Stabilitas.id – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mencatat kinerja solid hingga kuartal III/2025 dengan pendapatan mencapai US$318,86 juta, atau melampaui target yang ditetapkan sebesar US$314,30 juta. Realisasi ini tumbuh 4,2% secara tahunan (year-on-year) dari US$306,02 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Tambahan kapasitas dari PGE Lumut Balai Unit 2 dengan daya 55 megawatt (MW) yang beroperasi penuh sejak Juni 2025 menjadi pendorong utama peningkatan pendapatan. Capaian tersebut memperkuat optimisme perseroan dalam mendukung transisi energi nasional menuju kemandirian energi bersih.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2025, PGE membukukan laba bersih sebesar US$104,26 juta, dengan EBITDA mencapai US$248,97 juta. Total aset tercatat US$2,96 miliar, sementara kas dan setara kas mencapai US$628,12 juta.
BERITA TERKAIT
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio menyampaikan bahwa hasil positif tersebut mencerminkan kemampuan perseroan dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan.
“Pencapaian ini menjadi bukti nyata kemampuan Perseroan dalam memperkuat kinerja operasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Hasil positif ini menjadi semangat kami untuk terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan mempercepat transisi menuju energi bersih,” ujar Yurizki di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Aset lancar PGE juga meningkat dari US$828,56 juta menjadi US$831,78 juta dibandingkan posisi akhir 2024. Kenaikan ini mencerminkan bisnis yang terus bertumbuh dan posisi keuangan yang semakin kokoh.
Direktur Operasi PGE Ahmad Yani menambahkan, beroperasinya proyek Lumut Balai Unit 2 memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan tahun ini.
“Kami akan terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek strategis lainnya untuk memperkuat portofolio panas bumi nasional,” katanya.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan bahwa perseroan terus mengejar target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Target tersebut, katanya, bukanlah garis akhir, tetapi langkah awal menuju kemandirian energi yang lebih luas.
“Kami menatap ke depan untuk mewujudkan target 1,8 GW pada 2033 dan mengembangkan potensi panas bumi hingga 3 GW,” ujar Julfi.
Saat ini PGE mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi. Selain proyek Lumut Balai Unit 2, perseroan juga tengah menggarap proyek Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co-generation (230 MW), serta kegiatan eksplorasi di WKP Gunung Tiga yang telah diresmikan Presiden Prabowo pada Juni 2025.
Lebih dari sekadar ekspansi kapasitas listrik, PGE juga mengembangkan bisnis beyond electricity dengan fokus pada energi rendah karbon. Pada September lalu, PGE meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu sebagai langkah awal membangun ekosistem green hydrogen di Indonesia.
Ke depan, roadmap pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol, sebagai bagian dari strategi menuju solusi energi bersih masa depan.
“Upaya ini bukan hanya untuk pertumbuhan bisnis, tetapi juga untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat melalui pemanfaatan energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan,” tutur Julfi. ***





.jpg)










