Jakarta – Indonesia sebagai negara maritim tentu menarik minat Amerika Serikat sebagai objek penelitian. Tak heran jika kedua negara ini makin meningkatkan kerja sama untuk mengembangkan penelitian bidang kelautan.
Hal itu ditandai dengan kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri AS Kerry-Ann Jones ke Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan kerja sama kedua negara terus ditingkatkan dengan melaksanakan program Indonesia Marine and Climat Support (IMACS). Program IMACS merupakan bantuan hibah dari USAID sebagai wujud kerjasama bileteral RI-AS. Dan salah satunya adalah program Marine Protected Area Governance (MPAG).
"Program MPAG merupakan program lanjutan dari program Coral Triangle Support yang bertujuan mendukung upaya pemerintah Indonesia mencapai komitmen 20 juta hektar kawasan konservasi laut," kata Sharif.
BERITA TERKAIT
Dalam kerja sama ini pemerintah AS melalui lembaga USAID memberikan bantuan hibah kepada Indonesia senilai USD 23 juta. Rencanya dana hibah diberikan dalam jangka waktu empat tahun yang terdiri kawasan konservasi USD 6 juta dan penguatan industriliasasi perikanan senilai USD 17 juta.
Sementara itu, Kerry Ann mengatakan, keberlanjutan kerja sama bidang ini akan terus ditingkatkan karena Indonesia memiliki kekayaan hayati laut. Kerry menilai jika Indonesia tepat untuk dijadikan patner kerja sama dalam penelitian bidang kelautan. Pihaknya juga telah memberikan hibah penelitian kepada tujuh peneliti Indonesia yang berasal dari berbagai perguruan tinggi untuk melakukan penelitian tentang hayati laut dan lingkungan.
"Saya yakin akan bekerja kebih baik. Saya senang dengan kemitraan kita. AS sendiri telah memberikan bantuan mengenai peringatan dini tsunami, dann pengelolaan garis pantai," kata Kerry.





.jpg)










