik sehingga dapat membangun ekosistem keuangan yang lebih kuat.
Ia juga melanjutkan, tidak ada jaminan suatu organisasi terlepas dari ancaman dunia maya, oleh karena itu perlu adanya pendekatan kemanan yang lebih kuat dan mencakup manusia, proses, dan teknologi.
Central Banking Publications (CBP) merupakan lembaga publikasi yang memfokuskan pada pembahasan kebijakan publik dan pasar keuangan, dengan penekanan pada bank sentral, lembaga keuangan internasional, serta infrastruktur dan regulasi pasar keuangan.
Inisiatif memperkuat ketahanan siber oleh BI perlu dilakukan bukan hanya dari dan untuk BI, namun juga diperlukan sinergi bersama industri keuangan dan masyarakat. Ke depan, Bank Indonesia bersama lembaga terkait serta industri keuangan berupaya memperkuat ketahanan siber guna menjaga stabilitas sistem keuangan.***





.jpg)










