Jakarta, Stabilitas–Resiko global yang datang dari Amerika Serikat dan Tiongkok diperkirakan cukup memengaruhi iklim ekonomi nasional di 2017. Tiongkok menjadi negara yang dinilai menjadi concern karena dalam waktu yang lama menjadi pelopor ekonomi global.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Bambang Brodjonegoro dalam diskusi Ekonomi, Politik, dan Keamanan dalam Negara dalam Rangka Perencanaan Strategi Bisnis 2017, di Jakarta, Kamis (15/12), mengungkapkan sentimen di tahun 2017 akan lebih baik dari tahun 2016.
“Kami lihat sentimen lebih baik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan naik sekitar 5,1 sampai 5,3 persen,”sebut Bambang.
Meskipun demikian, terdapat beberapa hal yang harus disikapi di tahun 2017 yaitu perlambatan sektor swasta dimana kredit yang kemungkinan lambat sampai 2017.
“Kredit diperkirakan melambat, selain itu penyerapan anggaran bagaimana bisa optimal mendorong ekonomi dan instrumennya, jadi bukan masalah besarannya, tapi juga alokasinya,”jelas Bambang.
Saat ini BI sudah menjalankan tugas otoritasnya dengan mengambil langkah antisipatif dengan menurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis point.
“BI sudah menurunkan suku bunga, Tinggal pelaku melihat resiko perlambatan itu menghantui resiko kredit di perbankan,”tutup Bambang.





.jpg)










